Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan dan Penelitian Tentangnya

Pemikiran Aristoteles

Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan | Makalah Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan | Penelitian Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan  |

Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan

Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan secara benar.Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggi adalah hidup spekulatif.

Aristoteles juga menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan rendah, sebagaimana pada tingkat pendidikan usia muda itu perlu ditanamkan kesadaran aturan-aturan moral. Menurut Aristoteles untuk memperoleh pengetahuan manusia harus lebih dari binatang-binatang lain berdasarkan kekuatannya untuk berpikir, harus mengamati dan secara hati-hati menganalisa struktur-struktur, fungsi-fungsi organisasi itu, dan segala yang ada dalam alam. Oleh karena itu prinsip pokok pendidikan menurut Aristoteles adalah pengumpulan serta penelitian fakta-fakta suatu belajar induktif, ‘suatu pencarian yang obyektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan. Ariestoteles berkata bahwa sebaiknya memberikan pendidikan yang baik bagi semua anak-anak.


Sparta mempunyai suatu sistem sekolah negeri yang wajib bagi putera-puterinya, bagi semua warga negara, tetapi sistem tersebut terdiri dari pendidikan fisik dan latihan militer.Dalam rangka yang lebih tinggi, ia nampak setuju dengan Plato tentang nilainilai Matematika, Fisika, Astronomi, dan Filsafat. la menyatakan bahwa putra-putri semua warga negara sebaiknya diajar sesuai dengan kemampuan mereka, sesuatu pandangan mereka yang sama dengan doktrin Plato tentang keberadaan individual. Disiplin merupakan hal yang essensial untuk mengajarkan para pemuda dan kaum lakilaki muda untuk mematuhi perintah-perintah dan mengendalikan gerakan hati mereka.

Beberapa Penelitian Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan

Berikut adalah beberapa penelitian “Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan” :

Aristoteles: Biografi dan Pemikiran, oleh Dini Anggraeni Saputri

Berikut adalah kesimpulan dari penelitian yang ditulis oleh Dini Anggraeni Saputri dengan judulAristoteles: Biografi dan Pemikiran dalam jurnal.

Filsafat Aristoteles bersifat naturalistis karena sifat empirisnya. Pengertian naturalistis selanjutnya adalah ia percaya bahwa alam semesta terdiri dari sebuah herarki, masing-masing dengan sebuah kodart atau hakikat. Pendangan naturalistisnya mengenai alam semesta tidak tergantung pada kepercayaan-kepercayaan theologis.


Logika Aristoteles adalah suatu sistem berfikir deduktif (deductive reasioning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya obseevasi, experimen dan berfikir induktif (inductive thinking).

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal. Banyak teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut slah total karena asumsi yang keliru. Sebagai contoh ketika Aristoteles menyetujui adanya perbudakan karena menurutnya hal ini sejalan dengan hukum alam dimana yang lemah akan kalah oleh yang kuat.

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN: Telaah Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles, oleh Muhammad Tang dkk

Berikut adalah kesimpulan dari penelitian yang ditulis oleh Muhammad Tang dkk dengan judulLANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN: Telaah Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles dalam Jurnal of Islamic Studies Review Vol. 01, No. 01, Mar 2021.

Setelah membahas pemikiran ketiga filusuf tersebut di atas tentang pendidikan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pendidikan hendaknya dikembangkan dengan dialektika (dialogis) atau dalam istilah sekarang ini metode diskusi (Socrates).
  2. Seseorang guru tidak memaksa kehendak atau memaksa gagasan-gagasan atau pengetahuan kepada seorang siswa, yang mana seorang siswa dituntut untuk mengembangkan pemikirannya sendiri dengan berpikir secara kritis, ini adalah suatu metode untuk meneruskan inteleknya dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaannya dan kekuatan mental.
  3. Tujuan pendidikan yang benar menurut Socrates adalah untuk merangsang penalaran yang cermat dan disiplin mental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang terus menerus dan standar moral yang tinggi.
  4. Pemerintah harus berperang aktif dalam mengembangkan pendidikan (Plato).
  5. Tujuan pendidikan menurut Plato adalah untuk menemukan kemampuan-kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya sehingga ia akan menjadi seorang warga negara yang baik, dalam suatu masyarakat yang harmonis, melaksanakan tugas-tugasnya secara efisien sebagai seorang anggota kelasnya.
  6. Menurut Aristoteles, agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapatkan pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, akan tetapi soal memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, supaya mengarah diri kepada akal, sehingga dapat dipakai akal guna mengatur nafsu-nafsu.
  7. Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggi adalah hidup spekulatif.

Related posts