Perkembangan Musik di Indonesia | Rangkuman Materi Seni Musik Kelas 12 | Bab 1 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |
Perkembangan Musik di Indonesia
Perkembangan Musik
Seni musik di Indonesia atau nusantara telah mengalami perkembangan yang signifikan dari masa ke masa. Melodi dan bahasa lagu mengalami beragam perubahan dalam proses dan tahapan komposisi. Beberapa jenis musik yang berkembang di nusantara antara lain keroncong, karawitan, dangdut, dan musik pop.
Awal perkembangan musik di nusantara sebelum pengaruh Hindu-Buddha lebih menekankan pada penggunaan musik sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat setempat. Musik tersebut berbeda dengan bentuk musik yang kita kenal sekarang dan umumnya berupa suara atau bunyi yang dihasilkan oleh anggota tubuh. Pengaruh Hindu-Buddha kemudian memperkenalkan musik sebagai hiburan dalam kegiatan istana pada era kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan Mataram Kuno. Relief candi Borobudur menjadi saksi bisu peran alat musik pada masa itu, seperti suling, simbal, ghanta, cangka, saron, dan gendang.
Masa kesultanan Demak menandai perkembangan pesat kerajaan-kerajaan Islam di nusantara, yang membawa pengaruh budaya Islam dari Timur Tengah, termasuk dalam seni musik. Syiar Wali Songo menggunakan gamelan yang terdiri dari berbagai alat musik, seperti demung, gong, kenong, slenthem, bonang, peking, dan gender.
Kedatangan bangsa Barat juga memberikan dampak besar dalam perkembangan musik Indonesia. Selain kolonialisme, mereka memperkenalkan alat musik dari negeri mereka seperti biola, cello, dan gitar. Era ini menjadi permulaan perkembangan musik modern di Indonesia. Kemudian, masuknya media elektronik membawa arus globalisasi dan berbagai budaya Barat serta aliran musik, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B, mulai masuk ke Indonesia. Perkembangan musik di Indonesia ditandai dengan adanya akulturasi budaya, di mana budaya Arab, India, Cina, dan Barat bertemu dengan budaya daerah setempat.
Akulturasi budaya tampak dalam berbagai bentuk musik di Indonesia, seperti musik santiswara yang menggabungkan instrumen gamelan dengan rebana, serta musik campursari yang menyatukan instrumen gamelan dengan instrumen musik Barat seperti gitar dan saxophone. Selain itu, perpaduan musik India dengan musik Melayu melahirkan musik Dangdut.
Perkembangan musik di Indonesia mencerminkan bagaimana kebudayaan yang beragam dalam dan luar negeri mempengaruhi serta membentuk identitas musik di Indonesia. Akulturasi budaya menjadi salah satu ciri khas dari musik Indonesia yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Jenis Akulturasi Musik Indonesia
Musik di Indonesia mengalami akulturasi antara dua kebudayaan yang saling mempengaruhi. Beberapa jenis musik di Indonesia yang mengalami proses akulturasi antara lain keroncong, dangdut, dan pop.
Keroncong merupakan musik asli Indonesia yang berasal dari pengaruh orang Moor dari Afrika Utara yang masuk ke Portugal dan kemudian dibawa oleh pelaut Portugis ke Timur. Musik keroncong memadukan berbagai komponen budaya melalui perjalanan sejarah yang panjang. Alat musik ukulele merupakan ciri khas keroncong, tetapi dalam perkembangannya, alat musik ini tidak selalu harus ada. Saat ini, beberapa musisi seperti Gesang, Waldjinah, dan Mus Mulyadi terus memperjuangkan eksistensi keroncong di tengah jenis musik modern.
Dangdut mulai muncul pada dekade 1940-an sebagai bentuk perpaduan musik Melayu dan pengaruh film India. Istilah dangdut berasal dari bunyi instrumen gendang ketika dimainkan. Rhoma Irama memelopori musik dangdut pada dekade 1970-an dengan memadukan dangdut dan musik rock. Kini, dangdut dikenal dengan berbagai varian seperti dangdut Jawa (campursari), dangdut house, dangdut disko, dangdut koplo, dangdut metal, dan rock dangdut.
Musik pop pertama kali dicetuskan oleh Lawrence Alloway sebagai resep untuk mengendorkan pandangan lama yang cocok dengan perkembangan jaman. Populer berasal dari Eropa dan mengartikan lagu-lagu hiburan yang mudah dihafal masyarakat. Perkembangan musik pop Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dengan tokoh-tokoh seperti Sam Saimun, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Tetty Kadi. Ciri khas musik pop yaitu melodi mudah diterima masyarakat, lirik sederhana, harmoni yang tidak rumit, dan mudah tergeser seiring perkembangan zaman. Internet membantu meningkatkan popularitas musik pop Indonesia dengan memudahkan musisi untuk menjangkau lebih banyak pendengar. Setiap tahun, banyak lagu pop diproduksi dan diminati oleh masyarakat. Perkembangan musik pop Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jenis musik di Indonesia menunjukkan bagaimana akulturasi budaya telah membentuk identitas musik yang kaya dan beragam di tanah air. Keroncong, dangdut, dan pop merupakan contoh nyata betapa musik di Indonesia terus berkembang seiring berjalannya waktu dan pengaruh kebudayaan dari dalam dan luar negeri.
Musik Tradisional Indonesia
Musik tradisional Indonesia mencerminkan nilai-nilai budaya dan berakar dari tradisi lokal dengan sistem nilai, patokan, dan aturan tertentu. Beberapa jenis musik tradisional yang dikenal luas di Indonesia adalah karawitan, gambang kromong, tingkilan, dan cilokak.
Karawitan adalah musik tradisional yang menggunakan gamelan dengan laras pelog dan slendro di berbagai wilayah Indonesia. Karawitan Jawa merupakan salah satu jenis karawitan yang memiliki sejarah panjang dan memiliki pengaruh sebelum masuknya pengaruh India. Instrumen gamelan seperti kendang, saron, peking, gong, dan suling terlihat dalam gambar relief pada candi-candi di Jawa yang menunjukkan popularitas karawitan pada masa lampau. Karawitan Jawa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu karawitan vokal (sekar), karawitan instrumen (gendhing), dan karawitan gabungan (sekar gendhing). Di Bali, karawitan merupakan kombinasi antara suara manusia dan gamelan dengan berbagai jenis gending seperti gegendingan, sekar alit, sekar madya, dan sekar ageng. Karawitan Sunda terdapat berbagai jenis kawih seperti kawih tangtung, kawih panjang, dan kawih bwatuha. Sedangkan di Kalimantan Selatan, terdapat karawitan Banjar dengan gamelan yang memiliki nada berbeda dari gamelan Jawa, Sunda, dan Bali.
Gambang kromong adalah musik tradisi Betawi yang menggabungkan dua instrumen perkusi, yaitu gambang dari kayu atau bambu, dan kromong dari logam. Musik ini merupakan bagian dari kesenian tradisional Betawi.
Tingkilan merupakan musik tradisional dari Kutai, Kalimantan Timur, yang menggunakan alat utama gambus dan ketipung. Musik ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Hulu Mahakam, Tengah, dan Pantai. Tingkilan digunakan sebagai media untuk menyindir melalui pantun dan musik sebagai bentuk interaksi antarwarga dalam menyampaikan nasihat, kritik, dan harapan.
Cilokak adalah musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti mandolin, biola, gendang, suling, jidur, kempul, dan rincik. Musik ini digunakan untuk mengiringi lantunan lagu-lagu daerah dan lagu Kayaq adalah salah satu contoh lagu yang dimainkan dalam musik Cilokak.
Musik tradisional Indonesia menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman dalam musik lokal yang mencerminkan identitas dan warisan budaya dari masing-masing wilayah di Indonesia. Karawitan, gambang kromong, tingkilan, dan cilokak adalah contoh nyata bagaimana musik tradisional Indonesia terus hidup dan berkembang dari generasi ke generasi.
Grup Musik Populer di Indonesia
Musik di Indonesia menghadirkan beragam jenis musik, termasuk dangdut, keroncong, musik tradisional, pop, dan musik tanpa iringan. Setiap jenis musik memiliki ciri khasnya sendiri dan menarik minat dari berbagai kalangan masyarakat. Perkembangan musik pop di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dengan munculnya grup musik Koes Plus sebagai salah satu pelopor. Berikut beberapa grup musik populer di Indonesia:
1. Koes Plus: Awalnya dikenal sebagai Koes Bersaudara, grup musik ini didirikan oleh lima saudara pada tahun 1960 di Jakarta. Album pertama mereka diluncurkan pada tahun 1961-1962 dan sejak itu, mereka telah menghasilkan banyak album dengan berbagai genre musik, termasuk pop, dangdut, dan keroncong. Lagu-lagu Koes Plus dikenal memiliki musik, melodi, dan syair yang mudah diingat. Grup ini juga menjadi satu-satunya yang memiliki karya lagu terbanyak di Indonesia dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
2. Noor Bersaudara: Sebagai grup vokal, Noor Bersaudara memiliki karakter vokal yang kuat. Grup ini terbentuk pada tahun 1962 di lingkungan keluarga dengan bantuan paman mereka, Adi Noor. Keunikan grup ini terletak pada kemampuan dan penampilan mereka yang meningkat seiring berpartisipasi dalam berbagai acara musik dan penampilan di TVRI.
3. The Mercy’s: Grup musik ini berasal dari Medan dan terinspirasi oleh nama mobil buatan Jerman yang sama. Grup ini terdiri dari lima anggota pada awalnya. Mereka telah merilis beberapa album, seperti “Hidupku Sunyi Vol. 1” dan “Usah Kao Harap Vol. 5”.
4. Dewa: Grup musik ini terbentuk di Surabaya pada tahun 1986. Nama “Dewa” diambil dari kumpulan nama depan masing-masing personil. Dewa 19 telah menerima banyak penghargaan sepanjang kariernya, termasuk Anugerah Musik Indonesia (AMI).
5. Wali: Grup Wali terbentuk pada tahun 1999 dan sebelumnya dikenal dengan nama Fiera. Personilnya terdiri dari Faang, Tomi, Apoy, Endang, dan Raden. Album pertama mereka, “Orang Bilang,” dirilis pada tahun 2008.
Grup-grup musik populer ini telah memberikan kontribusi besar bagi industri musik Indonesia dan diapresiasi oleh masyarakat. Keberagaman jenis musik yang ada mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dan terus memperkaya dunia musik di tanah air.