Jalan di Jakarta

Jalan di Jakarta

Wislahcom | Referensi | : Nama-nama jalan di jakarta, setidaknya terbagi menjadi tiga cluster yaitu jalan besar, jalan sedang dan jalan kecil. Jalan besar adalah jalan yang luasnya muat tiga atau empat mobil dan menghubungkan lokasi strategis. Adapun jalan sedang, biasanya muat dua mobil tapi memiliki cabang jalan-jalan yang dilintasinya. Sedangkan jalan kecil, biasanya jalan yang tidak membagi jalan lagi, melainkan langsung membagi kepada gang. Yang dimaksud gang adalah jalan yang hanya muat satu mobil atau hanya muat motor, sehingga gerak mobilitasnya sangat terbatas.

Jalan besar di Jakarta, kebanyakan adalah nama tentara, seperti Jalan Sudirman, S. Parman, Ahmad Yani, Yos Sudarso, TB Simatupang, Tendean, Suprapto, Daan Mogot, MT Harjono, Gatot Subroto, Pandjaitan, Sutoyo. Selain itu, adalah nama-nama tokoh nasional seperti Thamrin, Hasyim Asy’ari, Otto Iskandar Dinata, Imam Bonjol, Diponegoro, Pattimura, Cut Nyak Dien, Teuku Nyak Arif dan Panglima Polim.


Jalan yang sedang biasanya menggunakan nama kerajaan, pohon, pulau dan buahan. Seperti Kramat Jati, Pangkalan Asem, Duri Kosambi, Kamboja, Durian, Kalimantan, Mataram, Rawa Lele, Murdai, Tanah Kusir, dan sebagainya. Ada juga nama tokoh, seperti jalan AM. Sangadji, Jalan Latumeten Atawa jalan KH. Mas Mansyur.


Adapun jalan dan gang kecil, biasanya menggunakan nama mesjid sekitar atau tokoh lokal sekitar, semisal jalan at-Taqwa, nurul iman, H. Ten, H. Junib, H. Selong, H. Mali, Kyai Syahdan, Haji Sainih dan sebagainya.

Jika Ibukota dipindahkan ke luar Jakarta, sudah saatnya nama orang-orang Betawi dipertimbangkan untuk digunakan di jalan yang sedang atau besar. Tidak sebatas Husni Thamrin, Benjamin Suaeb dan KH. Abdullah Syafi’i.

Sebaik-baik nama jalan adalah nama jalan di rawa belong, karena sangat religius menggunakan nama nabi seperti Adam, Idris, Saleh, Daud dan Sulaiman.

Related posts