WISLAH.COM: Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku manusia, dengan pengertian bahwa perilaku atau aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi kehidupan psikis.
Menurut Branca (1964), Woodworth dan Marquis (1957), Sartain, dan Morgan, dkk. (1984) bahwa yang diteliti, dipelajari dalam psikologi ini baik perilaku manusia dan hewan. Namun demikian hasil dari penelitian itu dikaitkan untuk dapat mengerti tentang keadaan manusia. Ada beberapa alasan mengapa hewan dijadikan bahan eksperimen diantaranya:
- Hewan umumnya lebih objektif daripada manusia. Hewan tidak mempunyai sadar pribadi sehingga tidak merasa malu apabila diobservasi oleh banyak orang pada waktu eksperimen diadakan.
- Hewan lebih mudah dikontrol daripada manusia.
- Kadang eksperimen membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga hal ini akan membosankan, keadaan ini akan mempengaruhi sikap ataupun segi-segi yang lain yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Hal tersebut tidak dijumpai pada hewan.
- Eksperimen kadang dibutuhkan pembedahan. Hal ini akan mudah dilaksanakan pada hewan.
- Dalam eksperimen apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, resikonya lebih ringan apabila dibandingkan kalau eksperimen dilakukan pada manusia.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu itu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya. Keadaan ini dapat diformulasikan sebagai R= F(S,O), dengan pengertian bahwa R adalah respon; F = Fungsi; S = stimulus, dan O = organisme. Formulasi ini berarti respons merupakan fungsi bergantung padastimulus dan organisme (Woodworth dan Scholosberg, 1971).
Jenis Perilaku
Perilaku manusia dapat dibedakan antara perilaku refleksif dan perilaku non refleksif. Perilaku refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan (tanpa dipikir) terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Contoh reaksi kedip mata bila kena sinar, gerak lutut bila kena sentuhan palu, menarik jari bila kena api. Stimulus yang diterima oleh individu tidak smpai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu menerima stimulus.
Perilaku yang Non-refleksif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh reseptor (penerima) kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologi atau perilaku psikologis (Branca, 1965).
Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia sebaian terbesar ialah berupa perilaku yang dibentuk atau dipelajari. Maka dari itu bagaimana cara membentuk perilaku itu sesuai yang diharapkan.
- Pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuk perilaku tersebut. Contoh, anak dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri tidak terlambat ke sekolah. Cara ini didasarkan atas tempat belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh pavlov maupun oleh Thorndike dan skinner (Hergenhahn, 1976).
- Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Misal datang kuliah jangan sampai terlambat karena dapat mengganggu teman yang lain. Naik motor harus pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri. Cara berdasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang penting adalah pengerian atau insight. Kohler adalah salah seorang tokoh dalam psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif (Hergenhahan, 1976).
- Pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menujukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh orang yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Albert Bandura (1977).