Hasil Riset: Tidur Siang Secara Tepat Dapat Meningkatkan Daya Ingat

Tidur Siang Secara Tepat Dapat Meningkatkan Daya Ingat

WISLAH: Bagi Sebagian orang, tidur siang merupakan aktivitas penting yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. Beberapa tradisi di daerah di Indonesia juga menganggap tidur siang merupakan hal yang penting, sebut saja masyarakat Gorontalo misalnya. Selain itu, nama-nama besar dan orang cerdas seperti Albert Einstein dan Leonardo da Vinci ternyata sosok-sosok yang dikenal tidak pernah melewatkan ritual tidur siang.

Tidur siang rupanya bukan hanya sekedar mengistirahatkan tubuh di siang hari, namun juga sangat bermanfaat untuk peningkatan fungsi kognitif manusia. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya aktivasi hipokampus, sebuah area di otak yang berguna untuk pembelajaran dan memori.

Hasil riset terbaru dari China menunjukkan bahwa tidur siang secara teratur berkaitan dengan peningkatan fungsi kognitif pada orang dewasa dan yang lebih tua. Sebagaimana dilansir dari Health24, para peneliti telah bertanya kepada 2.200 responden yang berusia lebih dari 70 tahun terkait kebiasaan tidur siang mereka sebelum mereka menjalani serangkaian tes kognitif yang mengukur hal-hal seperti memori dan keterampilan Bahasa.


Temuan mereka, durasi atau lamanya waktu tidur sangat menetukan terhadap kondisi kognitif manusia. Orang yang biasanya tidur siang selama 30-90 menit secara keseluruhan cenderung memiliki kondisi kogitif yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidur lebih singkat dari waktu tersebut, atau disbanding dengan mereka yang tidak tidur siang sama sekali.

Lalu mengapa tidur siang secara singkat memiliki dampak yang sangat besar untuk meningkatkan kewaspadaan dan focus manusia? Riset membuktikan bahwa tidur siang dapat membantu otak membersihkan produk limbah yang memicu tidur yang sebaliknya akan menghambat aktivitas otak, dan mengisi kembali simpanan energi otak.


Tidur siang singkat juga dapat membantu meningkatkan perhatian kita dengan membiarkan otak khususnya daerah yang mengantuk pulih, sehingga mencegah ketidakstabilan di jaringan otak. Selain itu, tidur siang juga lebih restoratif sebagian karena ada waktu untuk memasukkan beberapa tahapan tidur, yang masing-masing mendukung proses pembelajaran yang berbeda.

Misalnya, selama tidur REM (rapid eye movement) otak hampir sama aktifnya dengan saat bangun. Aktivitas di berbagai wilayah otak ini – termasuk yang berguna untuk pembelajaran dan memori- mungkin menjadi alasan mengapa tidur REM mendukung memori jangka Panjang dan memori emosional.

Selama tidur REM, otak memperkuat koneksi yang baru dikembangkan yang penting untuk peningkatan keterampilan motorik. Tidur lebih lama juga mengurangi koneksi yang tidak penting, dan keseimbangan ini dapat meningkatkan seberapa cepat dan fektif otak bekerja secara keseluruhan.

Sedangkan tidur non-REM, tahap tidur di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu kita- mengandung gelombang otak yang lambat dan gelondong tidur. Kumpatan tidur adalah sinyal seperti ledakan berkala antara area otak yang berbeda, yang diyakini dapat mengaktifkan kembali dan mengkonsolidasikan ingatan. Baik gelombang otak yang lambat maupun spindel dapat meningkatkan plastisitas, ytakni kemampuan otak untuk belajar dan beradaptasi dengan pengalaman baru.

Meski tidur siang memiliki banyak sisi positif secara jangka pendek, namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk orang-orang yang menderita insomnia. Hal ini karena tidur siang dapat mengurangi rasa kantuk, sehingga dapat semakin menyulitkan bagi mereka untuk tidur di malam hari. Tidur siang juga harus dihindari dalam situasi di mana konerja yang optimal sangat dibutuhkan segera setelahnya, karena memerlukan waktu untuk bangun sepenuhnya bagi orang yang melakukannya.       

Riset lain juga menunjukkan bahwa terlalu sering tidur siang ternyata berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Aktivitas ini banyak dilakukan oleh para pekerja dengan sistem shift, pensiunan, dan perokok serta pada orang dengan gen yang berhubungan dengan gangguan tidur atau obesitas.  

Related posts