Pengelolaan Sampah Organik, Pengertian, Pengelolaan, Jenis, Prinsip dan Dampak

Pengelolaan Sampah Organik, Pengertian, Pengelolaan, Jenis, Prinsip dan Dampak

Pengelolaan Sampah Organik | Pengertian Sampah Organik | Pengelolaan Sampah Organik | Jenis Pengelolaan Sampah Organik | Prinsip Pengelolaan Sampah Organik | Dampak Sampah Organik |

Pengertian Sampah Organik

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).


Pengelolaan Sampah Organik

Pupuk Kompos

Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah organik seperti daun kering. Pembuatan kompos ini bisa dilakukan secara alami.

Namun saat ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat. Cara membuat kompos sangat mudah dan kandungan haranya juga cukup lengkap sehingga sangat berguna untuk budidaya tanaman.

Biogas

Selain kompos, sampah organik juga bisa diolah menjadi biogas. Menurut penjelasan di modul “Pengolahan Limbah Organik atau Cair menjadi Biogas, Pupuk Padat, dan Cair”, biogas adalah gas dari aktivitas anaerobik atau fementasi bahan organik. Biogas yang dihasilkan memiliki kandungan seperti metana, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida, dan oksigen. Biogas diperoleh oleh bakteri dari bahan organik dalam kondisi kedap udara. Biogas yang berasal dari kotoran tenak memiliki kandungan 60% gas metan. Produksi gas bisa dipengaruhi dengan jumlah bahan organik yang digunakan. Semakin tinggi bahan organik yang digunakan maka gas yang dihasilkan juga semakin banyak.

Pupuk Organik Cair (POC)

Selain diolah menjadi kompos dan biogas, sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk organik cair. Mengutip dari modul “Pembuatan Pupuk Padat dan Cair dari Sampah Organik”, berikut cara membuat pupuk organik cair.


Jenis Pengelolaan Sampah Organik

  • Sampah organik basah

Sampah organik basah adalah sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Seperti kulit buah dan sisa sayuran.

  • Sampah organik kering

Sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Seperti sampah kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

Prinsip Pengelolaan Sampah Organik

  • Mengurangi

Prinsip pertama dalam pengolahan limbah yakni mengurangi dengan melakukan pengurangan penggunaan barang-barang habis pakai yang dapat menimbulkan sampah. Contoh praktik prinsip mengurangi adalah membawa sendiri kantung belanja, memakai produk yang dapat digunakan berkelanjutan, dan lain sebagainya.

  • Menggunakan kembali

Prinsip kedua yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah, yakni menggunakan kembali adalah menggunakan barang-barang yang masih bisa dipakai kembali, dan menghindari pemakaian sekali pakai guna memaksimalkan umur suatu barang. Contoh penerapan menggunakan kembali adalah Potongan kain atau baju bekas untuk lap, keset, dan lain-lain

  • Mendaur ulang

Prinsip ketiga dalam mengelola sampah, yakni mendaur ulang merupakan proses pengolahan sampah dengan mencari barang yang masih bisa dipakai kembali, atau yang dapat didaur ulang. Contoh penerapan prinsip mendaur ulang adalah pemanfaatan limbah plastik untuk diolah menjadi barang perabotan rumah tangga, pengolahan limbah organik untuk pupuk, pengolahan limbah kulit sapi dengan disamak untuk dibuat menjadi kerajinan tas/jaket, dan lain sebagainya.

  • Mengganti

Prinsip keempat dalam pengelolaan sampah yakni mengganti, adalah kegiatan penggantian barang sekali pakai dengan barang yang memiliki ketahanan lebih lama, serta menggunakan barang yang lebih ramah lingkungan.

Dampak Sampah Organik

Sampah yang tak dibuang pada tempatnya tentu akan mengganggu lingkungan serta kesehatan seseorang dan akhirnya menjadi pemicu timbulnya suatu penyakit seperti, disentri, kudisan, diare, jamur, dan lain sebagainya. Bahkan dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh manusia saja tapi juga pada tumbuhan dan hewan yang berada di sekitarnya.

Related posts