Perjuangan Diplomasi dan Gerilya | Bab 1 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |
Perjuangan Diplomasi dan Gerilya
Diplomasi memegang peranan penting bagi sebuah negara, membawa pengakuan internasional dan memungkinkan kerja sama dalam mengatasi krisis dan mencapai pertumbuhan global yang kuat. Sebagai contoh, peran Indonesia sebagai negara presidensi dalam G20 menunjukkan pengakuan dunia internasional terhadap posisinya dalam pergaulan dan kerja sama global.
Sejarah mencatat bagaimana diplomasi menjadi kunci dalam upaya Indonesia memperoleh kedaulatan dan mempertahankan kemerdekaannya. Perundingan politik pertama pascakemerdekaan dimulai pada 10 November 1946, yang dikenal sebagai Perundingan Linggarjati. Hasil dari perundingan ini adalah Perjanjian Linggarjati, di mana Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara de facto atas Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera. Namun, pemerintah Belanda ingkar dan melancarkan Agresi Militer Pertama pada 1947, yang memicu perlawanan di berbagai daerah.
Konflik ini kemudian dibahas oleh Dewan Keamanan PBB yang membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) untuk mediasi. Melalui perundingan Renville, ditandatangani Perjanjian Renville pada 1948, di mana terbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wilayah yang semakin sempit. Namun, hasil perjanjian ini menimbulkan kekecewaan dan gejolak politik di Indonesia, termasuk pemberontakan yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun 1948.
Peristiwa ini diikuti oleh Agresi Militer Kedua dari Belanda, yang menyebabkan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk membuktikan ketidakberpihakannya pada ideologi komunis. Solidaritas dengan negara lain, seperti Konferensi Inter-Asia, mendukung upaya diplomasi Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional dan menekan Belanda di meja perundingan.
Puncak perjuangan diplomasi terjadi pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang menyepakati pengakuan kedaulatan Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan penyerahan akan dilakukan pada 27 Desember 1949. Selain itu, disepakati tentang Irian Barat dan utang Belanda yang harus diambil alih oleh Indonesia.
Perjuangan diplomasi dan gerilya memainkan peran krusial dalam meraih kemerdekaan Indonesia dan mendapatkan pengakuan internasional. Proses perundingan yang rumit dan taktik militer yang bijaksana akhirnya mengantarkan Indonesia menuju kedaulatannya sebagai negara yang merdeka dan diakui oleh dunia internasional.