Wislah.com : Kompleks Astana Makam Sunan Gunung Jati atau masyarakat setempat umum menyebutnya Gunung Sembung adalah salah satu tempat sakral yang erat hubungannya dengan nilai dan budaya Islam.
Tetapi sebuah hasil penelitian yang berjudul “Dari Orang Belanda sampai Elit Bumiputera: Kajian Sejarah Freemasonry di Kota Cirebon 1900-1942” dipublikasikan pada Jurnal Agastya (Jurnal sejarah dan Pembelajarannya) Vol.10 No. 2 (2020), cukup membuat sentakan yang cukup kuat.
Dari penelitian tersebut, ditemukan keramik dengan simbol khas freemasonry yaitu “Penggaris dan Jangka Pengukur” di Kompleks Astana Makam Sunan Gunung Jati merupakan peninggalan sejarah berupa artefak yang menunjukkan bahwa Freemasonry memiliki eksistensi di Cirebon.
Sebagai pengenal bagi yang belum mengetahuinya, freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yahudi internasional. Dalam catatan sejarah disebutkan, Freemasonry didirikan di London tahun 1717. Di Belanda,freemasonry berdiri tahun 1756.
Itu yang kemudian menyebabkan para peneliti (Asep Achmad Hidayat, Faizal Arifin, Tia Ruli Dais, dan Endang Sari Wahyuni), tidak ada kaitan antara Sunan Gunug Jati dengan freemasonry. Karena berdasarkan kitab Purwaka Caruban Nagari, Sunan Gunung Jati dilahirkan tahun 1448 M, dan wafat pada tahun 1568 M.
Fakta Menarik Freemasonry di Cirebon
Penelitian bukan hanya membahas Freemasonrydi Komplek Astana Makam Sunan Gunung Jati. Tetapi Freemasonry di Cirebon secara keseluruhan.
Beberapa fakta menarik tentang Freemasonry di Cirebon antara lain :
1. Tahun berdirinya Freemasonry Cirebon
Perkumpulan Freemasonry di Cirebon secara resmi dimulai pada 1 Maret 1920 dengan berdirinya Freemasonry Kring Cirebon dengan nama Belanda “Vrijmetselarij-Kring Cheribon”.
Dalam laporan Loge Humanitas Tegal, yang bahkan menyebutkan bahwa tahun 1926 Kring Cheribon sudah lama ‘tertidur’. Dengan narasi lain, Freemasonry tidak memiliki pergerakan besar. Seperti halnya aspek penjajahan Belanda lain.
2. Ada Orang Cirebon Gabung Freemasonry : R. M. A. Pandji Ariodinoto
R. M. A. Pandji Ariodinoto, Bupati (Regent) Cirebon (23 Februari 1920-1927), adalah seorang Freemason.
Bahankan pengaruhnya terbilang cukup kuat, tidak terlepas dari strategi propaganda oleh R.M.A.A. Poerbo Adiningrat yang membentuk sebuah komisi bernama Voorloopig Programma der Commissie voor het propageeren der Maconnieke idéé in de Inlandsche Maatschappij.
Sumber : Jurnal Agastya