Pemikiran Plato Tentang Etika | Makalah Pemikiran Plato Tentang Etika | Penelitian Pemikiran Plato Tentang Etika |
Pemikiran Plato Tentang Etika
Tujuan hidup manusia bagi Plato adalah kehidupan yang senang dan bahagia, manusia harus mengupayakan kesenangan dan kebahagian itu, menurut plato kesenangan itu tidak hanya kepuasan hawa nafsu selama hidup di dunia, Plato sepakat dengan kesenangan dua dunia itu. Dunia ide semua ide dengan ide yang baik atau kebaikan dengan kebajikan sebagai ide yang tertinggi di dunia, ide adalah realitas yang sesunguhnya, sementara segala sesuatu yang ada di indrawi merupakan realitas bayangan . Hanya orang yang baik dan bijaksana yang akan dapat memahami segala sesuatu yang beraneka ragam yang berubah-ubah yang ada di dunia indrawi.
Dengan demikian jelas bahwa etika Plato adalah etika yang berdasarkan dengan ilmu pengetahuan yang benar itu, sementara pengetahuan hanya dapat diperoleh diraih, dimiliki lewat akal budi, maka itulah kenapa etika Plato disebut dengan etika rasional.
Plato memberi perhatian yang besar pada aspek moral yang menjalankan negara dibandingkan sekedar sebuah sistem. Masing-masing bentuk pemerintahan menggambarkan bagaimana bentuk orang berkuasa secara moral. Kebijaksanaan yang dijunjung tinggi merupakan bentuk pemerintahan yang ideal sementara pemerintahan yang buruk ketika nafsu dan tirani dominan.
Pemerintah tirani, menurut Socrates, ialah sebuah gambaran dari jiwa yang yang miskin dan tak pernah terpuaskan. Perumpamaan yang diberikan untuk menggambarkan sifat tirani ialah dengan memberi contoh orang mabuk. Orang mabuk hilang kesadaran sehingga tidak mampu berpikir untuk menempatkan sesuatu yang sesuai pada tempatnya karena ia akan mengatur semaunya. Sistem seperti itu akan lebih senang menciptakan peperangan dan mengacaukan kehidupan pemerintahannya sendiri seperti munculnya kriminal dan korupsi yang terjadi di dalamnya. Dengan penjelasan di atas, Socrates kembali menegaskan pentingnya moralitas dalam gagasan bernegara. Sudah menjadi kaidah tak terpisahkan ketika Socrates dan Plato menunjukkan kebaikan manusia sebagai kondisimoral yang terbaik dari manusia. Gambaran pemerintahan diberikan sebagaimana perumpamaan dalam membangun keluarga dan memberikan contoh bagaimana keluarga yang baik menggambarkan pemimpin dan rakyat yang baik, begitu juga sebaliknya.
Beberapa Penelitian Pemikiran Plato Tentang Etika
Berikut adalah beberapa penelitian “Pemikiran Plato Tentang Etika” :
Gagasan Plato Mengenai Negara dan Etika, oleh Putri Aini Zahra
Berikut adalah kesimpulan dari penelitian yang ditulis oleh Putri Aini Zahra dengan judulGagasan Plato Mengenai Negara dan Etika dalam jurnal.
Plato merupakan filosof Yunani pada zamannya yang menunjukkan bagaimana filsafat mulai tersusun berdasarkan tema dan figur tertentu di dalam karyanya. Ia menempatkan Socrates sebagai figur penting untuk menyampaikan narasi pemikiran filsafat. Plato, dalam Republik, memulai tulisannya dengan menjelaskan makna keadilan (justice) dalam sebuah dialog yang dilakukan oleh Socrates. Argumen mendasar dalam Republik ialah bahwa ‘pemimpin’ (ruler) harus memperhatikan aspek moral dan membangun sebuah harmoni antara individu dan negara (state). Dengan membaca kajian Plato, sesungguhnya ada beberapa dialog Socrates yang dapat diambil untuk menggambarkan manusia dan kepemimpinan. Ciri dari pemikiran Plato ialah bahwa sifat individu dan sifat negara memang tidak dapat dilepaskan. Ia memberikan moral sebagai contoh yang memperlihatkan hubungan antara individu dengan negara.
Teori-Teori Etika Dan Sumbangan Pemikiran Para Filsuf Bagi Etika Bisnis, oleh Urbanus Ura Weruin
Berikut adalah kesimpulan dari penelitian yang ditulis oleh Urbanus Ura Weruin dengan judulTeori-Teori Etika Dan Sumbangan Pemikiran Para Filsuf Bagi Etika Bisnis dalam Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis.
Sebagai ilmu etika adalah cabang filsafat yang mempertimbangakan secara kritis tindakan mana yang baik atau tindakan mana yang buruk berdasarkan ajaran moral. Sementara etika bisnis bukan sekedar penerapan prinsip-prinsip etika dalam bisnis melainkan studi kritis terhadap praktik bisnis dari perspektif moral. Terdapat paling tidak dua teori utama etika yang relevan bagi etika bisnis. Pertama teori etika konsekuensialis atau teleologis. Kedua, teori etika nonkonsekuensilis. Teori etika konsekuensialis menilai moralitas tindakan atau keputusan bisnis berdasarakan tujuan, kegunaan, atau dampak positif yang diperoleh dari tindakan atau keputusan tersebut. Sementara etika nonkonsekuensialis memfokuskan moralitas tidakan atau putusan bisnis pada kewajiban untuk melakukan apa yang merupakan kewajiban, pada motivasi dan karakter moral si pelaku tindakan, serta pada prinsip keadilan.
Studi dari perspektif filsafati (etika) ini akan jauh lebih kaya dan komprehensif jika dapat dilakukan lebih jauh studi tentang etika bisnis dari perspektif agama-agama. Beberapa usaha ke arah ini sudah dilakukan tetapi masih perlu diperdalam lebih jauh agar menghasilkan insight yang berguna bagi pemahaman terhadap tindakan dan keputusan bisnis.