9 Pengertian Perkembangan Sosial Emosional, Aspek, Ciri, Tahapan dan Faktor yang Mempengaruhinya Pada Anak

Perkembangan Sosial Emosional

Pengertian Perkembangan Sosial Emosional | Perkembangan Sosial Emosional Adalah | Aspek Perkembangan Sosial Emosional | Ciri Perkembangan Sosial Emosional | Tahapan Perkembangan Sosial Emosional | Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak | 

Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian perkembangan sosial emosional menurut para ahli dari beberapa sumber:

  1. Menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial, dimana perkembangan emosional adalah suatu proses dimana anak melatih rangsangan-rangsangan sosial terutama yang didapat dari tuntunan kelompok serta berlajar bergaul dan bertingkah laku.
  2. Salovey dan John Mayer, Perkembangan sosial emosional meliputi empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasi rasa marah, keamandirian kemampuan menyesuaikan diri, menyelesaikan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan sikap hormat. Kemampuan kerja sama anak ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kondisi, baik kondisi anak dan lingkungan sosialnya, orang tuanya, teman sebaya maupun masyarakat sekitar.
  3. Menurut Suyadi, perkembangan sosial emosional adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Menurut Pantoppidan, Niss, Pejtersen, Julian, & Væver, Perkembangan sosial emosional adalah kemampuan seorang anak untuk mengalami, mengelola, dan mengungkapkan berbagai macam emosi positif dan negatif, mengembangkan hubungan yang dekat dengan teman-temannya dan orang yang lebih dewasa darinya, dan secara aktif menjelajahi dan mempelajari lingkungan sekitar.
  5. Menurut Yates, perkembangan sosial emosional adalah berkembangnya anak dalam membangun hubungan aman dan dekat dengan orang dewasa dan teman sebaya, mengalami, mengatur, dan mengekspresikan emosi sesuai dengan sosial dan budaya, serta menjelajahi dan mempelajari komunitas, kehidupan keluarga, dan budaya sekitarnya. Perkembangan sosial emosional juga dapat diartikan sebagai proses yang dialami anak untuk merespon lingkungannya.
  6. Menurut American Academy of Pediatrics, perkembangan sosial emosional adalah  kemapuan  anak  untuk  memiliki  pengetahun  dalam mengelola dan mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif, maupun negatif, mampu  berinteraksi  dengan  anak  lainnya  atau  orang dewasa  di  sekitarnya,  serta  aktif belajar dengan mengeksplorasi lingkungan. Perkembangan sosial emosional adalah proses belajar  menyesuaikan diri  untuk  memahami  keadaan  serta  perasaan  ketika  berinteraksi dengan  orang-orang  di  lingkungannya  baik  orang  tua,  saudara,  teman  sebaya  dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran sosial emosional dilakukan dengan mendengar, mengamati dan meniru hal-hal yang dilihatnya.
  7. Menurut Susanto, perkembangan sosial emosional adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial dan emosional anak , dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
  8. Menurut Nurjanah, sosial emosional anak usia dini merupakan suatu proses belajar anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu untuk mengendalikan perasaan-perasaannya yang sesuai dengan kemampuan mengidentifikasikan dan mengungkapkan perasaan tersebut. Sosial emosional anak berlangsung secara bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling.
  9. Menurut Syamsu Yusuf, perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi yang melebur menjadi satu kesatuan yang saling berkomunikasi dan kerja sama.

Baca Juga : Ruang Lingkup Penelitian Menurut Para Ahli 


Aspek Aspek Perkembangan Sosial Emosional

Berikut adalah penjelasan tentang aspek aspek dalam Perkembangan Sosial Emosional :

Aspek Perkembangan Sosial Emosional Menurut Wolfinger

  • Aspek Empati, meliputi penuh pengertian tenggang rasa, dan kepedulian terhadap sesama,
  • Aspek afiliasi, meliputi komunikasi dua arah atau hubungan antar pribadi, kerja sama dan
  • Aspek resolusi konflik, meliputi komunikasi,
  • Aspek Pengembangan Kebiasaan Positif, meliputi tata krama, kesopanan, dan tanggung jawab.

Baca Juga : Pengertian Kodikologi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Kodikologi

Aspek Perkembangan Sosial Emosional Menurut Hurlock

  • Rasa takut. Dikalangan yang lebih besar atau usia sekolah, rasa takut berpusat pada bahaya yang bersifat fantastik, adikodrati dan samar-samar. Mereka takut pada gelap dan makhluk imajinatif yang diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, pada kilat Guntur, serta pada karakter yang menyeramakn yang terdapat pada dongeng, film, televisi, atau komik. Terlepas dari usia anak, ciri khas yang penting pada semua rangsangan takut ialah tersebut terjadi secara mendadak dan tidak diduga, dan anak-anak hanya mempunyai kesempatan yang sedikit untuk menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Namun seiring dengan perkembangan intelektual dan meningkatnya usia anak, mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Rasa marah. Pada umumnya, kemarahan disebabkan oleh berbagai rintangan terhadap gerak yang diinginkan anak baik rintangan itu berasal dari orang lain atau berasal dari ketidakmauannya sendiri, rintangan terhadap aktivitas yang sudah berjalan dan sejumlah kejanggalan yang menumpuk. Pada anak-anak usia dini sekolah, rintangan berpusat pada gangguan terhadap keinginan,” gangguang terhadap aktivitas yang dilaksanakan, selalu dipersalahkan, digoda dan dibandingkan secara tidak menyenangkan dengan orang lain atau anak lain.
  • Rasa cemburu. Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih sayang. Cemburu disebabkan kemarahan yang menimbulkan sikap jengkel dan ditujukan kepada orang lain. Pola rasa cemburu seringkali bersala dari takut yang berkombinasi dengan rasa marah.
  • Duka cita atau kesedihan. Bagi anak-anak, duka cita bukan merupakan keadaan yang umum. Hal ini dikarenakan tiga alasan, pertama para orang tua, guru dan orang dewasa lainnya berusaha mengamankan anak tersebut dari berbagai duka cita yang menyakitkan. Karena hal itu dapat merusak kebahagiaan masa kanak-kanak dan dapat menjadi dasar bagi masa dewasa yang tidak bahagia. Kedua, anak-anak terutaman palabila mereka masih kecil, mempunyai ingatan yang tidak bertahan terlalu lama, sehingga mereka dapat dibantu melupakan duka cita tersebut, bila ia dialihkan kepada sesuatu yang menyenangkan. Ketiga, tersedianya pengganti untuk sesuatru yang telah hilang, mungkin berupa mainan yang disukai, ayah atau ibu yang dicintai, sehingga dapat memalingkan mereka dari kesedihan kepada kebahagiaan. Namun seiring dengan meningkatnya usia anak, kesediaan anak semiakin bertambah dan untuk mengalihkan kesedihan dari anak-anak tidak efektif lagi.
  • Keingintahuan. Anak-anak menunjukkan keingintahuan melalui berbagai perilaku, misalnya dengan bereaksi secara positif terhadap unsur-unsur yang baru, aneh, tidak layak atau misterius dalam lingkungannya dengan bergerak ke arah benda tersebut, memperlihatkan kebutuhan atau keinginan untuk lebih banyak mengetahui tentang dirinya sendiri atau lingkungannya untuk mencari pengalaman baru dan memeriksa rangsangan dengan maksud untuk lebih banyak mengetahui seluk-beluk unsurunsur tersebut.
  • Kegembiraan. Gembira adalah emosi yang meneyenangkan yang dikenal juga dengan kesenangan dan kebahagiaan seperti bentuk emosi-emosi sebelumnya. Kegembiraan pada masing-masing anak berbeda, baik mencakup instansi dan cara mengekspresikannya. Pada anak-anak usia sekolah awal, sebagian kegembiraan disebabkan oleh keadaaan fisik yang sehat, situasi yang ganjil, permainan kata-kata, malapetaka ringan, atau suara yang tiba-tiba sehingga membuat mereka tersenyum. Sebagian lainnya disebabkan karena mereka berhasil mencapai tujuan yang mereka inginkan.
  • Kasih sayang. Kasih sayang adalah “reaksi emosional terhadap seseorang atau binatang atau benda. Hal ini menunjukkan perhatian yang hangat, dan memungkinkan terwujud dalam bentuk fisik atau kata-kata verbal. Anakanak cenderung paling suka kepada orang yang menyukai mereka dan bersikap ramah terhadap orang itu. Kasih sayang mereka terutama ditujukan kepada manusia atau objek lain yang merupakan pengganti manusia yaitu berupa: binatang atau bedabenda. Agar menjadi emosi yang menyenangkan dan dapat menunjang yang baik, kasih sayang dari anak-anak harus berbalas

Baca Juga : Pengertian Pengendalian Mutu, Tujuan, Manfaat, Fungsi, Ruang Lingkup, Proses, Langkah dan Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Mutu (Quality Control)


Ciri Ciri Perkembangan Sosial Emosional

Berikut adalah penjelasan tentang ciri ciri perkembangan sosial emosional:

  • Umur >2-3 tahun. Dalam usia ini anak mulai mengenal etika makan dan jadwal makan teratur, memberikan mainan jika diminta, dapat ditinggalkan oleh orang tuanya, dapat memilih kegiatannya sendiri, menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut dan sebagainya serta menjadi pendengar yang baik.
  • Umur >3-4 tahun. Pada umur ini anak terbiasa dengan berbagi, terbiasa menggunakan toilet, membereskan mainan setelah bermain, sabar menunggu giliran dan terbiasa antri, mengenal peraturan dan mengikuti peraturan, dan memiliki kebiasaan teratur.
  • Umur >4-5 tahun. Pada usia ini anak sudah tidak mengganggu teman dengan sengaja, berani berangkat ke tempat belajar tanpa diantar, mulai mengerti aturan main dalam permainan, menjaga kerapian diri (dibantu), bisa memimpin kelompok kecil (2-5 anak) dan dapat memecahkan masalah sederhana.
  • Umur >5-6 tahun. Pada usia ini anak sudah bermain bersama dan bergantian menggunakan alat mainan, tertib menggunakan alat atau benda sesuai fungsinya, menjaga kerapian diri (berdandan sendiri) dan mengetahui hak dan kewajiban.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Modal Kerja, Konsep, Unsur, Tujuan, Jenis dan Sumber Manajeman Modal Kinerja

Ciri Ciri Perkembangan Sosial Emosional Menurut Ahmad Susanto

Berikut adalah ciri-ciri perkembangan sosial emosional anak usia 4-6 tahun:

  • Lebih menyukai bekerja dua atau tiga teman yang dipilih sendiri, bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasang pasangan. Ciri-ciri anak pada masa ini adalah mampu bersosialisasi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, dimana anak pada umumnya memiliki satu atau dua sahabat, akan tetapi cepat berganti. Selain itu anak mulai menyesuaikan diri dalam kegiatan bermain, mengajak temannya bermain, bekerjasama, dan mau berbagi.
  • Mulai mengikuti dan mematuhi aturan serta berada pada tahap heteronomus morality. Anak pada masa ini mulai mengikuti dan mematuhi aturan serta berada pada tahap heteronomus morality, artinya pada masa ini anak sudah mampu menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat-akibat dari perilaku.
  • Dapat membereskan alat mainan. Anak pada masa ini sudah dapat memahami apa yang menjadi tanggungjawabnya, yakni bagaimana anak mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang menjadi kewajibannya.
  • Rasa ingin tahu yang besar, mampu berbicara dan bertanya apabila diberikan kesempatan, dapat diajak untuk berdiskusi. Pada masa ini anak sering kali bertanya karena terdorong oleh rasa keingintahuannya. Pertanyaan selalu ditandai dengan minat anak akan penalaran dan penggambaran. Dalam bermain terkadang anak suka bertanya kepada pendidik.
  • Mulai dapat mengendalikan emosi diri. Sifat egosentris pada anak merupakan karakteristik yang khas pada anak usia dini. Akibatnya anak sering terlihat kurang sabar. Hal ini akan berkurang seiring dengan kemampuan anak dalam beradaptasi dan melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan kelompoknya.
  • Mempunyai kemauan untuk berdiri sendiri-sendiri. Anak pada masa ini menyayangi kegiatan yang membutuhkan ketekunan, ingin dihargai pendapatnya, perasaanna, dan diakui atas keberadaannya.

Baca Juga : Pengertian Budaya Organisasi, Fungsi, Manfaat, Jenis Jenis, Elemen, Karakteristik, Tingkatan, dan Proses Budaya Organisasi

Tahapan Perkembangan Sosial Emosional 

Dalam pandangan Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati, perkembangan sosial emosional bisanya ditunjukkan dengan tanda-tanda tertentu, yaitu:

  • Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
  • Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
  • Anak mulai mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
  • Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya

Baca Juga : Pengertian Analisis Risiko, Tujuan, Parameter dan Ragam Teknik Analisis Resiko

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak

Berikut adalah penjelasan tentang Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Anak :

  • Lingkungan keluarga Kehidupan sosial pertama anak adalah Keluarga Pengalaman-pengalaman berinteraksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah laku anak terhadap orang-orang lain dalam kehidupan sosial di luar keluarga. Faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan : a) Status Sosial Ekonomi b) Keutuhan keluarga c) Kebiasaan dan sikap orang lain
  • Luar keluarga Pengalaman sosial awal di luar keluarga melengkapi pengalaman di dalam keluarga dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika anak,senang berhubungan dengan orang luar, anak akan berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh orang tersebut.
  • Pengalaman sosial awal Perilaku kepribadian selanjutnya sangat menentukan Pengalaman sosial awal. Banyaknya pengalaman bahagia yang diperoleh sebelumnya akan mendorong anak mencari pengalaman semacam itu lagi pada perkembangan sosial selanjutnya. Dengan situasi yang postitif dan dapat diterima oleh lingkungan yang luas dapat memfasilitasi Pengalaman sosial awal anak.

Baca Juga : Pengertian Optimisme, Ciri Ciri, Aspek, Manfaat dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme

Related posts