Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak (Lengkap)

Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak (Lengkap)
Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak (Lengkap)

WISLAH.COM – Berikut “Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak”. Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, peran guru sebagai penggerak perubahan semakin penting. Modul 1.4 Program Guru Penggerak membahas tentang motivasi dan disiplin positif dalam konteks pembelajaran. Post test modul ini menguji pemahaman guru tentang konsep-konsep tersebut dan bagaimana menerapkannya dalam situasi nyata di kelas. Mari kita telaah jawaban post test modul 1.4 ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang motivasi, disiplin positif, dan strategi efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Artikel ini akan mengupas tuntas jawaban post test modul 1.4, mulai dari motivasi guru dalam hadir tepat waktu hingga strategi menanamkan disiplin positif pada murid. Selain itu, kita juga akan menganalisis kasus Ibu Anas dan murid-murid kelas 2 yang menghadapi tantangan dalam menjaga ketertiban saat masuk kelas setelah jam istirahat. Dengan memahami teori motivasi dan disiplin positif, kita dapat menggali akar permasalahan dan menemukan solusi yang lebih efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif bagi semua.

Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak

Post Test Modul 1.4


  1. Sebagai seorang guru, saat Anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apa yang mendasari tindakan Anda? Jawaban: Motivasi utama saya hadir mengajar di kelas tepat waktu adalah untuk menghargai nilai-nilai pribadi dan profesional saya. Saya percaya bahwa ketepatan waktu mencerminkan komitmen dan dedikasi saya terhadap profesi sebagai guru. Dengan datang tepat waktu, saya tidak hanya menunjukkan sikap disiplin dan tanggung jawab, tetapi juga menjadi teladan bagi murid-murid saya. Sebagai seorang pendidik, saya memahami bahwa perilaku dan sikap saya akan dicontoh oleh murid-murid. Dengan demikian, hadir tepat waktu juga merupakan bagian dari usaha saya untuk membentuk karakter dan etika kerja yang baik pada mereka. Selain itu, ketepatan waktu membantu menciptakan lingkungan belajar yang teratur dan kondusif, yang sangat penting bagi proses pembelajaran yang efektif.
  2. Bila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, serta tidak ada atasan yang memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda. Jawaban: Meskipun tidak ada peraturan resmi atau pengawasan dari atasan mengenai ketepatan waktu, saya akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid. Motivasi saya untuk tetap hadir tepat waktu tidak hanya bergantung pada aturan atau pujian eksternal, tetapi juga pada prinsip dan nilai-nilai pribadi yang saya pegang teguh. Sebagai seorang guru, saya merasa memiliki tanggung jawab besar terhadap proses pembelajaran dan perkembangan murid-murid. Ketepatan waktu merupakan bagian dari komitmen saya untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Tanpa adanya peraturan atau pengawasan, saya tetap akan mematuhi standar profesionalisme yang saya tetapkan untuk diri saya sendiri. Hal ini juga penting untuk menunjukkan kepada murid-murid tentang nilai tanggung jawab dan etika kerja yang baik, yang merupakan pelajaran berharga bagi mereka.
  3. Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, dan bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda? Jawaban: Untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid, saya telah menerapkan beberapa strategi yang berfokus pada pemberian tanggung jawab dan penguatan positif. Salah satu strategi utama yang saya gunakan adalah penugasan tanggung jawab dalam bentuk piket kebersihan kelas. Setiap hari, saya menetapkan jadwal piket yang melibatkan kelompok murid dalam tugas membersihkan kelas setelah sekolah. Dengan cara ini, murid-murid belajar tentang pentingnya kerjasama, tanggung jawab, dan kebersihan. Hasil dari strategi ini sangat positif; saya melihat bahwa setiap kelompok piket menunjukkan kerjasama yang baik dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Kebersihan kelas tetap terjaga, dan murid-murid menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan kelas. Selain itu, saya juga memberikan pujian dan penguatan positif kepada mereka yang melaksanakan tugas dengan baik, yang semakin memotivasi mereka untuk terus melaksanakan tanggung jawab dengan baik.

Pertanyaan Reflektif


Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

Ibu Anas, guru kelas 2 SD, menghadapi masalah karena murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas dan selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat. Hal ini mengganggu proses pembelajaran karena kelas tidak dapat mulai tepat waktu, dan Ibu Anas harus menghabiskan waktu menenangkan murid-murid. Untuk mengatasi masalah ini, Ibu Anas menggunakan stiker bintang sebagai imbalan. Setiap murid yang berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu akan mendapatkan stiker bintang. Sebagian besar murid menyambut tantangan tersebut dan berdiri rapi. Namun, ketika Ibu Anas sakit dan digantikan oleh Pak Heru, yang tidak mengetahui tentang stiker bintang, murid-murid kembali berebutan masuk kelas.

Apa yang terjadi, mengapa?

Jawaban:

Ketika Pak Heru menggantikan Ibu Anas, murid-murid kelas 2 kembali berebutan masuk kelas setelah jam istirahat karena motivasi mereka untuk berperilaku tertib bergantung pada imbalan eksternal, yaitu stiker bintang. Sistem imbalan ini telah berhasil menciptakan perilaku antri yang teratur selama Ibu Anas hadir karena murid-murid termotivasi oleh dorongan untuk mendapatkan stiker. Namun, ketika sistem penghargaan tersebut tidak ada, murid-murid kehilangan motivasi eksternal mereka dan kembali ke perilaku lama mereka yang tidak tertib. Ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik yang didorong oleh penghargaan bisa efektif dalam jangka pendek tetapi mungkin tidak membentuk kebiasaan yang stabil dalam jangka panjang tanpa adanya penguatan internal atau kebiasaan yang sudah terbentuk.

  1. Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada pembelajaran sebelumnya, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas? Jawaban: Berdasarkan teori motivasi, motivasi murid-murid kelas 2 untuk berdiri antri sebelum masuk kelas adalah motivasi ekstrinsik. Mereka termotivasi oleh imbalan berupa stiker bintang dari Ibu Anas. Motivasi ini didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari orang lain. Ketika stiker bintang menjadi insentif yang diinginkan, murid-murid lebih termotivasi untuk mengikuti aturan dan berdiri antri dengan tertib. Ini adalah contoh dari teori motivasi yang menekankan pentingnya penghargaan eksternal dalam mempengaruhi perilaku.
  2. Adakah cara lain agar murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang? Jelaskan. Jawaban: Ada beberapa pendekatan alternatif yang dapat diterapkan untuk mendorong murid-murid kelas 2 agar bersedia antri di depan kelas tanpa menggunakan penghargaan stiker bintang. Salah satu cara adalah dengan membangun pemahaman dan nilai-nilai internal melalui pendekatan yang berbasis pada pendidikan karakter. Ibu Anas dapat mengajarkan murid-murid tentang pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama melalui diskusi dan kegiatan kelas. Misalnya, menggunakan cerita atau role play untuk menunjukkan bagaimana perilaku tertib berdampak positif pada seluruh kelas. Selain itu, Ibu Anas dapat menerapkan sistem penguatan positif yang lebih fokus pada pujian verbal dan pengakuan sosial. Menghargai usaha dan perbaikan dalam perilaku murid-murid dengan memberikan pujian langsung di depan kelas dapat meningkatkan rasa harga diri mereka dan dorongan untuk berperilaku baik. Teknik lain adalah melibatkan murid-murid dalam proses pembuatan aturan kelas, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap aturan tersebut. Dengan melibatkan mereka dalam pembuatan aturan, murid-murid mungkin lebih memahami pentingnya disiplin dan berperilaku sesuai aturan secara intrinsik. Terakhir, menciptakan rutinitas yang konsisten dan jelas mengenai bagaimana proses antri dilakukan dapat membantu murid-murid membiasakan diri dengan perilaku tertib sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari mereka. Seiring waktu, perilaku tertib ini dapat menjadi kebiasaan yang tertanam tanpa perlu adanya insentif eksternal.

Penutup

Demikian “Jawaban Post Test Modul 1.4 Guru Penggerak: Memahami Motivasi dan Disiplin Positif”. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi bagi para guru dalam menerapkan motivasi dan disiplin positif di kelas.

Related posts