WISLAH.COM : Media sosial di Indonesia ternyata berpengaruh buruk bagi kesehatan mental penggunanya. Demikian hasil temuan penelitian yang disampaikan oleh Sujarwoto, Gindo Tampuboplon, dan Adi Cilik Pierawan dari University of Manchester sebagaimana dilansir Science Daily Juni 2019 silam.
Makalah yang disajikan ketiganya membahas efek spesifik efek dari media sosial pada kesehatan mental di negara berkembang.
Ditemukan bahwa media sosial memiliki efek merugikan pada kesehatan mental – seperti yang telah didokumentasikan secara global. Namun penulis mencatat secara spesifik untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Baca Juga Dampak Pendidikan Secara Keras Terhadap Perkembangan Otak Anak
Imbas Ketimpangan Ekonomi
Para peneliti mengatakan bahwa tingkat ketidaksetaraan yang tinggi di negara itu disorot di media sosial yang menyebabkan kecemburuan dan kebencian saat melihat gambar media sosial yang bahagia dan positif tentang bagaimana orang lain hidup.
Ketimpangan di Indonesia telah meningkat pesat sejak tahun 2000 dan negara ini memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat ketiga di antara negara-negara G20.
Hal ini mengakibatkan munculnya kelas konsumen yang meningkat secara cepat dan sangat kontras dengan mereka yang kurang pendidikan atau tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
Transisi Indonesia menuju demokrasi juga terjadi di media sosial dengan hasil negatif.
Hingar bingar berita tentang kegagalan pemerintah, korupsi, kejahatan, konflik, dan kemiskinan diperkuat di media sosial setiap hari – memberikan sedikit pelarian bagi warga negara.
Studi tersebut secara khusus mengamati Facebook, Twitter dan obrolan, dan menganalisis 22.423 orang di hampir 300 distrik di negara itu.
Baca Juga Anak Desa Lebih Cerdas Dari Anak Kota
Media sosial sangat populer di Indonesia; Facebook melaporkan total 54 juta pengguna individu di Indonesia, menjadikannya negara pengguna Facebook terbesar keempat di dunia, sementara Twitter melaporkan 22 juta pengguna Indonesia, menempatkan negara itu di urutan kelima di dunia.
Twitter juga melaporkan bahwa pengguna Indonesia rata-rata mempublikasikan total 385 tweetan per detik.
Beban Gangguan Jiwa
Sementara itu, gangguan jiwa menjadi beban utama di Tanah Air.
Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar Indonesia terbaru 2018, prevalensi individu dengan gangguan jiwa di tanah air diperkirakan mencapai 11,8 juta orang.
Peneliti Global Development Institute Gindo Tampubolon mengatakan bah hal ini merupakan pengingat yang kuat bahwa teknologi ini dapat memiliki sisi negatif.
“Kami ingin melihat pejabat kesehatan masyarakat berpikir secara kreatif tentang bagaimana kami dapat mendorong warga untuk berhenti dari media sosial atau menyadari konsekuensi negatif yang dapat ditimbulkannya terhadap kesehatan mental.” Ujarnya.
Baca Juga Agama Menjadi Berkah Bagi Anak-anak
Penulis menyerukan intervensi kesehatan masyarakat dan kebijakan yang mengadvokasi penggunaan media sosial online secara bijaksana untuk mencegah peningkatan penyakit mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial yang berlebihan di Indonesia.
Sumber: https://www.sciencedaily.com/releases/2019/06/190617104140.htm