Menstabilkan Identitas dalam Segitiga Restitusi

Guru Penggerak

Menstabilkan Identitas dalam Segitiga Restitusi: Ketika seorang murid atau anak melakukan kesalahan, seringkali kita sebagai orang dewasa lebih fokus pada kesalahan itu sendiri daripada mencari cara untuk membantu mereka memperbaiki diri. Dalam buku “Catatan Penggerak Merdeka Belajar” (2023) karya Milaini dan rekan-rekan, diperkenalkan pendekatan yang dapat membantu memperbaiki kondisi ini, yaitu pendekatan restitusi. Restitusi adalah sebuah proses yang bertujuan menciptakan kondisi yang memungkinkan murid untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat.

Dalam tulisan ini, kami akan membahas konsep segitiga restitusi dan langkah-langkah yang dapat membantu menstabilkan identitas dalam segitiga restitusi. Kami akan melihat bagaimana restitusi membantu murid dan anak-anak menjadi lebih memiliki tujuan, mempraktikkan disiplin positif, dan memulihkan diri setelah berbuat salah. Melalui pendekatan restitusi, kita dapat membantu mereka memahami dan memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan.

A. Segitiga Restitusi

Dikutip dari buku “Evolusi Pendidikan Bersama Calon Guru Penggerak” (2022) oleh Rusliy dan teman-teman, restitusi adalah cara yang efektif untuk menanamkan disiplin positif pada murid. Restitusi bukanlah tindakan untuk menebus kesalahan, melainkan untuk mempelajari dari kesalahan tersebut dan memperbaiki hubungan. Ini adalah tawaran, bukan paksaan. Restitusi membantu individu melihat ke dalam diri mereka, mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan, dan lebih berfokus pada karakter daripada tindakan itu sendiri.


B. Langkah-Langkah Segitiga Restitusi

Adapun langkah-langkah segitiga restitusi adalah sebagai berikut:


Langkah Pertama: Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)

Langkah pertama dalam segitiga restitusi adalah menstabilkan identitas. Ketika seorang anak atau murid melakukan kesalahan, hal ini seringkali disebabkan oleh kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi bertujuan untuk mengubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses. Dalam langkah ini, sangat penting bagi guru atau orang tua untuk meyakinkan anak dengan mengatakan, “Tidak ada manusia yang sempurna; saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.” Ketika seseorang berada dalam kondisi emosional, otaknya tidak akan mampu berpikir rasional. Oleh karena itu, langkah ini bertujuan untuk menstabilkan identitas anak, membantu mereka merasa tenang, dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

Langkah Kedua: Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbeh)

Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah. Konsep langkah ini adalah memahami kebutuhan dasar yang mendasari tindakan kesalahan anak. Teori Kontrol menyatakan bahwa setiap tindakan manusia, baik atau buruk, memiliki maksud atau tujuan tertentu. Jika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Oleh karena itu, langkah kedua adalah memahami alasan di balik tindakan mereka sehingga anak merasa dipahami.

Langkah Ketiga: Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)

Langkah ketiga adalah menanyakan keyakinan. Teori kontrol menyatakan bahwa manusia pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika langkah pertama dan langkah kedua telah berhasil dilakukan, anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang mereka yakini dan menjadi orang yang mereka inginkan. Penting untuk bertanya kepada anak tentang kehidupan yang mereka inginkan di masa depan. Dengan demikian, guru atau orang tua dapat membantu mereka tetap fokus pada gambaran tersebut.

Penutup

Melalui segitiga restitusi, kita dapat membantu anak-anak dan murid-murid menjadi individu yang lebih merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihan mereka. Dalam dunia pendidikan dan pengasuhan, penting untuk fokus pada pembentukan karakter daripada hanya menekankan kesalahan. Segitiga restitusi adalah salah satu alat yang efektif untuk mencapai hal ini. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menstabilkan identitas dalam segitiga restitusi untuk menciptakan individu yang lebih kuat dan berdaya.

Related posts