Apakah kamu sedang mencari contoh kerangka berpikir untuk penelitian kualitatif? Tetapi Sebelumnya, apakah sudah paham apa itu “Kerangka Berpikir” dalam “Penelitian Kualitatif”?
Tulisan terbagi atas dua hal, pertama penjelasan tentang “Kerangka Berpikir” dalam “Penelitian Kualitatif”. Dan kedua, tentang Contoh Kerangka Berpikir Penelitian Kualitatif
A. Apa itu Kerangka Berpikir dalam Penelitian Kualitatif
Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif adalah suatu landasan konseptual yang digunakan untuk merancang, mengarahkan, dan menganalisis penelitian yang berfokus pada pemahaman lebih dalam mengenai fenomena yang diteliti. Kerangka berpikir ini merupakan komponen esensial dalam penelitian kualitatif karena membantu peneliti dalam menyusun landasan teoretis, merumuskan pertanyaan penelitian, dan mengembangkan panduan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
Poin-poin penting dalam kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
- Model Konseptual: Kerangka berpikir adalah model konseptual yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Ini membantu dalam mengidentifikasi elemen-elemen utama yang akan dijelajahi dalam penelitian.
- Fleksibel dan Dinamis: Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif cenderung tidak bersifat kaku atau baku. Ia bisa berubah seiring perkembangan data dan temuan penelitian. Peneliti seringkali harus dapat menyesuaikan kerangka berpikir mereka sesuai dengan wawancara atau observasi yang baru saja dilakukan.
- Bentuk yang Beragam: Kerangka berpikir tidak selalu harus berbentuk diagram. Ini bisa berupa narasi atau deskripsi yang menjelaskan latar belakang penelitian, tujuan, pertanyaan penelitian, dan metode yang digunakan. Yang terpenting adalah bahwa kerangka berpikir tersebut harus jelas dan sistematis.
- Fokus dan Relevansi: Kerangka berpikir membantu peneliti untuk memfokuskan perhatian pada aspek-aspek yang penting dan relevan dari fenomena yang diteliti. Ini membantu dalam menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian.
- Menghindari Bias dan Kesalahan: Dengan menggunakan kerangka berpikir yang jelas, peneliti dapat menghindari bias atau kesalahan dalam interpretasi data. Kerangka berpikir membantu dalam mengorganisasi data dan memastikan bahwa analisis yang dihasilkan sesuai dengan kerangka konseptual yang telah dirumuskan.
Secara keseluruhan, kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif adalah alat penting yang membantu peneliti dalam mengatur dan mengarahkan proses penelitian mereka. Ini juga berfungsi sebagai panduan untuk merumuskan temuan dan kesimpulan yang akurat berdasarkan pemahaman mendalam terhadap fenomena yang diteliti.
B. Contoh Kerangka Berpikir Penelitian Kualitatif
Berikut adalah beberapa contoh kerangka berpikir penelitian kualitatif :
- Konstruksi Identitas Melalui Media Sosial (Studi Fenomenologi Terkait Konstruksi Identitas Media Sosial Terhadap Mahasiswa Pengguna Media Sosial Di Surakarta): Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-studi fenomenologi untuk menggali bagaimana mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan Path mengkonstruksi identitas mereka melalui public image. Kerangka berpikir penelitian ini terdiri dari tiga konsep utama, yaitu media sosial, konstruksi identitas, dan public image. Penelitian ini juga menggunakan teori konstruksi sosial, teori identitas sosial, dan teori self-presentation sebagai landasan teoritis.
- Konstruksi Identitas Fashion Influencer dalam foto Fashion Melalui Media Sosial Instagram Ayla Dimitri dan Rama Dicandra: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif untuk menganalisis bagaimana dua fashion influencer, yaitu Ayla Dimitri dan Rama Dicandra, mengkonstruksi identitas mereka dalam foto fashion melalui media sosial Instagram. Kerangka berpikir penelitian ini terdiri dari empat konsep utama, yaitu fashion influencer, foto fashion, media sosial Instagram, dan konstruksi identitas. Penelitian ini juga menggunakan teori fashion, teori fotografi, teori media sosial, dan teori konstruksi sosial sebagai landasan teoritis.
- Konstruksi Identitas Ismail Dahlan Iskan Dalam Media Massa: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif untuk mengetahui bagaimana Ismail Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN dan CEO Jawa Pos Group, mengkonstruksi identitasnya dalam media massa. Kerangka berpikir penelitian ini terdiri dari dua konsep utama, yaitu media massa dan konstruksi identitas. Penelitian ini juga menggunakan teori agenda setting, teori framing, dan teori konstruksi sosial sebagai landasan teoritis.