7 Pengertian Optimisme, Ciri Ciri, Aspek, Manfaat dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme

Pengertian Optimisme, Ciri Ciri, Aspek, Manfaat dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme

Optimisme Adalah | Pengertian Optimisme Menurut Para Ahli | Ciri Ciri Optimisme | Aspek Optimisme | Manfaat Optimisme | Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme |

Pengertian Optimisme Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian optimisme menurut para ahli yang dikutip dari beberapa sumber:  

  1. Menurut Scheier, Carver, & Bridges, Optimisme adalah kepercayaan bahwa kejadian di masa depan akan memiliki hasil yang positif.
  2. Menurut Shapiro, optimisme adalah kebiasaan berfikir positif. Konseptualisasi optimisme merupakan cakupan dari variabel- variabel biologis dimana optimism dianggap sebagai hasil dari gaya penjelasan tertentu (explonatory style) dan lebih pada pendekatan kognitif.
  3. Menurut Chang, optimisme merupakan pengharapan individu akan terjadinya hal- hal baik, dengan kata lain individu optimis merupakan individu yang mengharapkan peristiwa baik akan terjadi dalam hidupnya dimasa depan.
  4. Menurut Daraei & Ghaderi, Optimisme adalah salah satu komponen psikologi positif yang dihubungkan dengan emosi positif dan perilaku positif yang menimbulkan kesehatan, hidup yang bebas stress, hubngan sosial dan fungsi sosial yang baik.
  5. Menurut Segerestrom, optimisme adalah cara berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah.
  6. Menurut Lopez & Snyder, optimisme adalah suatu harapan yang ada pada individu bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju kearah kebaikan. Perasaan optimisme membawa individu pada tujuan yang diinginkan, yakni percaya pada diri sendiri dan kemampuan yang dimiliki. Sikap optimisme menjadikan seseorang keluar dengan cepat dari permasalahn yang dihapinya karena adanya pemikiran dan perasaan memiliki kemampuan. Juga didukung anggapan bahwa setia orang memiliki keberuntungan sendiri-sendiri.
  7. Belsky berpendapat bahwa optimisme adalah menemukan inspirasi baru.

Ciri Ciri Optimisme

Berikut adalah penjelasan tentang ciri ciri optimisme :


Ciri Ciri Optimisme Menurut Seligman

Seligman menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki optimisme tinggi memiliki beberapa ciri khas, yaitu:

  • Pertama, seseorang yang memiliki optimisme tinggi memandang kemunduran dalam hidup sebagai suatu garis datar sementara dalam sebuah grafik. Memiliki pemikiran terbuka bahwa masa-masa sulit tidak berlangsung dalam waktu yang lama, namun hanya bersifat sementara dan memiliki keyakinan bahwa situasi pasti akan kembali membaik. Pada dasarnya memandang kesulitan dalam suatu proses sebagai kesuksesan yang tertunda, bukan sebagai kekalahan yang bersifat menetap.
  • Kedua, seseorang yang memiliki optimisme tinggi cenderung memandang suatu kemalangan dalam hidup sebagai masalah yang situasional dan spesifik, bukan sebagai wujud petaka yang tidak dapat ditolak dan akan berlangsung dalam waktu lama.
  • Ketiga, seseorang yang memiliki optimisme tinggi tidak akan beranggapan bahwa suatu kesalahan diakibatkan oleh dirinya sendiri.

Ciri Ciri Optimisme Menurut McGinnis

McGinnis menjelaskan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri seseorang yang memiliki optimisme, yaitu:

  • Tidak sering terkejut saat menghadapi suatu kesulitan karena memiliki perasaan untuk menerima dan memiliki harapan positif terhadap hari esok.
  • Selalu berusaha memecahkan permasalahan berdasarkan masalah kecil, dengan anggapan bahwa berhasilnya memecahkan permasalahan kecil akan membantu dalam memecahkan permasalahan yang lebih besar.
  • Yakin memiliki kemampuan mengendalikan masa depan.
  • Memiliki kemampuan untuk memperbaharui secara teratur.
  • Memiliki kemampuan menghentikan cara berpikir yang negatif.
  • Memiliki kemampuan meningkatkan apresiasi terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Imajinasi yang dimiliki mampu digunakan untuk melatih kesuksesan.
  • Tetap merasa gembira meskipun dalam kondisi yang tidak mengenakkan.
  • Selalu merasa yakin terhadap kemampuan yang dimiliki yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tanpa batasan usia.
  • Memiliki hobi bertukar berita baik.
  • Mampu membina cinta didalam kehidupan, selalu berusaha memberikan perhatian pada seseorang yang memiliki masalah, selalu berusaha untuk mengagumi berbagai hal yang dimiliki oleh orang lain.
  • Mampu menerima segala hal yang tidak bisa berubah maupun yang mampu berubah, ringan kaki, berkeinginan kuat mempelajari hal baru, dan sistem baru.

Ciri Ciri Optimisme Menurut Murdoko dan Prasetya

Murdoko dan Prasetya berpendapat bahwa terdapat 6 ciri-ciri orang yang memiliki optimisme, yaitu:


  • Memiliki visi pribadi dalam hidup. Seseorang yang memiliki visi pribadi akan mempermudah dalam menggapai cita-cita. Pasalnya, dengan memiliki visi pribadi, seseorang akan memiliki semangat juang yang tinggi dalam menjalani setiap tantangan kehidupan tanpa harus banyak mengeluh ataupun merenungi apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi nanti. Individu yang mempunyai visi pribadi juga akan memiliki daya penggerak yang akan membuat kehidupan menjadi dinamis dan berpikir secara jauh kedepan guna merealisasikan tujuan hidup.
  • Bertindak secara kongkrit. Seseorang yang memiliki optimisme tidak akan merasa puas apabila rencananya hanya sebatas wacana. Artinya, seseorang yang optimis akan melakukan tindakan-tindakan yang kongkrit atas apa yang menjadi rencana dan tujuannya.
  • Berpikir realistis. Berpikir realistis dan rasional akan selalu digunakan seseorang yang optimis dalam menghadapi suatu persoalan. Seseorang yang optimis tidak akan membuat suatu kesimpulan hanya berdasarkan emosi atau perasaan, namun seseorang yang optimis akan selalu mempertimbangkan segala sesuatu dengan akal sehat. Individu yang optimis selalu bertanggung jawab atas tingkah lakunya. Ciri seseorang yang berpikir realistis merupakan suatu sarana untuk tidak mudah diombangambingkan perasaan serta akan selalu berusaha untuk menghindari subjektifitas.
  • Menjalin hubungan sosial. Seseorang yang optimis tidak akan merasa terancam akan kehadiran seseorang. Optimisme akan mendorong seseorang untuk menjadikan orang-orang di sekitarnya sebagai partner. Seseorang optimisme juga akan memandang hubungan sosial sebagai penguat yang akan membantunya saat dalam kesusahan.
  • Berpikir proaktif. Berpikir proaktif adalah keberanian seseorang melakukan antisipasi sebelum suatu persoalan muncul, sehingga dituntut untuk memiliki analisis yang tinggi. Seseorang yang memiliki optimisme tidak akan membuang waktunya untuk hal-hal yang pasif dan bersifat menunggu. Untuk itu tindakan cepat yang proaktif salah satu ciri seseorang yang optimis.
  • Berani melakukan trial and error. Seseorang yang optimis akan memandang suatu kegagalan sebagai sesuatu yang wajar terjadi. Lebih jauh dari pandangan itu, seseorang yang optimis akan menjadikan suatu kegagalan sebagai pemicu untuk dirinya bangkit. Artinya seseorang yang optimis tidak mengenal kata menyerah dalam menyeleseikan suatu persoalan.

Aspek Aspek Optimisme

Berikut adalah penjelasan tentang aspek optimisme yang diungkap oleh Seligman:

  • Permanence

Aspek permanence memiliki makna bahwa seseorang menyikapi suatu peristiwa buruk ataupun baik memiliki penyebab yang menetap maupun sementara. Individu yang optimis akan memandang peristiwa yang buruk akan bersifat sementara dalam kehidupannya. Peristiwa buruk juga di pandang sebagai sesuatu yang bisa ditempuh dengan waktu yang tidak lama. Sebaliknya, peristiwa baik akan dipandang sebagai peristiwa yang bersifat menetap. Peristiwa baik juga akan dipandang berasal dari dalam individu yang optimis.

  • Pervasiveness

Aspek pervasiveness memiliki makna bahwa seseorang yang optimis akan menelusuri suatu penyebab permasalahan hingga akar-akarnya. Individu yang optimis tidak akan memberikan alasan-alasan yang universal sebagai penyebab dari kegagalannya, namun alasan dari setiap kegagalan bisa dijelaskan secara spesifik mengenai penyebabnya.

  • Personalization

Aspek personalization menjelaskan setiap penyebab dari suatu kegagalan berasal dari internal (diri individu) atau eksternal (orang lain). Individu yang memiliki optimisme akan memandang peristiwa baik berasal dari dalam diri individu tersebut. Sebaliknya, setiap peristiwa yang berujung kegagalan berasal dari luar dirinya atau faktor eksternal.

Aspek Aspek Optimisme Menurut McGinnis

Beberapa aspek-aspek dalam optimisme menurut McGinnis, adalah:

  • Mempunyai pengendalian atas perasaan-perasaan dalam diri yang bersifat negatif. Merupakan kemampuan pada diri seseorang dalam mengendalikan dorongan perasaan negatif saat terdapat stimulus negatif mengahampirinya dan mampu mengalihakan pada hal-hal yang lebih positif.
  • Menganggap dirinya sebagai seseorang yang mampu dan bisa dalam memecahkan masalah. Merupakan bentuk keyakinan terhadap kemampuan yang ada pada diri sendiri dengan melakukan usaha penyeleseian.
  • Merasa mempunyai pengendalian atas dirinya dimasa depan. Merupakan kemampuan pada diri seseorang dalam melakukan prediksi positif tentang dirinya dimasa depan dan meyakininya.
  • Merasa gembira bahkan ketika sedang berada pada posisi tidak bisa merasa bahagia. Merupakan bentuk respon emosi yang tetap positif dan mampu mempertahankannya meskipun dilanda suatu masalah.
  • Menerima perubahan-perubahan yang ada dalam hidupnya. Merupakan kemampuan pada diri seseorang untuk memandang positif setiap kejadian dan mampu menerimanya dengan baik.

Manfaat Manfaat Optimisme

Berikut adalah penjelasan tentang manfaat optimisme. Menurut Segerstrom, Taylor, Kemeny, dan Fahey, ada 3 pathway optimisme yaitu:

Mood

Optimisme dapat mengurangi mood negative yang dapat merubah imun ketika stress.

Coping

Dispositional optimism dapat menghindari penggunaan coping menghindar, pasif, dan menyerah, yang berhubungan dengan memberikannya status imun dan kesehatan.

Perilaku sehat.

Optimisme dapat meningkatkan fungsi adaptif pada perilaku sehat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme

Berikut adalah penjelasan tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme:

  • Pesimis, banyak orang yang menyatakan mereka ingin bisa lebihpositif. Tanpa berfikir mereka terkutuk dengan sifat pesimistik, dan untuk dapat mengubah dirinya dari peesimis menjadi optimis dapat rencan tindakan yag ditetapkan sendiri.
  • Pengalaman bergaul dengan orang lain.
  • Prasangka, prasangka hanyalah prasangkaan, bisa merupakan fakta bisa pula tidak.

Berbeda dengan hal di atas, setidak secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi pola pikir optimis(-pesimis), yaitu:

Faktor Etnosentris

Faktor etnosentris yaitu sifat- sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok atau orang lain yang menjadi ciri khas dari kelompok atau jenis lain. Faktor etnosentris ini berupa keluarga, status sosial, jenis kelamin, agama dan kebudayaan.

Faktor Egosentris

Faktor egosentris yaitu sifat- sifat yang dimiliki tiap individu yang didasarkan pada fakta bahwa tiap pribadi adalah unik dan berbeda dengan pribadi lain. Faktor egosentris ini berupa aspek-aspek kepribadian yang memiliki keunikan sendiri dan berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lain.

Related posts