Indeks Kebahagiaan sebagai Hasil Pembangunan Wilayah (Rangkuman Materi Geografi Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka)

Perkalian dan Pembagian Bilangan Desimal, Contoh dan Cara Menghitungnya (Rangkuman Materi Matematika SD/MI Kelas 4 Bab 16) Kurikulum Merdeka

Indeks Kebahagiaan sebagai Hasil Pembangunan Wilayah | Rangkuman Materi Geografi Kelas 12 | Bab 1 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |

Indeks Kebahagiaan sebagai Hasil Pembangunan Wilayah

Pengertian Indeks Kebahagiaan

Kebahagiaan secara etimologis merujuk pada kondisi hidup yang baik dan bermakna. Dalam konteks pembangunan wilayah, kebahagiaan mencerminkan tingkat kesejahteraan dan perkembangan sosial masyarakat. Terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi kebahagiaan seseorang, yaitu kepuasan hidup, perasaan positif, dan makna hidup. Kepuasan hidup meliputi tingkat kepuasan individu terhadap aspek-aspek seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kesehatan, dan kondisi rumah. Perasaan positif mencakup perasaan senang, bebas dari kekhawatiran dan tekanan. Sementara itu, makna hidup (eudaimonia) mencakup kemandirian, penguasaan lingkungan, pengembangan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri. Ketiga faktor ini menjadi indikator dalam menentukan indeks kebahagiaan suatu wilayah. Dengan mempertimbangkan indikator-indikator tersebut, kita dapat melihat tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu lingkungan.

Indikator Indeks Kebahagiaan

Indeks kebahagiaan adalah angka yang berkisar dari 0 hingga 100, yang menggambarkan tingkat kebahagiaan masyarakat suatu wilayah. Indeks ini terdiri dari tiga dimensi utama untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup.


Dimensi kepuasan hidup melibatkan sepuluh indikator yang mencakup kesehatan fisik dan mental, pendidikan dan keterampilan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi dan fasilitas rumah, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kualitas lingkungan, dan kondisi keamanan. Kepuasan hidup dipengaruhi oleh faktor-faktor ini karena memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang.

Dimensi perasaan atau afeksi terdiri dari tiga indikator, yaitu perasaan senang, perasaan tidak khawatir, dan perasaan tidak tertekan. Perasaan senang dan bebas dari kekhawatiran serta tekanan psikologis akan menyebabkan seseorang merasa bahagia.


Dimensi makna hidup (eudaimonia) memiliki enam indikator utama, termasuk penerimaan diri, tujuan hidup, pengembangan diri, kemandirian, penguasaan lingkungan, dan hubungan positif dengan orang lain. Faktor-faktor ini membentuk makna hidup seseorang dan dapat meningkatkan kebahagiaannya.

Dengan menggunakan ketiga dimensi dan indikator-indikator tersebut, indeks kebahagiaan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu wilayah. Hal ini memungkinkan pemerintah dan lembaga terkait untuk merancang kebijakan dan program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan.

Sebaran Indeks Kebahagiaan Penduduk Indonesia

Indeks kebahagiaan merupakan alat ukur kesejahteraan subjektif yang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2014 melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Tujuan dari survei ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kebahagiaan penduduk di Indonesia serta menganalisis hubungannya dengan indikator kebahagiaan lainnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, rata-rata indeks kebahagiaan penduduk Indonesia pada tahun tersebut adalah sebesar 71,49. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,80 jika dibandingkan dengan tahun 2017. Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa peningkatan indeks kebahagiaan juga terjadi pada sebagian besar provinsi di Indonesia.

Tiga provinsi yang mengalami peningkatan indeks kebahagiaan terbesar adalah Jambi, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Utara. Provinsi Jambi mencatat peningkatan sebesar 4,72 poin, Sulawesi Barat mengalami peningkatan sebesar 3,44 poin, dan Kalimantan Utara mengalami peningkatan sebesar 3,00 poin.

Namun, demikian, terdapat juga beberapa provinsi yang mengalami penurunan tingkat kebahagiaan. Contohnya termasuk provinsi Aceh, Riau, Sumatra Barat, Banten, dan Yogyakarta.

Data ini memberikan gambaran tentang distribusi indeks kebahagiaan di seluruh Indonesia dan menggambarkan bagaimana perubahan kebahagiaan penduduk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menjadi panduan bagi pemerintah dan lembaga terkait dalam merancang kebijakan dan program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan, terutama di provinsi-provinsi yang mengalami penurunan tingkat kebahagiaan.

Related posts