Wislah : Pernah mendengar tentang Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam? Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam dikenal dengan masyarakat jahiliyah. Apa sih yang dimaksud dengan jahiliyah?
Simak penjelasan berikut ini tentang : Keadaan Geografis Jazirah Arab, Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Sebelum Islam, dan Kebudayaan Masyarakat Arab Sebelum Islam.
Keadaan Geografis Jazirah Arab
- Keadaan Alam Jazirah Arab
Wilayah Arab daerahnya terdiri dari gurun-gurun yang udaranya sangat panas dan berangintenang wilayah ini adalah daerah Tihamah, sedangkan wilayah yang berupa lembah di celah celahpegunungan adalah daerah Hijaz. Di wilayah Hijaz inilah terdapat dua kota suci, yakniMakkah dan Madinah. Di Makkah inilah terdapat ka’bah dan sumber mata air yang tidakpernah kering yang merupakan peninggalan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As yang disebut air zam-zam.
Najed adalah suatu wilayah yang berupa dataran tinggi, berbedadengan wilayah Al-Arudh yaitu wilayah padang pasir luas yang terkenal dengan padangsahara yang tandus dan gersang. Wilayah Al-Arudh berada di bawah kekuasaan bangsaPersia.
Wilayah jazirah arab lainnya yaitu Yaman, suatu wilayah di Jazirah Arab yang telah banyak dihuni oleh masyarakat Arab pra-Islam. Penduduk Yaman termasuk yang telah maju pada saat itu namun sering terjadi peperangan sehingga banyak bangunanb angunan yang lenyap dan musnah akibat perang.
- Bangsa-Bangsa di Jazirah Arab
Bangsa Arab dibagi menjadi beberapa bagian bangsa yang besar, yakni:Mereka adalah bangsa Arab yang sudah tidak dikenal lagi karena sudah punah yang disebutdengan Arab Al-Ba’idah. Bangsa Arab Al-Ba’idah yang pernah terkenal dalam sejarahbangsa-bangsa Arab adalah kaum ‘Ad dan Tsamud.
Arab Al-‘Aribah, mereka adalah bangsa Arab yang berasal dari keturunan Ya’rib bin Syakib dan disebut juga bangsa Arab Qahthan dan berdomisili di Yaman.
Sebagian besar dari penduduk Jazirah Arab adalah dari keturunan Nabi Ismail. Bangsa Arab ini adalah Al-Musta’ribah, baik yang tinggal di kota-kota maupun di dusun-dusun.
Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Sebelum Islam
Bangsa Arab memiliki karakter yang positif seperti pemberani, ketahanan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, penganut kebebasan, loyal terhadap pemimpin, pola hidup sederhana, ramah, ahli syair dan sebagainya. Tapi karakter baik mereka terkikis oleh sifat buruknya. Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina berjudi, merampok dan sebagainya. Perbudakan, menempatkan kaum perempuan pada kedudukan yang sangat rendah. Perempuan dipandang ibarat binatang peliharaan dan tidak memiliki kehormatan dan kekuatan untuk membela diri.
Kamu mungkin pernah mendengar atau membaca, bahwa zaman sebelum agama Islam datang disebut zaman jahiliyah yang artinya kebodohan atau zaman kegelapan. Disebut demikian, karena masyarakat Arab pada waktu itu tidak mau menggunakan pikiran sehatnya untuk menyembah Allah Swt yang telah menciptakan mereka. Mereka dalam kegelapan karena tidak mau mengikuti petunjuk agama yang benar yang dibawa oleh para rasul Allah Swt mereka juga belum memiliki aturan hidup yang baik, tidak terdapat pemerintahan adan hukum yang tetap mereka hanya mengikuti serta mematuhi adat istiadat dan kebiasaan yang telah berlaku turun-temurun.
Bangsa Arab Jahiliyah suka berkelompok berdasarkan bani (marga). Bani ini berkelompok menjadi satu kabilah (suku), jadi kabilah itu adalah kelompok yang terdiri atas beberapa bani (marga), seperti suku Quraisy yang merupakan salah satu suku yang terdiri dari Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan Bani Kilab. Mereka hidup berkelompok dan mementingkan kelompoknya. Sehingga di antara suku-suku itu sering terjadi persaingan yang mengakibatkan terjadinya perselisihan.
Kebudayaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
Kebudayaan masyarakat Arab pra-Islam yang paling menonjol adalah bidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab.
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amat penting yang pernah berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam datang. Bangsa Arab termasuk bangsa yang memiliki rasa seni yang tinggi. Salah satu buktinya ialah bahwa seni bahasa Arab (syair) merupakan suatu seni yang paling indah yang amat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa tersebut. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi penyair-penyair untuk mendengarkan syair-syairnya. Ada beberapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul yaitu pasar Ukaz, Majinnah, dan Zul Majaz. Di pasar-pasar itulah penyair-penyair memperdengarkan syairnya yang sudah disiapkan untuk itu.
Seorang penyair mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalam masyarakat Arab. Bila pada
suatu suku atau kabilah muncul seorang penyair, maka berdatanganlah utusan dari kabilah-kabilahlain untuk mengucapkan selamat kepada kabilah itu. Untuk itu, kabilah tersebut mengadakan acara-acara dan jamuan besar-besaran dengan menyembelih binatang ternak. Untuk upacara ini, wanita-wanita cantik dari kabilah tersebut keluar untuk menari, menyanyi, menghibur para tamu. Upacara yang diadakan adalah untuk menghormati sang penyair.
Dengan demikian penyair dianggap mampu menegakkan martabat suku atau kabilahnya. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat orang yang tadinya hina, atau sebaliknya, dapat menghinakan orang yang tadinya mulia.