Sistem Penalaan Instrumen Musik (Rangkuman Materi Seni Musik Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka)

Perkalian dan Pembagian Bilangan Desimal, Contoh dan Cara Menghitungnya (Rangkuman Materi Matematika SD/MI Kelas 4 Bab 16) Kurikulum Merdeka

Sistem Penalaan Instrumen Musik | Rangkuman Materi Seni Musik Kelas 12 | Bab 2 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |

Sistem Penalaan Instrumen Musik

Tulisan ini membahas tentang jenis instrumen musik dan sistem penalaan yang digunakan dalam instrumen tradisi dan musik barat. Secara garis besar, instrumen musik dapat diklasifikasikan menjadi instrumen bernada (pitch instrument) dan tidak bernada (unpitch instrument). Instrumen musik bernada berfungsi untuk memainkan melodi, sedangkan instrumen tidak bernada lebih fokus pada ritme.

Pada instrumen musik barat yang bernada, digunakan sistem tala standar dengan frekuensi A 440 Hertz (Hz) sebagai patokan untuk nada A. Standardisasi sistem tala ini diperkenalkan oleh Johann Heinrich Scheibler pada tahun 1834 dan diresmikan pada tahun 1955 oleh International Organization for Standardization. Sistem penalaan pada instrumen barat menggunakan equal temperament tuning system yang membagi perbandingan frekuensi nada secara sempurna. Tangga nada diatonis digunakan dalam instrumen musik barat dan terbagi menjadi tangga nada mayor dan minor.



Sementara itu, pada instrumen musik tradisi (non-western musical instrument), sistem tala yang digunakan sangat berbeda. Instrumen tradisi tidak memakai sistem standardisasi tala seperti A 440 Hz. Sebagian besar instrumen tradisi berada pada frekuensi 432 Hz untuk nada prinsipalnya. Nada prinsipal ini mengacu pada nada utama dalam sistem tangga nada atau skala jarak pada kebudayaan tersebut, bukan pada nada A seperti pada instrumen musik barat. Sistem penalaan pada instrumen musik tradisi disesuaikan dengan kearifan lokal dari budaya setempat, sehingga menjadi beragam dan tidak terbatas.

Contoh sistem penalaan pada instrumen kebudayaan Indonesia, seperti musik karawitan Jawa, Sunda, dan Bali, menggunakan tangga nada pentatonik yang terdiri dari lima nada utama dalam rentang satu oktaf. Sistem tangga nada pentatonik ini dibagi menjadi dua jenis skala jarak, yaitu pelog dan slendro.

Dalam mengatur penalaan instrumen, teknologi semakin membantu dengan adanya aplikasi tuner yang dapat diunduh pada ponsel. Aplikasi ini menggunakan mikrofon ponsel untuk mendekatkan ke arah instrumen yang akan ditala. Secara otomatis, aplikasi akan menampilkan nada yang akan ditala. Jika nada yang ditala belum tepat frekuensinya, indikator tidak akan menunjukkan lampu berwarna hijau. Sebaliknya, jika nada yang ditala sudah tepat frekuensinya, akan terlihat indikator lampu berwarna hijau.

Dengan adanya berbagai sistem penalaan dan teknologi tuner, para musisi dapat menyesuaikan instrumen musik dengan baik dan memainkan karya musik dengan lebih akurat sesuai dengan tangga nada yang diinginkan.

Related posts