Teori Motivasi Guru Penggerak: Motivasi adalah elemen kunci dalam membentuk perilaku manusia. Khususnya, motivasi guru penggerak adalah faktor penting dalam menginspirasi dan membimbing siswa menuju kesuksesan akademik dan kepribadian yang baik. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi “Teori Motivasi Guru Penggerak” dengan berfokus pada tiga tingkat motivasi perilaku manusia. Mari kita memahami betapa pentingnya memahami aspek motivasi dalam konteks pendidikan.
A. Tiga Motivasi Perilaku Manusia
Diane Gossen mengidentifikasi tiga tingkat motivasi perilaku manusia yang relevan dalam konteks pendidikan:
- Motivasi untuk Menghindari Ketidaknyamanan atau Hukuman (Motivasi Eksternal):
Ini adalah tingkat motivasi terendah. Individu dengan motivasi ini melakukan tindakan untuk menghindari konsekuensi negatif, seperti hukuman atau ketidaknyamanan. Mereka bertanya, “Apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukannya?” Motivasi ini biasanya bersifat eksternal.
- Motivasi untuk Mendapatkan Imbalan atau Penghargaan (Motivasi Eksternal):
Di tingkat ini, individu berperilaku dengan harapan mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Mereka bertanya, “Apa yang akan saya dapatkan jika saya melakukannya?” Motivasi ini juga bersifat eksternal.
- Motivasi untuk Menjadi Orang yang Mereka Inginkan dan Menghargai Diri Sendiri dengan Nilai-nilai (Motivasi Intrinsik):
Tingkat tertinggi dari motivasi perilaku manusia adalah yang bersifat intrinsik. Individu dengan motivasi ini bertanya, “Apa yang akan saya jadi jika saya melakukannya?” Mereka melakukan tindakan berdasarkan pada nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai, ingin menjadi orang yang mempraktikkan nilai-nilai ini. Motivasi ini bersifat internal.
B. Implementasi Motivasi dalam Pendidikan
Tujuan utama dari pendidikan adalah menanamkan motivasi ketiga, yaitu motivasi intrinsik, pada murid-murid. Ketika murid-murid memiliki motivasi ini, mereka cenderung memiliki disiplin positif yang berdampak jangka panjang. Mereka akan berperilaku baik karena mereka ingin menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka yakini. Namun, bagaimana guru dapat mencapai ini?
C. Tugas Guru Penggerak
- Refleksi Pribadi: Guru penggerak harus merenungkan motivasi mereka mengikuti program ini. Apakah mereka mengikuti karena menghindari ketidaknyamanan atau mengharapkan hadiah, atau karena mereka ingin menjadi guru dengan nilai-nilai yang mereka yakini? Guru harus berusaha memahami motivasi mereka sendiri untuk memahami dampak jangka panjang.
- Motivasi saat Mengajar: Guru harus menyadari motivasi mereka saat mengajar. Apakah mereka datang tepat waktu karena alasan eksternal, seperti menghindari hukuman, atau alasan intrinsik, seperti menjadi teladan yang menghargai waktu? Pemahaman ini dapat membantu guru lebih efektif memotivasi siswa.
- Pentingnya Peraturan: Meskipun peraturan dan hukuman dapat memotivasi, guru seharusnya mempertimbangkan apakah siswa akan tetap berperilaku baik jika peraturan itu tidak ada. Apakah siswa memiliki motivasi intrinsik yang kuat?
D. Dampak pada Murid
Guru harus memahami bahwa setiap murid memiliki tingkat motivasi yang berbeda. Dengan mengenali tingkat motivasi mereka, guru dapat mengembangkan strategi untuk menanamkan disiplin positif. Hal ini melibatkan pengenalan nilai-nilai kebajikan, yang akan membantu murid berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Penutup
Teori motivasi guru penggerak adalah kunci untuk membentuk perilaku siswa. Dengan memahami tiga tingkat motivasi perilaku manusia, guru dapat menjadi agen perubahan dalam pendidikan. Mendorong motivasi intrinsik pada murid adalah tujuan akhir, sehingga mereka bisa menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan dan berperilaku baik tanpa tergantung pada hukuman atau hadiah eksternal. Dengan pemahaman ini, guru dapat membangun dasar yang kuat untuk mendidik generasi yang memiliki motivasi yang kuat dan disiplin positif.