WISLAH.COM – Berikut “2 Contoh rencana tindak lanjut pendampingan individu 3 guru penggerak“. Pendampingan individu merupakan momen penting bagi Calon Guru Penggerak (CGP) untuk mendapatkan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan kompetensinya. Rencana tindak lanjut (RTL) yang disusun setelah pendampingan individu 3 menjadi panduan bagi CGP untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid, mengembangkan diri, dan berkolaborasi dengan rekan sejawat.
Artikel ini akan menyajikan dua contoh rencana tindak lanjut pendampingan individu 3 guru penggerak. Contoh-contoh ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan gambaran bagi CGP dalam menyusun RTL mereka sendiri, sehingga dapat mengoptimalkan hasil dari pendampingan yang telah diterima.
Contoh Rencana Tindak Lanjut Pendampingan Individu 3 Guru Penggerak
A. Contoh 1: Rencana Tindak Lanjut Pendampingan Individu 3 Guru Penggerak
Nama Calon Guru Penggerak: [Nama CGP]
Nama Pendamping: [Nama Pendamping]
Tanggal Pendampingan: [Tanggal Pendampingan]
Fokus Pendampingan:
- Penyusunan Visi Sekolah melalui Prakarsa Perubahan BAGJA
- Penguatan Kompetensi Guru Penggerak dalam Pembelajaran Sosial-Emosional
Refleksi Hasil Pendampingan:
- Tantangan Belajar Daring:
- Memastikan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran daring, terutama setelah pelajaran olahraga yang menguras tenaga.
- Rencana Penerapan Pembelajaran Sosial-Emosional:
- Menerapkan mindfulness dan ice breaking yang bervariasi untuk mengaktifkan kembali emosi siswa dan meningkatkan fokus mereka.
- Keterlaksanaan Tahapan BAGJA:
- Telah menerapkan BAGJA dalam perencanaan perubahan dan memperoleh hasil yang positif.
- Menghadapi tantangan dalam melibatkan semua pihak terkait dalam proses perubahan.
Rencana Tindak Lanjut:
- Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Daring:
- Mengembangkan dan menerapkan variasi strategi pembelajaran daring, seperti:
- Menggunakan gamification untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa
- Menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan bermakna
- Memanfaatkan teknologi interaktif, seperti polling dan quiz daring, untuk mengaktifkan partisipasi siswa
- Memberikan umpan balik yang personal dan membangun kepada siswa secara berkala
- Melakukan refleksi berkala terhadap efektivitas strategi pembelajaran daring yang diterapkan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan
- Mengembangkan dan menerapkan variasi strategi pembelajaran daring, seperti:
- Pengembangan Pembelajaran Sosial-Emosional:
- Mengembangkan lebih banyak ice breaking kreatif dan menyenangkan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa
- Mempelajari dan menerapkan berbagai teknik mindfulness yang dapat membantu siswa mengelola emosi dan meningkatkan fokus mereka
- Mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, tidak hanya sebagai kegiatan terpisah
- Melakukan asesmen terhadap perkembangan sosial-emosional siswa secara berkala untuk mengukur efektivitas pembelajaran
- Optimalisasi Pelaksanaan BAGJA:
- Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan semua pihak terkait (kepala sekolah, rekan sejawat, siswa, orang tua) dalam setiap tahapan BAGJA
- Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan BAGJA secara proaktif
- Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan pelaksanaan BAGJA dan melakukan penyesuaian jika diperlukan
- Merayakan keberhasilan dan pencapaian dalam pelaksanaan BAGJA untuk menjaga motivasi dan semangat tim
Target Pencapaian:
- Meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran daring sebesar 20% dalam waktu 3 bulan.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola emosi dan fokus belajar melalui penerapan pembelajaran sosial-emosional, terlihat dari peningkatan skor asesmen sosial-emosional sebesar 15% dalam waktu 6 bulan.
- Meningkatkan efektivitas pelaksanaan BAGJA dalam mewujudkan visi sekolah, terlihat dari tercapainya 80% dari tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu 1 tahun.
Strategi Pemantauan dan Evaluasi:
- Melakukan observasi pembelajaran daring secara berkala untuk mengamati keterlibatan siswa dan efektivitas strategi pembelajaran yang diterapkan
- Mengumpulkan data asesmen sosial-emosional siswa secara berkala untuk mengukur perkembangan mereka
- Melakukan pertemuan rutin dengan tim BAGJA untuk memonitor kemajuan pelaksanaan, mengidentifikasi hambatan, dan melakukan evaluasi bersama
- Mendokumentasikan proses dan hasil pelaksanaan rencana tindak lanjut ini untuk keperluan refleksi dan pelaporan
Dengan melaksanakan rencana tindak lanjut ini secara konsisten dan penuh komitmen, diharapkan Moh Cholilur Rohman, S.Pd dapat terus berkembang sebagai Guru Penggerak yang mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna, berpusat pada murid, dan menginspirasi.
B. Contoh 2: Rencana Tindak Lanjut Pendampingan Individu 3 Guru Penggerak
Nama Calon Guru Penggerak: [Nama CGP]
Nama Pendamping: [Nama Pendamping]
Tanggal Pendampingan: [Tanggal Pendampingan]
Fokus Pendampingan:
- Penguatan Kompetensi Guru Penggerak dalam Kepemimpinan Pembelajaran
- Penerapan Pembelajaran Sosial-Emosional yang Efektif
Refleksi Hasil Pendampingan:
- Tantangan Belajar Daring:
- Memastikan pemahaman materi yang kompleks bagi siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
- Menjaga motivasi dan keterlibatan siswa selama pembelajaran daring.
- Rencana Penerapan Pembelajaran Sosial-Emosional:
- Mengembangkan kegiatan yang membangun rasa percaya diri dan kemampuan berkomunikasi siswa.
- Menciptakan iklim kelas yang positif dan mendukung.
- Keterlaksanaan Tahapan BAGJA:
- Masih dalam tahap awal penerapan BAGJA.
- Membutuhkan dukungan dalam mengidentifikasi tujuan yang spesifik dan terukur.
Rencana Tindak Lanjut:
- Menerapkan Strategi Diferensiasi dalam Pembelajaran Daring:
- Mengidentifikasi gaya belajar siswa dan menyediakan berbagai sumber belajar yang sesuai (visual, auditori, kinestetik).
- Menggunakan berbagai metode pengajaran (diskusi, presentasi, permainan) untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda.
- Memberikan tugas dan penilaian yang beragam untuk memberikan kesempatan bagi siswa menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda.
- Memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran diferensiasi (aplikasi pembelajaran, platform kolaborasi, dll.).
- Merancang Kegiatan Pembelajaran Sosial-Emosional:
- Mengembangkan kegiatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan intrapersonal (kesadaran diri, manajemen diri, motivasi) dan interpersonal (empati, komunikasi, kerjasama).
- Mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
- Menggunakan berbagai metode pembelajaran sosial-emosional (permainan peran, diskusi kelompok, refleksi diri).
- Menciptakan iklim kelas yang positif, aman, dan inklusif.
- Optimalisasi Pelaksanaan BAGJA:
- Berkolaborasi dengan Pengajar Praktik dan rekan sejawat dalam memahami konsep BAGJA secara mendalam.
- Mengidentifikasi kekuatan, peluang, aspirasi, dan hasil yang diinginkan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Merumuskan tujuan BAGJA yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.
- Menyusun rencana aksi yang jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan BAGJA.
- Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan pelaksanaan BAGJA.
Target Pencapaian:
- Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang kompleks melalui penerapan strategi diferensiasi, terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 10% dalam waktu 3 bulan.
- Meningkatkan kemampuan sosial-emosional siswa, terlihat dari peningkatan skor asesmen sosial-emosional dan observasi perilaku siswa dalam waktu 6 bulan.
- Menerapkan BAGJA secara efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terlihat dari tercapainya minimal 80% dari tujuan dalam waktu 1 tahun.
Strategi Pemantauan dan Evaluasi:
- Mengumpulkan data nilai siswa secara berkala untuk mengukur efektivitas strategi diferensiasi.
- Melakukan observasi perilaku siswa dan mengumpulkan data asesmen sosial-emosional untuk mengukur perkembangan sosial-emosional mereka.
- Melakukan pertemuan rutin dengan tim BAGJA untuk memonitor kemajuan pelaksanaan, mengidentifikasi hambatan, dan melakukan evaluasi bersama.
- Mendokumentasikan proses dan hasil pelaksanaan rencana tindak lanjut ini untuk keperluan refleksi dan pelaporan.
Dengan melaksanakan rencana tindak lanjut ini secara konsisten dan penuh komitmen, diharapkan [Nama CGP] dapat terus berkembang sebagai Guru Penggerak yang mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna, berpusat pada murid, dan menginspirasi.
Penutup:
Demikian “2 Contoh rencana tindak lanjut pendampingan individu 3 guru penggerak”, semoga dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi Calon Guru Penggerak dalam menyusun RTL mereka sendiri. Ingatlah, RTL yang efektif adalah yang berfokus pada pengembangan diri, penerapan pembelajaran berpusat pada murid, dan kolaborasi dengan rekan sejawat. Teruslah belajar dan berkarya untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik.