Bimbingan Manasik Haji Adalah | Pengertian Manasik Haji | Fungsi Manasik Haji | Tujuan Manasik Haji | Metode Manasik Haji | Bentuk Manasik Haji |
Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Berikut adalah beberapa pengertian manasik haji secara umum dan para ahli yang diambil dari beberapa sumber:
- Menurut Depdikbud, Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya (biasanya menggunakan Ka’bah tiruan) dilaksanakan sebelum para calon jamaah haji berangkat ke tanah suci.
- Menurut Rizqi Dewi Aprillia, manasik haji adalah tatacara dalam pelaksanaan ibadah haji, yang dilakukan sebelum keberangkatan ibadah haji, sebagai tuntunan maupun pedoman untuk calon jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji sesuai dengan syariat islam.
- Menurut Riandiani, Manasik Haji adalah kegiatan pelatihan peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Dalam kegiatan Manasik Haji, calon jamaah haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya. Selain itu, para calon jamaah haji juga akan belajar bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.
- Menurut H. Ahmad Ahyar, Ahmad Najibullah, Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya.
- Manasik haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan pelaksanaan ibadah haji. Pembinaan ibadah haji adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penerangan, penyuluhan dan pembimbingan tentang haji. Penyelenggaraan manasik haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Fungsi Bimbingan Manasik Haji
Berikut adalah penjelasan tentang fungsi bimbingan manasik haji.
Fungsi bimbingan manasik haji menurut Achmad Nidjam dan Latief Hasan dalam bukunya “Manajemen Haji”, adalah:
- Agar semua calon jama’ah haji mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
- Agar calon jama’ah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri, regu ataupun rombongan.
- Agar para calon jama’ah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah haji, baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang lain.
Dalam konteks yang lebih spesifik (Lembaga penyelenggara bimbingan ibadah haji) atau yang biasa disebut KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji), Japeri dalam jurnal “Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Volume 2, Nomor 1, (Januari-Juni 2017)” dengan artikel berjudul “Pengaruh Prediket Haji Mabrur Terhadap Motivasi Manasik Calon Jamaah Haji”, menyebutkan fungsi bimbingan manasik haji:
- Sebagai mitra pemerintah dalam memberikan informasi dan bimbingan kepada calon jamaah haji
- Sebagai konsultan dan sumber informasi tentang hal-ihwal mengenai haji.
- Sebagai pembimbing bimbingan manasik haji di tanah air untuk pembekalan terhadap calon haji menuju haji mandiri dan mabrur.
- Sebagai pengarah membantu & motivator terhadap jamaah haji di tanah suci.
Sedang peran KBIH dijelasakan oleh Japeri, antara lain:
- Memberikan bantuan kepada calon jemaah haji dalam proses pendaftaran haji.
- Melakukan sosialisasi tentang ketentuan-ketentuan perhajian di Indonesia.
- Menyusun buku panduan bimbingan yang didasarkan pada buku pedoman bimbingan Departemen Agama.
- Melaksanakan bimbingan dan pelatihan ibadah haji di Tanah Air serta di Arab Saudi.
- Melaksanakan bimbingan dan pendampingan ibdah haji di Arab Saudi dengan menyediakan pembimbing 1 orang/rombongan.
- Memberikan bimbingan dan pendampingan ibadah yang wajib dan sunah termasuk umrah.
- Memberikan pembimbingan pascahaji untuk meningkatkan kuakitas jemaah haji dan menjaga kemabruran hajinya.
- Membantu petugas haji dalam pelaksanaan penyelengaraan ibadah haji, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi.
Tujuan Manasik Haji
Berikut adalah penjelasan tentang tujuan manasik haji:
- Untuk meningkatkan pengetahuan manasik haji dan dapat melaksanakan tata cara ibadah haji dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam.
- Untuk membentuk sosok calon jama’ah haji yang memiliki pengetahuan manasik haji dan tata cara pelaksanaannya dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban sehingga dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketentuan agama islam.
- Agar jama’ah haji aman, tertib, dan sah. Aman dalam arti jama’ah tidak khawatir terhadap dirinya dan harta bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun dan wajib sesuai dengantuntunan agama, dan dalam arti tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah dan manasik
Bentuk dan Metode Manasik Haji
Berikut adalah penjelasan tentang bentuk dan metode manasik haji:
Bentuk Bimbingan Manasik Haji
Bentuk Kelompok
Bimbingan kelompok pada dasarnya sifat dan masalahnya sama dengan bimbingan perorangan hanya saja disampaikan kepada kelompok baik dalam kelompok kecil maupun kelompok yang lebih besar yang beranggotakan kelompok bimbingan yang berjumlah 45 (empat puluh lima) orang (rombongan). Setiap kelompok dibagi menjadi 4 regu, dan masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang termasuk ketua regunya. Dilaksanakan oleh KUA atau Kecamatan, dilaksanakan di tempat yang cukup memadai seperti masjid berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali, dengan tujuan membimbing calon haji secara lebih efektif, terutama tentang pengetahuan tentang manasik haji.
Bentuk Massal
Bentuk massal yaitu bimbingan kepada jemaah secara umum, dapat dilaksanakan khusus intern kelompok terbang sendiri, maupun bersama-sama dengan kelompok yang lebih luas dan lebih besar dan juga bisa diartikan seluruh calon haji yang tedaftar di Kantor Kementerian Agama Kab/Kota, dilaksanakan di tempat yang cukup memadai yaitu dilakukan di masjid yang telah ditunjuk sebagai tempat pelaksanaannya, dilakukan sebanyak 2 (dua) hari dan sebagai pelaksana adalah Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang dilaksanakan sekitar 3 (tiga) bulan sebelum pemberangkatan calon haji ke tanah air dengan bertujuan memberikan bekal akhir tentang praktek manasik haji dan penentuan kloter.
Metode Bimbingan Manasik Haji
Metode Ceramah
Metode ceramah dapat digunakan pada pembelajaran bimbingan secara massal dan materi bersifat informative, metode ceramah adalah metode pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh pembiimbing dihadapi peserta pelatihan, dalam pelaksanaan pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu pembelajaran seperti proyektor, film slide. Jenis, tempat dan proses pembelajaran secara metode pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif. Metode ceramah ini dapat digunakan apabila:
a) Pesertanya berjumlah banyak
b) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi yang telah tersedia dan telah dipersiapkan sebelumnya
c) Digunakan apabila metode lain tidak mungkin dilakukan mengingat materi dan peserta yang banyak.
Metode Tutorial
Metode tutorial merupakan istilah teknis pembelajaran yang diartikan sebagai bimbingan dan bantuan belajar. Metode tutorial merupakan kerangka procedural pembelajaran yang menitik beratkan pada pemberian bimbingan dan bantuan belajar oleh pembimbing atau peserta sendiri agar satu sama lain saling member rangsangan belajar, sehingga pembelajaran menjadi dinamis dan demokratis. Tutor bukanlah sebagai guru tetapi sebagai teman belajar.
Topik bahasan seyogyanya bersifat problemati, diambil dari materi pelaksanaan ibadah haji dan umroh, agar mengundang pemikiran dan diskusi yang digali dari buku-buku bimbingan manasik haji di dalam pelaksanaannya, yaitu : (1) Pendahuluan skenario (2) Kegiatan ini yaitu Tanya jawab untuk menggali pendapat peserta diskusi, simulasi dan kerja kelompok (3) Penutup, menyimpulkan pokok-pokok masalah.
Metode Simulasi
Metode simulasi digunakan apabila situasi sebenarnya tidak bisa dihadirkan. Maka diciptakan situasi tiruan yang dapat mendekati keadaan sebenarnya. Peserta berada di situasi tiruan tersebut dan diharapkan dapat memahami situasi secara lebih baik sehingga pada gilirannya nanti apabila melaksanakakn dalam situasi sebenarnya calon haji dapat melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan baik.
Alasan menggunakan metode simulasi, yaitu : (1) Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi peserta dalam pembelajaran (2) Memberi kesempatan untuk mempelajari masalah dengan metode yang sistemik (3) Menyajikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu dalam konteks kenyataan yang sebenarnya atau disimulasikan. (4) Melibatkan peserta untuk membuat berbagai keputusan dan melibatkan dirinya pada sederetan kegiatan.
Metode Bermain Peran
Metode bermain peran berarti pembelajaran memainkan satu peran tertentu sehingga bermain itu harus berbuat, bertindak dan berbicara seperti peran yang dimainkannya, misalnya yang diperankan calon haji sedang melakukan thawaf, sa’i atau lontar jumroh. Bermain peran sangat mirip dengan simulasi dengan demikian bahwa main peran adalah simulasi tiruan dari perilaku orang yang diperankan. Tujuan bermain peran menumbuhkan kesadaran dan kepekaan serta positf, sehingga mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan manasik haji di Arab Saudi.
Metode Study Kasus
Study kasus bukan untuk menjawab masalah secara cepat dan tepat, akan tetapi lebih bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dan menggambarkan penerapan konsep dan teknik pemecahan masalah serta pengambilan keputusa, yang mungkin timbul dalam proses perjalanan haji. Pemecahan masalah dalam study kasus ini lebih menekankan pada alasan logika yang dipergunakan dalam pemecahan masalah, misalnya tentang penggunaan toilet di pesawat terbang, jemaah yang tersesat jalan, kehilangan uang atau barang, jemaah yang sakit dan wafat, kebakaran di pondokan
Metode Peragaan
Metode peragaan atau pagelaran dalam bimbingan calon haji dilaksanakan melalui: spanduk, poster, panel, maket ka’bah mini, mas’a (tempat melakukan sa’i dan jamrah yang ditempatkan pada tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh calon haji. Metode peragaan atau pagelaran dalam bimbingan calon haji dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan dan pengetahuan yang bersifat “tontonan sebagai tuntunan”.
Metode Praktek
Merupakan tindak lanjut metode sebelumnya sekaligus sebagai alat ukur sejauh mana calon haji memahami materi bimbingan yang telah disampaikan, praktek dilakukan dengan cara pembimbing menunjukan beberapa calon haji untuk berperan melakukan amalanamalan ibadah tertentu, calon haji melihat sambil mendengarkan petunjuk-petunjuk pembimbing.
Metode Diskusi
Dengan diskusi diharapkan peserta mampu mengungkapkan pikiran-pikirannya dan menumbuhkan kebersamaan. Bentuk diskusi ada 2 (dua) macam yaitu : (1) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan materi yang disajikan oleh panelis. (2) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ketua yang ditunjuk oleh peserta dan didampingi narasumber.
Metode diskusi
Dengan metode diskusi ini diharapkan para calon haji mampu mengungkapkan pikiranpikirannya dan menumbuhkan kearah kebersamaan.