Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150 Kurikulum Merdeka

KUNCI JAWABAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150 | Kurikulum Merdeka |

Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150 Kurikulum Merdeka

Pada postingan ini anda akan mendapatkan kunci jawaban dari Mata Pelajaran Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150

Tapi, bijaklah dalam memanfaatkan kunci jawaban dari tulisan ini.


Bagaimanapun fungsi pertanyaan dalam sebuah proses pembelajaran Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK adalah untuk mengukur daya serap dari berlangsungnya pembelajaran Sosiologi.

Penting bagi guru tahu secara objektif pemahaman anda dari materi yang sampaikan oleh beliau.

Jadi anggap saja, Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK adalah bagian proses pembelajaran anda sebagai siswa mengenai materi yang sedang diajarkan.

Tapi jika, anda adalah orang tua dari siswa SMA, MA, SMK Kelas 11 yang sedang membantu anaknya untuk mengajarkan tugas.

Besar harapan kami (wislah.com), agar proses yang ada lakukan adalah bagian dari pendidikan anda untuk anak, agar lebih berkembang dalam memahami materi Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK.

Tapi jika anda adalah guru dari mata pelajaran Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK. Bapak/ibu guru yang sangat kami hormati, ini adalah kunci jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK dari soal yang ada dalam Buku Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK pada Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150.

Bapak/Ibu guru bisa memanfaatkan wislah.com, karena isinya bukan hanya kunci jawaban yang ada dalam buku siswa Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK, tetapi kami juga berpartisi aktif dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dengan ikut serta membagikan berbagai hal tentang kurikulum ini, antara lain:

Semoga ini adalah bagian dari sumbangsih kami (wislah.com), ikut serta dalam memajukan kehidupan bangsa, terutama dalam bidang pendidikan, lebih khusus lagi penyebaran secara merata referensi untuk para pelajar di berbagai daerah di Indonesia.

Doakan kami (wislah.com) terus tumbuh dan berkembang, sehingga apa yang menjadi niatan kami bisa tercapai serta bermanfaat.

Baca Juga : Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88 Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150

1. Perhatikan gambar berikut!

Tariklah garis penghubung atau pasangkan gambar dengan pernyataan yang sesuai!

A. Regina merasa depresi dan membutuhkan penanganan psikolog.

B. Tawuran antarsuporter sepak bola.

C. Perselisihan antara ketua dengan majelis penasihat adat.

D. Aksi saling sindir antara ketua dan wakil ketua organisasi.

E. Menyebarkan berita hoaks di media sosial.

Jawaban:

1-A, 2-D, 3-C, 4-B

2. Perhatikan beberapa pernyataan berikut!

1) Terjadi antara dua orang atau lebih.

2) Menyebabkan korban jiwa.

3) Disebabkan oleh perbedaan tujuan yang ingin dicapai.

4) Terdapat upaya untuk menjatuhkan pihak lain.

5) Selalu diwujudkan dalam tindakan untuk melukai orang lain.

Ciri-ciri konflik sosial ditunjukkan oleh angka. . . .

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 3), dan 4)

C. 1), 4), dan 5)

D. 2), 3), dan 4)

E. 2), 4), dan 5)

Jawaban:

B. 1), 3), dan 4)

3. Perhatikan kutipan artikel berikut!

Data BPS tahun 2018 mencatat bahwa perkelahian massal di desa/kelurahan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 tercatat ada 3,26% desa/kelurahan yang menjadi lokasi perkelahian massal dan pada 2014 jumlahnya meningkat menjadi 3,38% desa/kelurahan.

Pada 2018 jumlahnya kembali meningkat menjadi 3,75%. Selama periode 2018, Provinsi DKI Jakarta, Maluku, Maluku Utara, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak yang pernah mengalami perkelahian massal. Kondisi-kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan konflik.

Kasus pada artikel disikapi dengan upaya-upaya berikut.

1. Melaporkan tamu yang menginap lebih dari 1×24 jam.

2. Memeriksa setiap orang asing.

3. Menambah jumlah hansip.

4. Membentuk regu keamanan lingkungan.

5. Membuat poskamling.

Setujukah kalian bahwa upaya tersebut tepat dilakukan untuk menciptakan transformasi konflik sosial pada artikel?

A. Ya

B. Tidak

Jawaban:

Tidak. Karena transformasi konflik bertujuan mengubah konflik menjadi lebih konstruktif. yaitu dengan melibatkan para pihak untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan yang memberdayakan setiap orang dalam jangka waktu panjang.

Perhatikan artikel berikut untuk menjawab soal nomor 4-5!

Perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban dalam konflik, baik secara fisik maupun mental. Selama dekade terakhir, anak-anak yang hidup dalam kondisi perang dan konflik bersenjata terkena dampak negatif. Bahkan, dapat meningkatkan risiko kematian anak dan jumlah anak sakit. Kondisi tersebut makin parah dengan belum optimalnya perlindungan dan pemberdayaan dalam menghadapi konflik sosial.

Secara global, jumlah anak terdampak konflik juga mengalami peningkatan. Data terakhir menunjukkan bahwa anak-anak usia di bawah 18 tahun merupakan 52% atau sekitar setengah dari populasi pengungsi. Jumlah ini meningkat dari 41% pada 2009. Selanjutnya, simaklah data pada infografis berikut!

Setelah menyimak artikel dan infografis, jawablah pertanyaan berikut!

Baca Juga : Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38 Kurikulum Merdeka

4. Setujukah kalian jika pasukan perempuan penjaga perdamaian tepat diterjunkan untuk kasus pada ilustrasi konflik?


A. Ya

B. Tidak

Jawaban:

Ya. Informasi pada infografis hanya menunjukkan data peran perempuan secara global dalam perdamaian dunia.

5. Setujukah kalian dengan komentar bahwa perempuan pada penanganan perdamaian dunia lebih banyak berperan pada manajemen konflik?

A. Ya

B. Tidak

Jawaban:

Ya. Perempuan dibutuhkan pada kasus dalam artikel karena sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan. Peran perempuan sebesar 2% sebagai mediator, 5% negosiator, serta 5% saksi dan penandatanganan perjanjian. Artinya, peran-peran tersebut lebih kepada manajemen konflik.

6. Simaklah artikel berikut!

Kekerasan dan Penganiayaan terhadap Anak Angka kekerasan terhadap anak masih tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil survei nasional mengenai kekerasan terhadap anak pada 2018, Kementerian PPPA menyatakan bahwa 62% anak perempuan dan lelaki mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan sepanjang hidupnya.

Survei tersebut menemukan bahwa satu dari 11 anak perempuan, satu dari 17 anak lelaki mengalami kekerasan seksual, dan 3 dari 5 anak perempuan dan separuh dari semua anak lelaki mengalami kekerasan emosional.

Anak-anak Indonesia mengalami berbagai bentuk kekerasan di lingkungan yang seharusnya aman dan di tangan orang yang seharusnya dapat mereka percayai. Data baru mengungkap bahwa anak Indonesia terpapar, baik agresi psikologis maupun hukuman fisik di rumah.

Ada pula survei pada 2018 yang menemukan bahwa 41% dari anak 15 tahun di Indonesia mengalami perundungan di sekolah minimal beberapa kali dalam sebulan, serta melibatkan kekerasan fisik dan psikologis.

Perundungan, baik fisik maupun psikologis, termasuk yang dilakukan melalui media sosial merupakan permasalahan yang makin marak terjadi di kalangan remaja Indonesia.

Studi Kementerian PPPA menyimpulkan bahwa 12–15% anak lelaki dan perempuan usia 13–17 tahun pernah mengalami kekerasan melalui media daring dalam 12 bulan terakhir.

Kekerasan terhadap anak oleh guru juga merupakan isu yang signifikan. Sebanyak 20% peserta didik lelaki dan 75% peserta didik perempuan melaporkan pernah dipukul, ditampar, atau dengan sengaja dilukai secara fisik oleh guru dalam 12 bulan terakhir.

Setelah menyimak artikel tersebut, berikan tanda centang pada kolom Benar atau Salah untuk menunjukkan jawaban yang tepat berdasarkan pernyataan berikut!

– Kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang-orang terdekat lingkungan mereka. [Benar]

– Anak perempuan lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibandingkan laki-laki. [Salah]

– Peserta didik laki-laki lebih berisiko mengalami kekerasan di sekolah. [Benar]

7. Perhatikan peta konflik berikut!

Penjelasan yang tepat untuk menggambarkan peta konflik tersebut adalah . . .

A. Media massa membesar-besarkan berita sehingga menyebabkan keretakan hubungan sosial antara pemilik perusahaan, warga, dan pekerja.

B. Konflik sosial yang terjadi akibat tindak kolusi karena kepala desa lebih memihak pemilik perusahaan dibandingkan warga.

C. LSM lebih mendukung perusahaan dibandingkan serikat pekerja sehingga menyebabkan masalah PHK tidak dapat terselesaikan dengan baik.

D. Warga dan serikat pekerja tidak mampu melawan pemilik perusahaan karena keberadaannya didukung oleh oknum pemerintah dan media.

E. Konflik antara pemilik perusahaan dengan warga dan serikat pekerja dapat diselesaikan melalui keterlibatan kepala desa dalam upaya mediasi.

Jawaban:

B. Konflik sosial yang terjadi akibat tindak kolusi karena kepala desa lebih memihak pemilik perusahaan dibandingkan warga.

Baca Juga : Kunci Jawaban Sosiologi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 198, 199, 200, 201, 202, 203, 204 Kurikulum Merdeka

8. Perhatikan pohon konflik hasil analisis seorang peneliti terkait isu radikalisme berikut!

Berilah tanda centang pada kolom Sesuai atau Tidak Sesuai untuk menunjukkan upaya pencegahan tindak radikalisme berdasarkan beberapa pernyataan berikut!

– Memberikan penanganan konseling bagi para pelajar yang terindikasi memiliki gejala pemikiran radikalisme. [Sesuai]

– Melaporkan situs yang memuat konten berita ajaran radikal pada aduan Kominfo. [Tidak Sesuai]

– Melibatkan para mantan pelaku terorisme dalam menyuarakan gerakan antiradikalisme di sekolah. [Sesuai]

Simaklah artikel berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 9-10!

Ujaran kebencian dan penggunaan bahasa kasar pada media sosial, khususnya Twitter sangat berpotensi menimbulkan konflik antarindividu ataupun kelompok. Ujaran kebencian sering dilontarkan menggunakan bahasa kasar untuk menyerang seseorang ataupun kelompok.

Beranjak dari fenomena tersebut, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) melakukan riset mengenai ujaran kebencian dan bahasa kasar pada media sosial Twitter.

Muhammad Okky Ibrohim, M.Kom. bersama Dr. Indra Budi, melakukan riset tersebut dengan pendekatan machine learning. Riset juga dilakukan dengan mengklasifikasikan target, kategori, dan level ujaran kebencian itu sendiri.

Perkataan (twit) diidentifikasi sebagai ujaran kebencian atau bahasa kasar. Selanjutnya, ujaran kebencian dikategorikan menjadi lima kategori meliputi agama, ras, fisik, gender atau orientasi seksual, dan umpatan lainnya.

Tingkat level ujaran kebencian dapat diklasifikasikan pada level weak hate speech, yaitu kata umpatan yang ditujukan kepada individu tanpa unsur provokasi; moderate hate speech, yaitu umpatan yang ditujukan kepada kelompok tanpa provokasi; dan strong hate speech, yaitu umpatan yang memprovokasi dan berpotensi memicu konflik.

9. Mengapa ujaran kebencian dapat berpotensi menimbulkan konflik?

Jawaban:

Ujaran kebencian dapat memicu konflik karena disertai dengan bahasa kasar untuk menyerang orang lain.

10. Setujukah kalian dengan pernyataan ”Peneliti berasumsi bahwa selain provokasi dalam ujaran kebencian, kategorisasi agama, ras, fisik, gender atau orientasi seksual memengaruhi tingkatan konflik dalam masyarakat”?

A. Ya

B. Tidak

Jawaban:

Tidak, potensi konflik pada dasarnya muncul karena ujaran kebencian. Sementara itu, ujaran kebencian yang disertai provokasi memengaruhi tingkatan konflik jika sasarannya dikaitkan pada level individu atau kelompok.

Kondisi tersebut dibuktikan dengan kategorisasi peneliti meliputi, weak hate speech berupa kata umpatan yang ditujukan pada individu tanpa unsur provokasi; moderate hate speech berupa umpatan yang ditujukan kepada kelompok tanpa provokasi; dan strong hate speech berupa umpatan yang memprovokasi dan berpotensi memicu konflik.

Baca Juga : Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 189, 190, 191 Kurikulum Merdeka

Related posts