Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)

Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)
Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)

WISLAH.COM – Berikut “Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)” untuk membantu siswa-siswi kelas 5 SD memahami dan mengapresiasi seni rupa secara lebih mendalam. Materi ini disusun berdasarkan Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Dalam semester 1, siswa akan diajak untuk mengenal unsur dan prinsip seni rupa, mengeksplorasi teknik menggambar ekspresif, serta belajar tentang ikatan, simpul, dan anyaman. Sementara itu, di semester 2, siswa akan lebih mendalami teknik menggambar objek tumbuhan, mengenal ragam hias dari berbagai daerah di Indonesia, serta berkreasi dengan bahan daur ulang.

Dengan mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kreativitas, imajinasi, dan keterampilan seni rupa mereka. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat menghargai keragaman budaya Indonesia melalui seni rupa.


Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)

A. Bab 1: Mengenal Unsur dan Prinsip Seni Rupa pada Objek di Sekitar Kita

  • Unsur Seni Rupa:
    • Garis: Elemen dasar pembentuk karya seni rupa. Garis dapat berupa garis lurus, lengkung, tebal, tipis, putus-putus, dan sebagainya. Garis dapat digunakan untuk menciptakan bentuk, tekstur, dan kesan ruang dalam karya seni.
    • Bentuk: Area yang dibatasi oleh garis. Bentuk dapat berupa bentuk geometris (persegi, lingkaran, segitiga) atau bentuk organik (bentuk-bentuk yang tidak beraturan seperti bentuk daun, awan, atau manusia).
    • Warna: Sensasi yang diterima oleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda. Warna memiliki tiga sifat dasar, yaitu hue (jenis warna), value (tingkat kecerahan atau kegelapan warna), dan intensity (tingkat ketajaman warna).
    • Tekstur: Permukaan suatu benda yang dapat dirasakan melalui sentuhan atau penglihatan. Tekstur dapat berupa tekstur nyata (dapat dirasakan melalui sentuhan) atau tekstur semu (hanya dapat dilihat).
  • Prinsip Seni Rupa:
    • Kesatuan: Hubungan antara unsur-unsur seni rupa yang saling mendukung dan menciptakan kesan harmonis dalam karya seni.
    • Keseimbangan: Penyebaran unsur-unsur seni rupa secara merata dalam karya seni sehingga menciptakan kesan stabil dan tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat berupa keseimbangan simetris (kedua sisi sama) atau asimetris (kedua sisi berbeda tetapi tetap seimbang).
    • Proporsi: Perbandingan ukuran yang ideal antara bagian-bagian dalam karya seni. Proporsi yang tepat akan menciptakan kesan yang indah dan harmonis.
    • Irama: Pengulangan unsur-unsur seni rupa secara teratur dalam karya seni. Irama dapat menciptakan kesan gerakan, dinamika, atau alunan yang menarik.
  • Kegiatan:
    • Mengamati berbagai benda di sekitar, seperti pohon, bangunan, atau benda-benda sehari-hari.
    • Mengidentifikasi unsur dan prinsip seni rupa yang terdapat pada benda-benda tersebut.
    • Membuat sketsa atau gambar sederhana dari benda-benda tersebut dengan memperhatikan unsur dan prinsip seni rupa yang telah dipelajari.

B. Bab 2: Menggambar Prinsip Irama dalam Seni Rupa

  • Irama dalam Seni Rupa:
    • Irama merupakan pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, warna) secara teratur dalam sebuah karya seni.
    • Irama dapat menciptakan kesan gerakan, alunan, atau dinamika dalam karya seni.
    • Contoh irama dalam seni rupa: pola garis bergelombang pada ombak, pola geometris pada batik, atau pengulangan bentuk pada ornamen.
  • Cara Membuat Irama dalam Gambar:
    • Mengulang-ulang garis dengan jarak dan ketebalan yang berbeda-beda.
    • Mengulang-ulang bentuk dengan ukuran dan posisi yang bervariasi.
    • Mengulang-ulang warna dengan gradasi atau kombinasi warna yang menarik.
  • Kegiatan:
    • Menggambar pola irama sederhana dengan menggunakan pensil atau alat gambar lainnya.
    • Menggambar objek alam atau benda-benda di sekitar dengan memperhatikan prinsip irama.
    • Membuat karya seni kolase dengan menggunakan potongan-potongan kertas berwarna yang disusun secara berirama.

C. Bab 3: Mengenal dan Mengeksplorasi Ikatan dan Simpul

  • Ikatan dan Simpul:
    • Ikatan adalah cara menggabungkan dua atau lebih tali atau benang dengan cara melilitkan atau mengaitkan.
    • Simpul adalah ikatan yang dibuat pada ujung tali atau benang untuk mencegahnya terlepas atau untuk mengikatnya pada benda lain.
    • Ikatan dan simpul memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengikat tali sepatu, membuat simpul pada tali saat berkemah, atau mengikat benda-benda agar tidak tercecer.
  • Jenis-jenis Ikatan dan Simpul:
    • Simpul Mati: Simpul yang kuat dan sulit terlepas, digunakan untuk mengakhiri ikatan atau mengikat benda secara permanen.
    • Simpul Hidup: Simpul yang mudah disesuaikan dan dapat dilepas dengan mudah, digunakan untuk mengikat benda sementara atau untuk membuat ikatan yang dapat diatur kekencangannya.
    • Simpul Jangkar: Simpul yang kuat dan aman, digunakan untuk mengikat tali pada tiang atau benda lain yang kokoh.
    • Simpul Kepala: Simpul yang membentuk lingkaran pada ujung tali, digunakan untuk membuat pegangan atau untuk mengaitkan tali pada benda lain.
  • Kegiatan:
    • Belajar membuat berbagai macam ikatan dan simpul dengan menggunakan tali atau benang.
    • Mempraktikkan penggunaan ikatan dan simpul dalam berbagai situasi, seperti mengikat tali sepatu, mengikat benda pada tas, atau membuat simpul pada tali saat bermain.
    • Membuat karya seni sederhana dengan menggunakan ikatan dan simpul, seperti gelang persahabatan, gantungan kunci, atau hiasan dinding.

D. Bab 4: Membuat Karya Seni Makrame Sederhana

  • Makrame:
    • Makrame adalah seni kerajinan tangan yang menggunakan teknik simpul-menyimpul tali atau benang untuk menciptakan berbagai macam karya seni, seperti hiasan dinding, gantungan kunci, tas, atau bahkan pakaian.
    • Makrame berasal dari bahasa Arab “migramah” yang berarti “pita berumbai”.
    • Teknik makrame sudah ada sejak zaman kuno dan berkembang di berbagai budaya di seluruh dunia.
  • Bahan dan Alat:
    • Tali atau benang makrame (berbagai jenis dan warna)
    • Gunting
    • Pita pengukur
    • Jarum pentul atau selotip
    • Benda untuk menggantungkan makrame (opsional)
  • Kegiatan:
    • Belajar membuat simpul dasar makrame, seperti simpul kepala, simpul mati, dan simpul lark’s head.
    • Membuat karya seni makrame sederhana, seperti gantungan kunci, gelang, atau hiasan dinding kecil.
    • Mengeksplorasi berbagai pola dan teknik simpul makrame untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks.

E. Bab 5: Mengenal dan Mengeksplorasi Aneka Anyaman

  • Anyaman:
    • Anyaman adalah teknik kerajinan tangan yang melibatkan proses menyilangkan atau menjalin bahan-bahan seperti bambu, rotan, daun pandan, kertas, atau bahan lainnya untuk menciptakan benda-benda fungsional atau dekoratif.
    • Anyaman merupakan salah satu bentuk seni kriya tertua di dunia dan memiliki nilai budaya yang tinggi di berbagai masyarakat.
  • Jenis-jenis Anyaman:
    • Anyaman Datar: Anyaman yang menghasilkan permukaan datar, seperti tikar, anyaman dinding, atau alas piring.
    • Anyaman Tiga Dimensi: Anyaman yang menghasilkan benda-benda dengan volume, seperti keranjang, topi, atau tas.
    • Anyaman Dekoratif: Anyaman yang lebih menekankan pada keindahan dan estetika, seperti hiasan dinding, aksesoris, atau pajangan.
  • Kegiatan:
    • Mengenal berbagai jenis bahan anyaman dan alat-alat yang digunakan dalam proses menganyam.
    • Belajar teknik dasar menganyam, seperti anyaman silang sederhana, anyaman kepang, atau anyaman lilit.
    • Membuat karya seni anyaman sederhana, seperti tatakan gelas, tempat pensil, atau hiasan kecil.

F. Bab 6: Membuat Souvenir dari Anyaman


  • Souvenir dari Anyaman:
    • Anyaman dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam souvenir yang unik dan menarik, seperti gantungan kunci, gelang, bros, atau hiasan kecil lainnya.
    • Souvenir dari anyaman dapat menjadi pilihan hadiah yang berkesan dan memiliki nilai seni yang tinggi.
  • Kegiatan:
    • Memilih jenis anyaman dan bahan yang sesuai untuk membuat souvenir.
    • Merancang desain souvenir yang kreatif dan menarik.
    • Membuat souvenir dari anyaman dengan menggunakan teknik yang telah dipelajari.
    • Menambahkan sentuhan akhir pada souvenir, seperti menambahkan manik-manik, pita, atau hiasan lainnya.

G. Bab 7: Menggambar Ekspresif dengan Prinsip Keseimbangan

  • Menggambar Ekspresif:
    • Menggambar ekspresif adalah cara menggambar yang lebih bebas dan spontan, mengedepankan ekspresi perasaan dan emosi daripada ketepatan bentuk atau detail.
    • Tujuan menggambar ekspresif adalah untuk menyalurkan kreativitas, imajinasi, dan perasaan melalui karya seni.
  • Prinsip Keseimbangan dalam Menggambar Ekspresif:
    • Meskipun menggambar ekspresif cenderung lebih bebas, prinsip keseimbangan tetap penting untuk menciptakan komposisi yang menarik dan harmonis.
    • Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur penempatan objek, warna, atau elemen visual lainnya secara seimbang dalam gambar.
  • Kegiatan:
    • Menggambar objek atau pemandangan dengan gaya ekspresif, menggunakan warna-warna cerah dan goresan-goresan bebas.
    • Menggambar ekspresi wajah atau figur manusia dengan mengedepankan emosi dan perasaan.
    • Membuat karya seni abstrak dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik, seperti cat air, krayon, atau pensil warna.

H. Bab 8: Menggambar Objek Tumbuhan dengan Memperhatikan Prinsip Proporsi

  • Menggambar Objek Tumbuhan:
    • Tumbuhan merupakan salah satu objek yang menarik untuk digambar karena memiliki bentuk, warna, dan tekstur yang beragam.
    • Menggambar tumbuhan dapat membantu siswa untuk lebih memahami struktur dan keindahan alam.
  • Prinsip Proporsi dalam Menggambar Tumbuhan:
    • Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian-bagian dalam suatu objek.
    • Dalam menggambar tumbuhan, proporsi yang tepat akan membuat gambar terlihat lebih realistis dan meyakinkan.
    • Misalnya, proporsi antara ukuran daun, batang, dan bunga harus sesuai agar gambar terlihat alami.
  • Kegiatan:
    • Mengamati berbagai jenis tumbuhan, seperti bunga, daun, atau pohon.
    • Membuat sketsa awal dengan memperhatikan proporsi antara bagian-bagian tumbuhan.
    • Menggambar detail tumbuhan dengan teliti, seperti bentuk daun, urat daun, atau kelopak bunga.
    • Mewarnai gambar tumbuhan dengan menggunakan warna-warna yang sesuai.

I. Bab 9: Mengenal Aneka Ragam Hias dari Berbagai Daerah di Indonesia

  • Ragam Hias:
    • Ragam hias adalah motif atau pola dekoratif yang digunakan untuk memperindah suatu benda atau karya seni.
    • Indonesia memiliki kekayaan ragam hias yang beragam, masing-masing daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.
  • Contoh Ragam Hias Indonesia:
    • Batik (Jawa)
    • Songket (Sumatera)
    • Ukiran (Bali)
    • Tenun Ikat (Nusa Tenggara Timur)
    • Sasirangan (Kalimantan Selatan)
  • Kegiatan:
    • Mempelajari berbagai macam ragam hias dari seluruh Indonesia.
    • Mengidentifikasi ciri khas dan makna dari setiap ragam hias.
    • Membuat karya seni dengan mengaplikasikan ragam hias Indonesia, seperti menggambar, melukis, atau membuat kolase.

J. Bab 10: Mengkreasi Jenis dan Pola Ragam Hias

  • Mengkreasi Ragam Hias:
    • Setelah mengenal berbagai ragam hias tradisional, siswa diajak untuk berkreasi menciptakan ragam hias sendiri.
    • Proses kreasi ini melatih imajinasi, kreativitas, dan kemampuan siswa dalam mengolah unsur-unsur seni rupa.
  • Kegiatan:
    • Menggabungkan motif dan pola dari berbagai ragam hias tradisional untuk menciptakan ragam hias baru.
    • Mengembangkan motif dan pola baru berdasarkan pengamatan terhadap alam, lingkungan sekitar, atau imajinasi siswa.
    • Mengaplikasikan ragam hias yang telah dibuat pada berbagai media, seperti kertas, kain, atau benda-benda lainnya.

K. Bab 11: Membuat Karya Seni dari Bahan Daur Ulang Limbah Rumah Tangga

  • Karya Seni dari Limbah Rumah Tangga:
    • Limbah rumah tangga, seperti botol plastik, kardus, kaleng bekas, atau kertas koran, dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat karya seni yang kreatif dan unik.
    • Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk menghargai lingkungan dan memanfaatkan kembali bahan-bahan yang dianggap tidak berguna.
  • Kegiatan:
    • Mengumpulkan berbagai jenis limbah rumah tangga yang dapat digunakan sebagai bahan karya seni.
    • Membersihkan dan mengeringkan limbah sebelum digunakan.
    • Merancang dan membuat karya seni dari limbah, seperti pot bunga dari botol plastik, tempat pensil dari kardus, atau hiasan dinding dari kaleng bekas.
    • Menambahkan sentuhan dekoratif pada karya seni agar lebih menarik.

L. Bab 12: Menciptakan Karya Seni dari Kertas Bekas

  • Karya Seni dari Kertas Bekas:
    • Kertas bekas, seperti koran, majalah, atau kertas kado, dapat diolah menjadi berbagai karya seni yang menarik.
    • Kegiatan ini melatih keterampilan motorik halus, kreativitas, dan kesabaran siswa.
  • Teknik Membuat Karya Seni dari Kertas Bekas:
    • Origami: Seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk, seperti binatang, bunga, atau benda-benda lainnya.
    • Quilling: Seni menggulung kertas tipis menjadi bentuk-bentuk kecil yang kemudian disusun menjadi gambar atau hiasan.
    • Kolase: Seni menempel potongan-potongan kertas berwarna atau bertekstur berbeda pada suatu permukaan untuk menciptakan gambar atau desain.
    • Paper Mache: Teknik membuat benda tiga dimensi dengan menempelkan potongan-potongan kertas yang dicelupkan dalam lem pada cetakan.
  • Kegiatan:
    • Mengumpulkan berbagai jenis kertas bekas yang dapat digunakan untuk membuat karya seni.
    • Belajar teknik dasar origami, quilling, kolase, atau paper mache.
    • Membuat karya seni dari kertas bekas dengan menggunakan teknik yang telah dipelajari.
    • Mengembangkan kreativitas dengan menciptakan karya seni yang unik dan orisinal.

Penutup:

Demikian “Kumpulan Materi Seni Rupa Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka (Semester 1 dan 2)”. Semoga dapat memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai materi seni rupa yang akan dipelajari siswa-siswi kelas 5 SD selama satu tahun ajaran. Dengan pemahaman yang baik tentang materi ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif, kreatif, dan percaya diri dalam mengekspresikan diri melalui seni rupa.

Related posts