Persepsi Manusia dalam Psikologi | Persepsi dalam Psikologi | Ilmu Psikologi | Persepsi Psikologi |
Manusia merupakan makhluk yang diberi panca-indera sehingga dengannya ia mampu memahami dan mencerna realitas di sekitarnya. Keberadaan indera tersebut memungkinkan manusia menilai dan merespons peristiwa yang terjadi. Inilah yang kemudian melahirkan persepsi pada diri manusia. Persepsi manusia dalam Psikologi menempati posisi penting dalam menghubungkan antara dunia luar dengan personal. Lalu apa itu persepsi?
Baca Juga : Apa Itu Rasisme ? Pengertian dan Macam-Macam Tindakan Rasisme
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Baca Juga : Pendidikan Humanis Adalah? Pengertian dan Tujuan Pendidikan Humanistik Menurut Para Ahli
Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964, Woodworth dan Marquis, 1957).
Baca Juga : Bahan Ajar Adalah ? Membahas Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Karakter dan Unsur-Unsur Di Dalamnya
Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi. Persepsi merupakan proses yang terintegrasi dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya (Mozkowitz dan Orgel, 1969). Persepsi juga dipahami pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindera seseorang sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu (Walgito, 2010).
Baca Juga : Pendidikan Humanis Adalah? Pengertian dan Tujuan Pendidikan Humanistik Menurut Para Ahli
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
- Objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun Sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
- Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf. Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan persepsi adanya beberapa factor yang berperan, yang merupakan syaraf agar terjadi persepsi, yaitu (1) objek atau stimulus yang dipersepsi; (2) alat indera atau syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, yang merupakan syaraf fisiologis; (3) perhatian, yang merupakan syaraf psikologis.
Proses terjadinya persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tertekan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik.
Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi di dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.
Baca Juga : Motivasi Belajar adalah : Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Faktor yang Mempengaruhi
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa syaraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang dilalui oleh alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
Baca Juga : Motivasi Adalah, Pengertian, Macam, Fungsi dan Komponen Motivasi
Individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak semua akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan di sini berperannya perhatian. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut.
Baca Juga : Menyimak Adalah, Pengertian, Jenis, Tujuan, Tahapan, Proses dan Metode
Organisasi Persepsi
Saat individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi terlebih dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi lebih dahulu, baru kemudian keseluruhan, ataukah keseluruhan dipersepsi lebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Hal ini berkaitan bagaimana seseorang mengorganisasikan yang dipersepsi.
Kalau individu dalam mempersepsi sesuatu bagiannya lebih dahulu dipersepsi baru kemudian keseluruhannya, ini berarti bagian merupakan hal primer dan keseluruhan merupakan hal yang sekunder sedangkan kalau keseluruhan dahulu yang dipersepsi baru kemudian bagian-bagiannya, maka keseluruhan merupakan hal yang primer, dan bagianbagiannya merupakan hal yang sekunder. Misalnya, saat individu mempersepsi sebuah sepeda motor. Ada kemungkinan orang tersebut mempersepsi bagian-bagiannya terlebih dahulu baru kemudian keseluruhannya. Namun demikian ada pula kemungkinan orang tersebut mempersepsi keseluruhannya dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Hal ini bisa kita lihat pada dua teori yang terkait yakni teori elemen dan teori gestalt. Teori elemen menjelaskan bahwa saat individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah bagian-bagiannya, baru kemudian keseluruhan atau merupakan hal yang sekunder. Sebaliknya, menurut teori gestalt dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang primer adalah keseluruhannya atau gestalnya, sedangkan agianbagiannya adalah sekunder.
Baca Juga : Manajemen Kinerja Adalah, Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, dan Siklus Manajemen Kinerja
Objek Persepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek perspsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Karena sangat banyak objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek persepsi diklarifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social perception, sedangkan persepsi yang berobjekkan non manusia sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception.
Baca Juga : Masyarakat Hukum Adat Adalah, Pengertian, Ciri Ciri, Corak, Faktor dan Struktur Masyarakat Hukum Adat