3 Contoh Refleksi D.1a. Kesadaran diri (Refleksi Guru)

Guru Penggerak

Tulisan ini merupakan kumpulan Contoh Refleksi D.1a. Kesadaran diri, kamu bisa jadikan sebagai referensi dalam penulisan refleksi.

Berikut adalah 3 Contoh Refleksi D.1a. Kesadaran diri:

Contoh 1: Refleksi D.1a. Kesadaran diri

Refleksi D.1a. Kesadaran Diri


Oleh: [Nama Anda]

Sebelumnya, saya berpikir bahwa pembelajaran tentang kesadaran diri dan pengelolaan emosi tidak dapat diintegrasikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Namun, setelah melakukan refleksi lebih mendalam, saya menyadari bahwa pembelajaran tentang emosi diri bisa menjadi bagian yang sangat berharga dalam pengalaman belajar para siswa. Dalam upaya menerapkan kesadaran diri ke dalam pembelajaran kelas, saya menemukan beberapa pendekatan yang dapat berguna.

Baca Contoh Refleksi : 3 Contoh Refleksi D.1a. Kesadaran diri 
Baca Contoh Refleksi :3 Contoh Refleksi D.1b. Manajemen diri 
Baca Contoh Refleksi :3 Contoh Refleksi D.1C. Kesadaran Sosial
Baca Contoh Refleksi :3 Contoh Refleksi D.1D. Keterampilan Berelasi

Salah satu teknik yang saya temukan adalah praktik kesadaran penuh dengan menggunakan musik. Guru dapat menggunakan musik instrumental atau memberi kesempatan pada murid untuk memberikan rekomendasi lagu yang mereka anggap relevan. Proses ini melibatkan pendengaran musik dengan penuh perhatian, diikuti dengan refleksi bersama. Murid diajak untuk berbicara secara lisan tentang apa yang mereka rasakan saat mendengarkan musik tersebut. Mereka dapat mengungkapkan pendapat mereka mengenai musik yang mereka dengar, serta berbagi perasaan dan pikiran yang timbul selama mendengarkan musik tersebut.

Ide-ide pembelajaran baru yang menarik yang akan saya terapkan dalam pembelajaran kesadaran diri di kelas adalah sebagai berikut:

a. Melakukan praktik kesadaran penuh dengan teknik mendengarkan musik, dengan opsi menggunakan musik instrumental atau memberi kesempatan pada murid untuk merekomendasikan lagu untuk didengarkan bersama.

b. Memberikan pilihan pada murid untuk menjelaskan emosi mereka dengan metode yang mereka inginkan:

  1. Menggambar: Murid dapat menggambarkan emosi mereka dalam bentuk gambar atau ilustrasi.
  2. Menulis: Murid dapat menuliskan emosi mereka dalam bentuk narasi, deskripsi, puisi, atau bentuk tulisan kreatif lainnya.
  3. Musik/Lagu: Murid dapat membuat lagu atau musik yang merepresentasikan emosi-emosi tertentu, atau mereka dapat memilih lagu yang menurut mereka dapat mencerminkan emosi tersebut. Selanjutnya, mereka dapat menuliskan alasan pemilihan lagu tersebut dalam konteks pembelajaran kolaboratif.

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, saya berharap para siswa akan lebih memahami emosi diri mereka, dan pembelajaran kesadaran diri akan menjadi lebih menarik dan bermakna bagi mereka dalam konteks pembelajaran kelas.

Contoh 2: Refleksi D.1a. Kesadaran diri

Refleksi D.1a. Kesadaran Diri

Oleh: [Nama Anda]


Sebelumnya, saya memiliki pandangan bahwa pembelajaran mengenai kesadaran diri dan pengelolaan emosi pribadi adalah konsep yang sulit diterapkan dalam konteks pembelajaran di kelas. Namun, setelah melakukan eksplorasi lebih lanjut, saya menyadari bahwa pembelajaran ini dapat diintegrasikan dengan baik dalam lingkungan kelas. Guru memiliki kemungkinan untuk menggunakan berbagai teknik, salah satunya adalah Praktik Kesadaran Penuh dengan memanfaatkan musik. Dalam hal ini, guru dapat memutuskan untuk menggunakan musik instrumental atau memberikan murid kesempatan untuk merekomendasikan lagu yang akan didengarkan bersama. Setelah itu, murid diajak untuk berbicara secara lisan mengenai apa yang mereka rasakan dan pikirkan saat mendengarkan musik tersebut, termasuk pandangan mereka tentang musik tersebut dan perasaan yang timbul selama mendengarkan.

Ide-ide baru atau pendekatan menarik yang akan saya terapkan dalam pembelajaran saya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan praktik kesadaran penuh dengan teknik mendengarkan musik. Guru dapat memilih musik instrumental yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, atau memberi kesempatan pada murid untuk memberikan rekomendasi lagu yang ingin mereka dengarkan bersama. Hal ini akan membantu murid dalam mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

b. Memberikan pilihan kepada murid dalam ekspresi diri mereka. Saya akan memberikan murid pilihan untuk menjelaskan emosi mereka dengan cara yang mereka sukai, seperti:

  1. Menggambar: Murid dapat menggambarkan emosi mereka dalam bentuk gambar.
  2. Menulis: Murid dapat menuliskan emosi mereka dalam bentuk narasi, deskripsi, puisi, atau bentuk tulisan lainnya.
  3. Musik/Lagu: Murid dapat menciptakan musik atau lagu yang mencerminkan emosi-emosi mereka, atau mereka dapat memilih lagu yang secara simbolis mewakili perasaan mereka, dan kemudian menulis alasan di balik pemilihan lagu tersebut.

Pendekatan ini akan menciptakan pembelajaran yang lebih kolaboratif, memungkinkan setiap murid untuk mengekspresikan emosinya dengan cara yang mereka pilih, dan secara keseluruhan, membantu mereka mengembangkan kesadaran diri dan pengelolaan emosi yang lebih baik.

Contoh 3: Refleksi D.1a. Kesadaran diri

Refleksi D.1a. Kesadaran Diri

Oleh: [Nama Anda]

Sebelumnya, saya percaya bahwa pembelajaran tentang kesadaran diri tidak dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas tradisional. Namun, setelah beberapa eksperimen dan pemikiran lebih lanjut, saya menyadari bahwa pembelajaran tentang emosi diri dapat menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran di kelas. Saya telah menemukan beberapa teknik yang dapat membantu guru dan siswa lebih memahami dan mengelola emosi mereka.

Salah satu teknik yang saya temukan adalah menggabungkan praktik kesadaran penuh dengan seni visual. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk merespon emosi mereka dengan cara menggambar atau melukis. Mereka dapat menggambarkan bagaimana mereka merasakan diri mereka sendiri, perasaan apa yang mereka alami, dan pemikiran apa yang terlintas dalam pikiran mereka saat merasa tertekan, senang, sedih, atau marah.

Selain itu, saya juga ingin memperkenalkan ide pembelajaran baru yang menarik, seperti:

a. Proyek seni ekspresif – Siswa dapat membuat karya seni yang merepresentasikan emosi mereka dengan berbagai teknik, termasuk cat air, pensil warna, atau karya seni digital.

b. Jurnal emosi – Siswa akan memiliki jurnal di mana mereka mencatat dan merenungkan perasaan dan emosi mereka setiap hari. Mereka dapat menulis narasi, puisi, atau deskripsi tentang apa yang mereka alami.

c. Kelompok diskusi emosi – Siswa dapat berpartisipasi dalam kelompok diskusi untuk berbicara tentang perasaan dan emosi mereka, serta belajar dari pengalaman dan pandangan teman sekelas.

Dengan menerapkan teknik-teknik ini dalam pembelajaran, kita dapat membantu siswa lebih sadar terhadap perasaan mereka sendiri, membantu mereka mengatasi tantangan emosional, dan memperkuat keterampilan sosial mereka. Dengan memberikan beragam cara bagi siswa untuk berekspresi, kita menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa.

Related posts