WISLAH.COM – Berikut “Rangkuman Materi PAI Kelas 5 Bab 8 (Pendidikan Agama Islam – Kurikulum Merdeka)” untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang pentingnya menjalin persahabatan dan persaudaraan dalam Islam, terutama dalam konteks masyarakat yang beragam. Artikel ini akan membahas konsep ukhuwah (persaudaraan) dalam Islam, bagaimana berteman tanpa membeda-bedakan agama, serta hikmah di baliknya. Materi ini bersumber dari Bab 8 buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas V, yang ditulis oleh Soleh Baedowi dan Hairil Muhammad Anwar. Bab ini berjudul “Senangnya Berteman”.
Rangkuman Materi PAI Kelas 5 Bab 8 (Pendidikan Agama Islam – Kurikulum Merdeka)
A. Persaudaraan dalam Islam
Islam sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan atau yang disebut ukhuwah. Terdapat tiga jenis ukhuwah dalam Islam, yaitu:
- Ukhuwah Islamiyah: Persaudaraan sesama Muslim, tanpa memandang suku, bangsa, atau latar belakang lainnya.
- Ukhuwah Wathaniyah: Persaudaraan sebangsa dan setanah air, meskipun berbeda agama, suku, atau budaya.
- Ukhuwah Insaniyah: Persaudaraan sesama manusia, tanpa memandang agama, suku, bangsa, atau golongan.
Di Indonesia yang beragam, ukhuwah wathaniyah berperan penting dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّـهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
B. Berteman Tanpa Membedakan Agama
Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada semua orang, tanpa memandang agama mereka. Rasulullah SAW memberikan teladan dalam hal ini, seperti dalam kisah beliau dengan seorang pengemis Yahudi buta. Meskipun pengemis itu selalu menghina beliau, Rasulullah SAW tetap menyuapinya setiap pagi.
Kisah Rasulullah SAW dan Pengemis Yahudi Buta
Di sudut pasar Madinah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap hari menghina Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW tetap mendatanginya setiap pagi dan memberinya makan. Setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq melanjutkan kebiasaan tersebut. Ketika Abu Bakar menyuapi pengemis itu, ia menyadari bahwa ini bukan Rasulullah SAW karena makanan tidak dihaluskan terlebih dahulu. Abu Bakar lalu memberi tahu bahwa Rasulullah SAW telah wafat. Pengemis itu sangat terkejut dan menyesal. Ia tersentuh oleh kebaikan Rasulullah SAW dan akhirnya memeluk agama Islam.
Pelajaran dari kisah Rasulullah SAW dan pengemis Yahudi buta:
- Tolong-menolong kepada siapa saja. Islam mengajarkan untuk saling membantu, bahkan kepada mereka yang berbeda agama.
- Tidak membeda-bedakan teman. Kita harus berteman dengan siapa saja yang berakhlak baik, tanpa memandang agama mereka.
- Tidak memaksa orang lain untuk memeluk agama Islam. Islam tidak mengajarkan pemaksaan dalam beragama. Akhlak yang baik dan teladan yang baik akan lebih efektif dalam mengajak orang lain kepada Islam.
C. Hikmah Berteman tanpa Membedakan Agama
- Menciptakan perdamaian. Saling menghargai dan menerima perbedaan dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama.
- Mempererat tali persaudaraan. Dengan tidak membeda-bedakan teman karena agama, kita dapat mempererat tali persaudaraan dan persatuan bangsa.
- Dicintai oleh Allah SWT. Bersikap baik dan menghormati orang lain, tanpa memandang agama mereka, adalah sikap yang dicintai oleh Allah SWT.
- Disukai banyak orang. Akhlak yang baik akan membuat kita disukai oleh banyak orang, termasuk mereka yang berbeda agama.
- Menjadikan pribadi rendah hati. Berteman dengan orang yang berbeda agama mengajarkan kita untuk tidak sombong dan selalu menghargai orang lain.
- Meneladani Rasulullah SAW. Dengan berteman tanpa membeda-bedakan agama, kita mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan orang lain.
- Menunjukkan keindahan Islam. Akhlak yang baik kepada semua orang, tanpa memandang agama, dapat menjadi sarana dakwah yang efektif.
Penutup
Demikian “Rangkuman Materi PAI Kelas 5 Bab 8 (Pendidikan Agama Islam – Kurikulum Merdeka)”. Semoga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya menjalin persahabatan dan persaudaraan dalam Islam, tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan budaya. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai ini, diharapkan siswa dapat hidup rukun dan damai dengan semua orang, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.