Wislahcom | Referensi | Surah Al-Ankabut Ayat 17 | Bacaan | Terjemah | Mufradat | Isi Kandungan
Bacaan Surah Al-Ankabut Ayat 17
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Terjemah Surah Al-Ankabut Ayat 17
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu; Maka mintalah rizki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
Mufradat Surah Al-Ankabut Ayat 17
itu tidak mampu memberikan | لَا يَمْلِكُوْنَ | sesungguhnya apa yang kamu sembah | اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ |
rizki kepadamu | لَكُمْ رِزْقًا | selain Allah itu | مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ |
maka mintalah | فَابْتَغُوْا | adalah berhala | اَوْثَانًا |
di sisi Allah | عِنْدَ اللّٰهِ | dan kamu membuat | وَّتَخْلُقُوْنَ |
rizki itu | الرِّزْقَ | dusta | اِفْكًا |
dan sembahlah Dia | وَاعْبُدُوْهُ | sesungguhnya yang | اِنَّ الَّذِيْنَ |
dan bersyukurlah kepada-Nya | وَاشْكُرُوْا لَهٗ | kamu sembah | تَعْبُدُوْنَ |
hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan | اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ | selain Allah | مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ |
Isi Kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 17
Fakhruddin ar-Razi berpendapat, bahwa rezeki adalah bagian yang telah ditentukan. Seseorang punya bagiannya sendiri yang tidak mungkin tertukar dengan bagian orang lain. la membantah pendapat sebagian orang yang mengatakan, bahwa rezeki adalah segala sesuatu yang bisa dimakan dan digunakan. Karena Allah menyuruh kita untuk menafkahkan rezeki (QS. al-Baqarah : 3), kalau rezeki adalah sesuatu yang bisa dimakan, itu tentu tidak mungkin dinafkahkan. Dia juga membantah pendapat yang mengatakan bahwa rezeki adalah sesuatu yang dimiliki.
Manusia bermohon, “Ya Allah berilah aku anak yang saleh, istri yang saleh.”. Anak dan istri bukan milik. Demikian juga binatang. Setiap makhluk telah dijamin Allah rezekinya. Yang memperoleh sesuatu secara tidak sah/haram dan memanfaatkannya pun telah disediakan oleh Allah rezeki yang halal, tetapi dia enggan mengusahakannya atau tidak puas dengan perolehannya, atau terhalangi oleh satu dan lain hal sehingga tidak dapat meraihnya. Karena itu, agama menekankan perlunya berusaha untuk menjemput rezeki. Rezeki memang telah disiapkan untuk semua makhluk, akan tetapi mereka berkewajiban untuk menjemputnya dengan berusaha. Al-Qur’an hanya sekali menyifati Allah dengan ar-Razzaq, yaitu dalam QS. aẓ-ẓāriyat (51): 57-58.
Atas semua rezeki yang telah diberikan oleh Allah Swt. itulah manusia wajib untuk mensyukurinya. Menurut Quraish Shihab menegaskan bahwa cara bersyukur mencakup tiga hal. 1) Syukur dengan hati, yakni kepuasaan batin atas anugerah Allah Swt. Dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan kemurahan Ilahi. 2) Syukur dengan lidah, yakni dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya, dengan mengucap alhamdulillah. 3) Syukur dengan Perbuatan, yakni dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahannya. Setiap nikmat yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat tersebut oleh Allah Swt. Misalnya, mensyukuri nikmat laut, menuntut dari yang bersyukur untuk mencari ikan-ikannya, mutiara dan hiasan yang lain, serta menuntut pula untuk menciptakan kapal-kapal yang dapat mengarunginya, bahkan aneka pemanfaatan lainya.