Surat Ar Ra’d Ayat 13, Bacaan, Arti Perkata (Mufrodat), Terjemahan, Kandungan, Tafsir dan Asbabun Nuzul

Surat Ar Ra’d Ayat 28, Bacaan, Arti Perkata (Mufrodat), Terjemahan, Kandungan dan Tafsir

Bacaan Surat Ar Ra’d Ayat 13 | Arti Perkata (Mufrodat) Surat Ar Ra’d Ayat 13 | Terjemahan Surat Ar Ra’d Ayat 13 | Isi Kandungan Surat Ar Ra’d Ayat 13 | Tafsir Surat Ar Ra’d Ayat 13 | Asbabun Nuzul Surat Ar Ra’d Ayat 13 |

Bacaan Surat Ar Ra’d Ayat 13

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ

Arti Perkata (Mufrodat) Surat Ar Ra’d Ayat 13

halilintarٱلصَّوَٰعِقَdan bertasbihوَيُسَبِّحُ
maka/lalu mengenaiفَيُصِيبُguruhٱلرَّعۡدُ
mereka berbantah-bantahيُجَٰدِلُونَdengan memujiNyaبِحَمۡدِهِ
amat/Maha Kerasشَدِيدُtakut kepadaNyaخِيفَتِهِ
siksaٱلۡمِحَالِdan Dia melepaskanوَيُرۡسِلُ

Terjemahan Surat Ar Ra’d Ayat 13

Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya.


Isi Kandungan Surat Ar Ra’d Ayat 13

Pada ayat ini, Allah Swt menyuruh Nabi supaya bersikap sabar atas keingkaran orang-orang musyrik yang menuntutnya untuk mendatangkan mukjizat seperti tongkat Musa, mukjizat Isa, dan lain-lain. Padahal, Al-Quran sendiri adalah mukjizat terbesar dan kekal sepanjang masa, tidak dapat ditiru oleh siapapun juga. Allah menyuruh Nabi bersabar karena mereka itu sudah melampaui batas sampai mengingkari ketuhanan Allah dan Keesaan-Nya, mengadakan berbagai sekutu bagi-Nya, mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, dan mengingkari adanya hari kebangkitan dan pembalasan. Dengan cara demikian, Allah Swt menenteramkan hati Nabi supaya jangan larut dalam kesedihan dalam menghadapi semua tantangan itu, dan menyatakan bahwa Dialah Tuhan Yang Mahakeras (siksa-Nya).


Tafsir Surat Ar Ra’d Ayat 13

Suara menggelegar yang dikeluarkan oleh petir akibat terjadinya lompatan listrik yang sangat besar menurut Al-Quran adalah bacaan tasbihnya dalam memuji Allah. Ini merupakan tanda ketundukannya kepada Allah, menyucikan-Nya dari persekutuan dan pengungkapan kelemahan dirinya dibandingkan kekuasaan Penciptanya Yang Maha luhur dan Maha Agung. Tiap-tiap benda yang bersuara maka suaranya itu berarti tasbih, hanya saja manusia tidak mengerti bahasanya: Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. (al-Isra/17: 44).

Apabila kita mendengar suara guntur dan halilintar, maka disunatkan untuk membaca doa, sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasai dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad Saw bila mendengar suara guntur dan halilintar beliau membaca: Ya Allah, janganlah Engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu, janganlah Engkau membinasakan kami dengan azab-Mu, dan berilah kesehatan kepada kami sebelum itu.

Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah sebagai berikut: Bahwa Rasulullah Saw bila ada tiupan angin yang keras, atau mendengar suara guruh, warna mukanya berubah, lalu beliau berkata untuk guruh itu, “Mahasuci Zat, yang guruh bertasbih kepada-Nya.” Dan kepada angin beliau berkata, “Ya Allah jadikanlah angin itu sebagai rahmat dan jangan jadikan sebagai azab.”

Demikian pula para malaikat bertasbih karena takut kepada Allah dan memuji kepada-Nya. Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki dan membinasakannya. Namun demikian, mereka tetap berbantah-bantahan tentang sifat-sifat Allah yang telah diterangkan oleh rasul-Nya, seperti: ilmu-Nya yang sempurna, kekuasaan, keesaan, dan ketentuan-Nya menghidupkan manusia kembali di hari kiamat untuk menghisab mereka pada hari pengadilan dan pembalasan.

Asbabun Nuzul Surat Ar Ra’d Ayat 13

An-Nasai dan al-Bazzar meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah mengutus salah seorang sahabatnya kepada salah satu pemuka jahiliah untuk menyerunya masuk Islam. Orang yang didakwahi tersebut merespon, “tuhanmu yang kamu seru aku untuk menyembahnya terbuat dari apa? Apakah besi, tenbaga, perak atau emas? Sahabat yang diutus itu kembali kepada Rasulullah dan memberitahu beliau. Orang tersebut tetap memberi respon yang sama pada seruan kedua dan ketiga sehingga akhirnya Allah mengirim petir yang menghanguskan tubuhnya. Dan turunlah ayat ini.

Related posts