Enzim (Rangkuman Materi Biologi Kelas 12 SMA Kurikulum Merdeka)

Perkalian dan Pembagian Bilangan Desimal, Contoh dan Cara Menghitungnya (Rangkuman Materi Matematika SD/MI Kelas 4 Bab 16) Kurikulum Merdeka

Enzim | Rangkuman Materi Biologi Kelas 12 | Bab 1 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |

Enzim

Struktur dan Sifat-sifat Enzim

Enzim adalah makromolekul biologis yang terlibat dalam reaksi kimia di dalam sel. Secara umum, enzim terdiri dari dua bagian utama: apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim merupakan bagian protein enzim yang memiliki sisi aktif tempat substrat berikatan. Sementara itu, gugus prostetik terdiri dari dua jenis, yaitu koenzim dan kofaktor, yang membantu kinerja apoenzim. Koenzim terdiri dari molekul organik nonprotein, seperti vitamin, NAD, NADP, dan Koenzim A, sedangkan kofaktor terdiri dari molekul anorganik, seperti Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K, dan Co.

Ketika apoenzim (protein) mengikat gugus prostetik (kofaktor atau koenzim), holoenzim terbentuk. Holoenzim adalah bentuk enzim aktif yang dapat mengkatalisis reaksi kimia. Namun, untuk memahami lebih lanjut tentang sifat-sifat enzim, perlu dipelajari hal-hal berikut:


a. Enzim merupakan protein dan memiliki sifat-sifat protein. Misalnya, enzim memiliki kisaran suhu dan pH tertentu di mana mereka berfungsi dengan baik. Suhu rendah dapat menyebabkan pelipatan atau koagulasi ikatan polipeptida penyusun enzim, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi atau pemutusan ikatan polipeptida, sehingga mengakibatkan kerusakan dan kehilangan fungsi enzim. Selain itu, pH rendah (asam) atau pH tinggi (basa) dapat menyebabkan ionisasi gugus amina atau karboksil pada asam amino penyusun enzim, yang juga dapat merusak fungsi enzim.

b. Salah satu peran utama enzim adalah menurunkan energi aktivasi substrat. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan agar reaksi kimia dapat dimulai. Dengan membentuk kompleks enzim-substrat, enzim memfasilitasi reaksi dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung lebih efisien.

c. Enzim bekerja secara spesifik, yaitu satu enzim hanya dapat bekerja pada satu jenis substrat tertentu. Contohnya, enzim amilase hanya dapat mengkatalisis pemecahan substrat amilum menjadi maltosa, namun tidak dapat memecah maltosa menjadi glukosa atau mengubah kembali maltosa menjadi amilum.

d. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor ini meliputi suhu, pH, aktivator, inhibitor, dan konsentrasi substrat. Suhu dan pH yang tidak sesuai dapat mengganggu aktivitas enzim, sedangkan aktivator dapat meningkatkan aktivitas enzim, dan inhibitor dapat menghambat aktivitasnya. Selain itu, konsentrasi substrat juga memengaruhi laju reaksi enzim.

Pemahaman tentang struktur dan sifat-sifat enzim penting untuk memahami bagaimana enzim berfungsi dalam proses biokimia sel. Pengaturan lingkungan yang tepat dapat mempengaruhi kinerja enzim, sehingga memainkan peran krusial dalam berbagai proses seluler dan fisiologis.


Cara Kerja Enzim

Dalam mempelajari struktur dan fungsi sel, kita mengetahui bahwa peroksisom memiliki fungsi untuk menghasilkan enzim katalase. Enzim katalase ini bertugas menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), mengatasi produk sampingan respirasi aerob yang dihasilkan oleh mitokondria.

Proses kerja enzim katalase dapat dijelaskan sebagai berikut: Substrat berupa H2O2 bereaksi dengan enzim katalase membentuk kompleks H2O2-enzim katalase. Selanjutnya, enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Setelah reaksi selesai, enzim katalase kembali ke bentuk semula dan menghasilkan produk berupa H2O dan O2.

Ada beberapa teori mengenai cara kerja enzim yang dapat dipelajari lebih lanjut:

a. Teori lock and key (gembok dan anak kunci): Menurut teori ini, enzim memiliki struktur yang khusus sehingga hanya dapat mengikat substrat dengan bentuk yang sesuai (seperti kunci yang hanya cocok dengan gembok tertentu). Gambar 1.5 menggambarkan teori ini.

b. Teori induced fit (induksi pas): Teori ini merupakan perluasan dari teori gembok dan anak kunci, namun dengan penemuan baru bahwa enzim dan substrat tidak bersifat kaku, tetapi memiliki fleksibilitas. Sisi aktif pada enzim dapat beradaptasi untuk mengikat substrat dengan presisi, sehingga meningkatkan efisiensi kerja enzim. Gambar 1.6 menjelaskan teori ini.

Dengan memahami mekanisme kerja enzim berdasarkan teori-teori tersebut, diharapkan kita dapat menggunakan teknologi untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang mekanisme kerja enzim melalui aktivitas yang akan dilakukan.

Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

Perubahan yang terjadi ketika telur digoreng, di mana putih telur memadat dan berubah warna, menunjukkan bahwa protein dipengaruhi oleh suhu, salah satu faktor lingkungan. Selain suhu, hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa pH memiliki pengaruh signifikan terhadap kerja enzim katalase.

Dalam grafik yang menunjukkan hubungan pH dengan kerja enzim, pepsin diketahui bekerja optimum pada pH asam, amilase pada pH normal, dan tripsin pada pH basa. Hal ini mengindikasikan bahwa pH memainkan peran penting dalam mengatur kerja enzim.

Selain pH dan suhu, terdapat faktor lain yang juga memengaruhi kerja enzim. Untuk lebih memahami faktor-faktor tersebut, kegiatan eksperimen selanjutnya dapat dilakukan.

Pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim sangatlah penting dalam memahami regulasi reaksi biokimia di dalam sel. Pengetahuan tentang pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim membantu kita memahami bagaimana enzim berfungsi dengan optimal dan berperan sebagai katalisator reaksi biologis. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat mengoptimalkan penggunaan enzim dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam industri dan bidang-bidang lain yang memanfaatkan reaksi enzim untuk keperluan tertentu.

Related posts