Produk Olahan Pangan Oriental (Rangkuman Materi Prakarya dan Kewirausahaan: Pengolahan Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka)

Perkalian dan Pembagian Bilangan Desimal, Contoh dan Cara Menghitungnya (Rangkuman Materi Matematika SD/MI Kelas 4 Bab 16) Kurikulum Merdeka

Produk Olahan Pangan Oriental | Rangkuman Materi Prakarya dan Kewirausahaan: Pengolahan Kelas 12 | Unit 2 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |

Produk Olahan Pangan Oriental

Sekilas Tentang Olahan Pangan Oriental

Produk olahan pangan oriental adalah hasil pengolahan makanan yang berasal dari wilayah Benua Asia (Gumala, dkk., 2022). Makanan oriental, yang kental dengan budaya Asia, memiliki keunikan dan ciri khas dalam hal penggunaan rempah-rempah yang melimpah, memberikan sentuhan cita rasa yang kaya dan menggugah selera (Gumala, 2022).

Wilayah Asia dibagi menjadi lima bagian yang memiliki kekayaan ragam olahan pangan. Makanan oriental dibagi oleh Gumala menjadi tiga kelompok, yaitu:


1. Kelompok A: Terdiri dari Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

2. Kelompok B: Terdiri dari Jepang, Tiongkok, Korea, dan Filipina.3. Kelompok C: Terdiri dari Timur Tengah, India, dan Birma.

Berbagai jenis makanan oriental populer di Indonesia dicantumkan dalam Tabel 2.2, termasuk hidangan dari Jazirah Arab, Korea, Jepang, Tiongkok, Thailand, Malaysia, Singapura, dan India.

Tiongkok memegang peranan dominan dalam olahan pangan Oriental di seluruh dunia (Septianingrum, 2017). Walaupun banyak dimodifikasi sesuai selera lokal, makanan Tiongkok seperti bubur ayam, siomay, dan dimsum telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Masakan ini merambah dari pedagang kaki lima hingga restoran besar, memberikan pengaruh yang kuat dan meresap dalam kehidupan kuliner Indonesia.

Korea, pada saat ini, memperlihatkan ekspansi budaya dan kuliner yang mengesankan (Poetri, 2019). Masakan Korea menjadi favorit di kalangan berbagai usia, terutama remaja (Prasanti, dkk., 2020), menunjukkan daya tarik dan pengaruh global dalam dunia kuliner.

Secara keseluruhan, produk olahan pangan oriental merupakan cerminan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang melintasi batas-batas geografis. Keunikan cita rasa, penggunaan rempah-rempah, dan inovasi dalam penyajian adalah beberapa faktor yang menjadikan olahan pangan oriental sebagai bagian tak terpisahkan dalam keanekaragaman kuliner dunia.

Merencanakan Usaha

Dalam dunia bisnis, produk olahan makanan memiliki banyak potensi untuk dijadikan usaha yang ekonomis dengan siklus hidup produk yang panjang, terutama dalam bidang kuliner. Perencanaan yang matang menjadi langkah awal yang esensial dalam memulai bisnis yang terstruktur. Sebelum memulai perencanaan pengolahan dan usaha, observasi atau eksplorasi terhadap produk yang akan dibuat merupakan langkah penting. Dalam proses observasi ini, pertanyaan-pertanyaan esensial muncul, seperti lama usaha berjalan, dampak ekonomi, jumlah karyawan, segmentasi konsumen, jumlah penjualan harian, mingguan, dan bulanan, serta kebutuhan bahan baku dan aspek keuangan.

Setelah eksplorasi, langkah berikutnya adalah membuat mind map untuk menggali ide-ide kreatif. Skrining ide menjadi tahap penting selanjutnya, di mana ide yang memiliki nilai ekonomis baik, pengerjaan yang mudah, target konsumen yang besar dan terukur, serta masa hidup produk yang panjang dipilih. Prinsipnya, bukan hanya produk yang bisa diciptakan, tetapi produk yang sangat dibutuhkanlah yang harus dihadirkan.

Dalam proses perencanaan, faktor-faktor yang mempengaruhi skrining ide produk menjadi kunci. Faktor ini melibatkan berbagai aspek, termasuk komposisi, bentuk, pengemasan produk, potensi pasar, stabilitas pasar, biaya pengembangan, metode pengolahan dan pemasaran, proyeksi masa depan perusahaan, laba dan keuntungan, serta peluang masa depan.

Skrining produk menjadi tahap kritis dalam memilih konsep yang tepat. Pertimbangan meliputi aspek nilai gizi yang seimbang, harga terjangkau, umur simpan yang memadai, penggunaan bahan lokal minimal 50%, serta cara pengolahan yang sederhana.

Setelah melakukan skrining produk dan menemukan ide olahan yang potensial, langkah berikutnya adalah merancang perencanaan pengolahan atau perencanaan usaha. Format yang digunakan bisa berupa proposal usaha atau Business Model Canvas (BMC). Dalam hal ini, Business Model Canvas menjadi alat yang efektif untuk menggambarkan elemen-elemen penting dalam bisnis, termasuk struktur bisnis, nilai yang dihadirkan, hubungan dengan pelanggan, dan sumber pendapatan.


Secara keseluruhan, strategi perencanaan dan skrining merupakan fondasi yang kuat dalam memulai usaha produk olahan. Pendekatan yang sistematis dan pemilihan ide yang tepat menjadi landasan bagi kesuksesan bisnis dalam menghadapi persaingan di pasar yang dinamis dan beragam.

Label dan Kemasan Produk

Label dan kemasan pada produk memiliki peran yang krusial dalam mendukung citra dan kualitas suatu produk. Produk dengan mutu yang unggul dan cita rasa yang lezat cenderung menjadi pilihan favorit bagi konsumen. Oleh karena itu, label dan kemasan bukan hanya sekadar elemen visual, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan nilai dan daya tarik produk (Oki, 2021).

Pentingnya label dan kemasan terletak pada fungsinya sebagai alat untuk menarik minat konsumen. Pada awal interaksi, konsumen cenderung tertarik oleh kemasan yang unik dan menarik secara visual. Namun, ini hanya langkah awal. Setelah itu, konsumen akan menilai rasa dan mutu produk yang sebenarnya. Oleh karena itu, kemasan dan label bekerja bersama untuk menciptakan kesan pertama yang baik dan mendorong konsumen untuk menjalani pengalaman selanjutnya dengan produk tersebut (Wahyudi, dkk., 2017).

Dalam merancang label, pemilihan nama produk yang mudah diingat dan memiliki ciri khas menjadi hal yang esensial. Nama produk yang mudah diingat akan mempermudah konsumen dalam mengingat dan mengidentifikasi produk di masa depan. Selain itu, desain label yang menarik dan kreatif juga dapat memberikan nilai tambah pada produk. Penggunaan warna-warna mencolok seperti merah, kuning, dan biru sebagai warna dasar pada kemasan dapat memberikan makna dan menarik perhatian mata konsumen, sehingga meningkatkan daya tarik visual produk.

Namun, kemasan yang baik tidak hanya sekadar masalah estetika. Aspek keamanan, keunikan, serta kemudahan dalam membawa dan menggunakannya juga harus diperhatikan. Kemasan haruslah aman untuk produk di dalamnya, menjaga kualitas produk dari kerusakan atau kontaminasi. Keunikan dalam kemasan dapat memberikan kesan berbeda dan membuat produk lebih mudah diingat oleh konsumen. Kemudahan dalam membawa dan menggunakan kemasan juga akan meningkatkan kenyamanan konsumen dalam mengonsumsi produk tersebut.

Promosi dan Pemasaran

Promosi dan pemasaran suatu produk merupakan langkah krusial dalam memperkenalkan dan meningkatkan penjualan produk tersebut. Dalam era digital yang semakin berkembang, promosi dapat dilakukan secara virtual maupun visual untuk menjangkau target pasar yang lebih luas. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, penentuan target pasar dan segmentasi pasar menjadi landasan yang penting dalam strategi promosi (Putra dkk, 2021).

Segmentasi pasar merujuk pada pembagian atau pengelompokan konsumen yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan keinginan yang serupa. Segmentasi ini memungkinkan produsen untuk lebih memahami pasar yang dituju, sehingga dapat menyesuaikan produk dan strategi promosi dengan lebih efektif. Sebagai contoh, jika produk yang akan dijual ditujukan untuk peserta didik usia 14-20 tahun yang berada di lingkungan sekolah menengah, maka segmen pasar yang ditargetkan adalah kalangan pelajar SMA dan sederajat. Dengan segmentasi yang tepat, strategi promosi dapat lebih terfokus dan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.

Pentingnya segmentasi pasar tidak dapat diabaikan. Tanpa segmentasi yang baik, risiko menjual produk kepada orang yang tidak tertarik atau membutuhkan produk tersebut menjadi lebih besar. Segmentasi yang tepat membantu produsen untuk menghindari pemborosan sumber daya dan upaya promosi yang tidak efektif. Dengan memahami karakteristik dan preferensi target pasar, produsen dapat mengarahkan usaha promosi pada orang yang lebih mungkin menjadi konsumen potensial.

Selain membantu dalam penentuan target pasar, segmentasi juga memiliki peran penting dalam merancang strategi promosi yang efektif. Strategi promosi dapat dibagi menjadi dua pendekatan utama, yaitu secara virtual dan visual. Pendekatan virtual mencakup promosi melalui media digital seperti website, media sosial, email, dan platform online lainnya. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi untuk menciptakan interaksi dan kehadiran produk di dunia maya.

Di sisi lain, pendekatan visual berfokus pada elemen visual yang menarik perhatian konsumen. Desain kemasan yang menarik, gambar produk yang menggugah minat, dan video promosi yang menampilkan kelebihan produk menjadi bagian dari strategi visual. Elemen-elemen visual ini dapat mengkomunikasikan nilai produk dengan lebih kuat dan mempengaruhi persepsi konsumen.

Related posts