Insan Kamil : Pengertian dan Ciri

Insan Kamil : Pengertian dan Ciri

Wislahcom / Referensi / : Insan Kamil merupakan potret yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah dan derajatnya lebih baik dari semua hasil ciptaan.

Umat Islam sepakat bahwa manusia sempurna diantara manusia adalah Nabi Muhamad Saw. Beliau adalah manusia yang yang telah mencapai derajat kesempurnaan dalam hidupnya. Selama hayatnya, segenap kehidupan beliau menjadi tumpuan perhatian masyarakat, karena segala puji sifat terpuji terhimpun dalam dirinya. Pola hidup dan kehidupan Rasulullah Saw yang sangat ideal itu menjadi suri teladan bagi para sahabatnya, baik bagi sahabat yang dekat maupun sahabat yang jauh.

Nah bagaimana agar menjadi manusia yang Insan Kamil?


Simak penjelasan tentang : Pengertian Insan Kamil dan Ciri-Ciri Insan Kamil.

Pengertian Insan Kamil

Insan Kamil berasal dari bahasa Arab, yaitu gabungan dari dua kata; Insan dan Kamil. Secara bahasa Insan berarti manusia, dan Kamil berarti sempurna. Dengan demikian, Insan Kamil berarti manusia sempurna. Kata Insan Kamil pertama kali digunakan oleh tokoh sufi Hussein bin Mansur al-Ḥallaj (309 M), kemudian dikembangkan dan dipopulerkan oleh Ibnu ‘Arabi dan Abdul Karim al-Jili. Insan Kamil bagi Ibn ‘Arabi adalah manusia individu yang mampu menunjukkan bahwa dirinya diciptakan dalam citra Tuhan yaitu yang telah mampu mewujudkan potensi spiritual secara penuh dari kemanusiaannya.


Insan Kamil adalah manusia sempurna. Kamil secara potensial dimiliki oleh manusia. Jika potensi tersebut menjadi aktual pada diri manusia, pada saat itu juga disebut Insan Kamil. Adapun yang dimaksud dengan manusia sempurna adalah sempurna dalam hidupnya. Seseorang dianggap sempurna dalam hidupnya apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kriterianya ada dalam diri Nabi Muhammad Saw, yang memiliki akhlak yang agung

Ciri-Ciri Insan Kamil

  • Berfungsinya akal secara optimal. Manusia yang akalnya berfungsi secara optimal dapat mengetahui bahwa segala perbuatan baik itu seperti adil, jujur, berakhlak sesuai dengan essensinya dan merasa wajib melakukan hal semua itu walaupun tidak diperintahkan oleh wahyu.
  • Berfungsi intuisinya. Intuisi dimaknai sebagai jiwa manusia. Manusia yang berperilaku dengan menggunakan jiwanya, maka manusia ini hampir menyerupai malaikat dan mendekati kesempurnaan.
  • Mampu menciptakan budaya. Manusia sempurna adalah manusia yang mampu mendayagunakan seluruh potensi rohaniahnya secara optimal, termasuk potensi berfikirnya. Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berfikir dan tidak dimiliki makhluk lainnya, manusia tidak hanya berbuat untuk dirinya sendiri, tetapi juga menaruh perhatian untuk memperoleh hidup bermakna. Kemampuan memaknai hidup ini yang melahirkan peradaban.
  • Menghiasi diri dengan sifat-sifat ke-Tuhanan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang fitrah (suci), memiliki naluri ke-Tuhanan. Ia cenderung kepada hal-hal yang berasal dari Tuhan dan meyakininya. Makhluk tuhan yang paling ideal adalah manusia, yang memiliki daya kehendak yang bebas, bebas menentukan arah dirinya sendiri, maupun sebagai anggota masyarakat. Manusia sempurna menginternalisasi nilai-nilai Tuhan dalam setiap gerak-geriknya.
  • Berakhlak mulia. Puncak dari eksistensi Insan Kamil adalah berakhlak mulia. Perwujudan akhlak mulia didasari sebuah kesadaran akan hakikat dirinya sebagai khalifah. Sebuah manifestasi untuk merdeka dan kreatif.
  • Berjiwa seimbang. Manusia sempurna mampu menyeimbangkan antara kebutuhan materi dan immateri atau kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kemampuan menyeimbangakn antara dua hakikat kemanusiaan ini akan menghasilkan ketenteraman batin dan kehidupan yang tenang.

Related posts