WISLAH.COM – Konsep lesson study for learning community menjadi salah satu bahasan dalam pelatihan di Pintar Kemenag, bertema Lesson Study di Era Digital.
Dikutip dari laman Pintar Kemenag, Pelatihan lesson study di era digital diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Papua, dari tanggal 6 Maret 2024 s.d 20 Maret 2024. Semuanya dilaksanakan secara online tanpa ZOOM di Pintar Kemenag.
Tulisan ini memberikan gambaran sedikit, tentang “Konsep Lesson Study for Learning Community”, dari artikel akademik Pascasarjana Univesitas Malang.
Berikut pembahasan tentang konsep LSLC (Lesson Study for Learning Community)
A. Konsep LSLC
Lesson Study for Learning Community (LSLC) adalah pengembangan dari Lesson Study yang berfokus pada dua aspek utama:
1. Aktivitas Siswa:
- Bagaimana siswa belajar dan berkolaborasi dalam proses pembelajaran.
- LSLC menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk berinteraksi, bertukar ide, dan saling membantu.
- Hal ini dilakukan dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif dan kolaboratif.
2. Komunitas Belajar:
- Membangun komunitas belajar yang kuat dan kolaboratif antar guru dan pemangku kepentingan pendidikan.
- LSLC mendorong guru untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan praktik terbaik dalam pembelajaran.
- Komunitas belajar ini juga melibatkan orang tua, siswa, dan pihak lain yang peduli dengan pendidikan.
B. Prinsip LSLC
LSLC didasarkan pada tiga prinsip utama:
1. Kolegialitas:
- Kerjasama dan saling mendukung antar guru dalam komunitas belajar.
- LSLC menciptakan budaya saling menghormati dan menghargai profesionalisme antar guru.
- Guru saling membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Mutual Learning:
- Belajar bersama dan saling berbagi ilmu antar anggota komunitas belajar.
- LSLC menyediakan platform bagi guru untuk belajar dari pengalaman dan keahlian satu sama lain.
- Guru dapat saling memberi dan menerima umpan balik yang konstruktif untuk meningkatkan praktik pembelajarannya.
3. Kontinuitas:
- Peningkatan berkelanjutan melalui siklus LSLC yang berkelanjutan.
- LSLC bukan hanya kegiatan satu kali, tetapi proses yang berkelanjutan dan berulang.
- Guru terus belajar dan berkembang melalui refleksi, eksperimen, dan inovasi dalam pembelajaran.
C. Prosedur LSLC
LSLC terdiri dari tiga tahap utama:
1. Perencanaan (Plan)
Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang ingin dipecahkan.
Menyusun rencana pembelajaran yang detail dan terstruktur (research lesson).
Mengundang observer untuk mengamati dan memberikan umpan balik.
2. Implementasi (Do)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Observer mencatat dan mengamati proses pembelajaran secara objektif.
Dokumentasi proses pembelajaran dapat dilakukan melalui video, foto, atau catatan lapangan.
3. Refleksi (See)
Diskusi dan analisis hasil observasi pembelajaran secara mendalam.
Memberikan umpan balik yang konstruktif dan fokus pada perbaikan.
Menyusun rencana untuk menyempurnakan pembelajaran di masa depan.
D. Praktik LSLC di Indonesia
Salah satu contoh penerapan LSLC di Indonesia adalah di SMA Proton. Awalnya, program ini sulit untuk diimplementasikan karena banyak guru yang enggan untuk membuka kelas mereka untuk observasi.
Namun, setelah kuesioner siswa menunjukkan preferensi terhadap pembelajaran kolaboratif, LSLC mulai mendapatkan momentum. Saat ini, LSLC telah menjadi bagian integral dari budaya belajar di SMA Proton dan memberikan manfaat bagi guru dan siswa.
Kesimpulan, LSLC (Lesson Study for Learning Community) adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui komunitas belajar yang kolaboratif dan berkelanjutan. Dengan fokus pada aktivitas siswa dan komunitas belajar, LSLC membantu guru untuk mengembangkan dan menerapkan praktik pembelajaran yang inovatif dan efektif.***