Wislahcom / Referensi / : Tarekat sebagai sebuah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah telah berkembang sangat pesat. Tarekat bukan hanya sebagai metode pembersihan hati dengan zikir, wirid, shalawat semata, namun sudah melembaga menjadi lembaga-lembaga formal sufi. Agar terhindar dari ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan al-Quran dan Sunah, kaum sufi mengelompokkan tarekat menjadi tarekat qodariah, Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Syatariyyah, Tarekat Khalwatiyah, Tarekat Tijaniyah, dan Tarekat Samaniyah.
Nah siapa tokoh tarekat qodariyah? Apa ajaran dan amalan tarekat qodariyah?
Simak uraian singkat tentang : Tokoh Tarekat Qadiriyah, Ajaran Tarekat Qadiriyah, dan Amalan Tarekat Qadiriyah.
Tokoh Tarekat Qadiriyah
Pendiri tarekat ini adalah ‘Abdul Qadir al-Jaelani al-Baghdadi (1077-1166 M), kadang-kadang disebut al-Jilli. Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani seorang alim dan zahid, beliau dianggap qutubul ‘aqtab (derajat penghulu tertinggi) oleh pengikutnya.
Beliau dikenal sebagai ahli fiqih pertama yang terkenal dalam mazhab Hambali. Namun awalnya beliau bermazhab Syafi’i kemudian bermimpi didatangai Rasulullah Saw dan Imam Ahmad. Imam Ahmad meminta agar mazhabnya dibela, maka Rasulullah Saw memintanya berada di mazhab Hambali, maka beliau berganti menjadi Hambali. Kegemarannya yang berawal di bidang fiqih dilanjutkan kepada ilmu tarekat dan hakikat dengan kebiasaan sehari-hari.
Riwayat hidupnya disebut Manaqib Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan terdapat versi terjemahan. Karangannya antara lain berjudul Futuh al-Ghaib dan al-Fath al-Rabbani telah diterjemakan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarekat ini berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria kemudian dilanjutkan oleh jutaan umat Muslim yang tersebar di Yaman, Mesir, India, Turki, Afrika, hingga Indonesia.
Ajaran Tarekat Qadiriyah
- Mementingkan kasih sayang kepada sesama makhluk Tuhan.
- Rendah hati.
- Menjauhi fanatisme keagamaan maupun politik.
- Menekankan pada tauhid dan pensucian diri dari nafsu dunia.
- Melalui taubat, zuhud, tawakal, syukur, ridha dan jujur.
Amalan Tarekat Qadiriyah
- Wirid dan dzikir dengan lafaz la ilaḥa illa al-Allah dengan berdiri sambil bersenam, mengepalkan tangan ke samping, ke depan, ke belakang dengan sigap dan putus ingatan dengan yang lain kecuali hanya kepada Allah Swt.
- Membaca istighfar paling sedikit 2 atau 20 kali.
- Shalawat.
- Melafazkan kalimat laa ilaaha illa al-Allah dengan suara keras sebanyak 140 kali.
- Dikerjakan setiap selesai salat fardhu.