Teori Emosi Menurut Para Ahli

Pengertian Emosi

Teori Emosi Menurut Para Ahli | Macam Macam Teori Emosi | Teori James-Lange Adalah | Teori Schachter-Singer Adalah |

WISLAH.COM: Sebagian teori emosi menurut para ahli menyebutkan bahwa emosi adalah keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (Avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.

Baca Juga : Bimbingan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Metode, dan Materinya


Namun demikian kadang-kadang orang masih dapat mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan perubahaan atau tanda-tanda kejasmanian tersebut. Hal ini berkaitan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) yang dikenal dengan display rules. Menurut Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) adanya tiga rules, yaitu masking, modulation, dan simulation.

Baca Juga : Media Pembelajaran Audio Visual : Pengertian, Fungsi, Manfaat, Macam dan Prinsip

Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau yang dapat menutupi emosi yang dialaminya. Emosi yang dialaminya tidak tercetus keluar melalui ekspresi kejasmaniannya. Misalnya orang sangat sedih karena kehilangan anggota keluarganya. Kesedihan tersebut dapat direndam atau ditutupi, dan tidak adanya gejala kejasmanian yang menyebabkan tampaknya rasa sedih tersebut.

Baca Juga : Merger Adalah : Pengertian, Jenis dan Alasan Perusahaan Melakukan Merger

Pada modulasi (modulation) orang yang tidak dapat merendam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya tetapi hanya dapat mengurangi saja. Jadi misalnya karena sedih, ia menangis (gejala kejasmanian) tetapi tangisnya tidak begitu mencuat-cuat.

Baca Juga : Akuisisi Adalah : Pengertian, Tujuan, Jenis, Dasar Hukum dan Tahapannya

Pada simulasi (simulation) orang tidak mmengalami emosi, tetapi ia seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmanian. Menurut Ekman dan Friesen (Carlson, 1987), display rules ini dipengaruhi oleh unsur budaya. Misalnya adalah tidak etis kalau menangis dengan meronta-ronta dihadapan umum sekalipun kehilangan anggota keluarganya. Di samping itu Ekman dan Friesen mengemukakan bahwa ekspresi roman muka dapat digunakan untuk sebagai tanda adanya emosi yang ada pada individu yang bersangkutan.

Baca Juga : Administrasi Kurikulum : Pengertian, Ruang Lingkup, Komponen, dan Fungsinya

Namun demikian ekspresi seseorang akan dapat berbeda dengan orang yang lain. Ini kiranya adanya kaitan dengan pengertian display rules yang telah dikemukakan di atas. Berkaitan dengan ini Ekman dan Friesen mengemukakan pengertian apa yang disebut sebagai Facial Action Coding System (FACS) yaitu yang berkaitan dengan facial ekspression dalam kaitannya emosi yang ada pada diri individu (Passer & Smith, 2004).

Baca Juga : Valuasi Startup : Pengertian, Indikator, Metode Penilaian, dan Daftar Valuasi Startup Indonesia

Adapun teori emosi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Teori James-Lange

Teori ini mula-mula dikemukakan oleh William James (American Psychologist), yang secara kebetulan pada waktu yang sama juga dikemukakan oleh Lange (Danish Psychologist), sehingga teori tersebut dikenal sebagai teori James-Lange. Menurut teori ini emosi merupakan akibat atau hasil persepsi dari keadaan jasmani (felt emotion is the perception of bodily states), orang sedih karena menagis, orang takut karena gemetar dan sebagainya.


Baca Juga : Pengertian Gaya Komunikasi Adalah : Macam, Jenis dan Tipe

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gejala kejasmanian merupakan sebab emosi, dan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian. Teori ini juga sering disebut teori perifir dalam emosi (Woodworth dan Marquis, 1957) atau juga disebut paradoks James (Bigot, dkk., 1950). Oleh Peterson (1991) teori ini disebut sebagai teori dengan pendekatan psikofisis.

Baca Juga : Pengertian Kurikulum adalah – Tujuan, Fungsi, dan Komponen Kurikulum

Sementara ahli mengadakan eksperimen-eksperimen untuk menguji sejauh mana kebenaran teori James-Lange ini, antara lain Sherrington dan Cannon (Woodworth dan Marquis, 1957), yang pada umumnya hasil menunjukkan bahwa apa yang dikemukakan oleh James tidak tepat.

Baca Juga : Kiai adalah ? Pengertian, Ciri, Macam, Tugas dan Peran Seorang Kiai

Teori Cannon-Bard

Teori ini berpendapat bahwa emosi itu bergantung pada aktivitas dari otak bagian bawah. Teori ini dikemukakan oleh Cannon atas dasar penelitian dari Bard. Teori ini berbeda atau justru berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh James-Lange, yaitu bahwa emosi tidak bergantung pada gejala kejasmaniaan (bodily states), atau reaksi jasmani bukan merupakan dasar dari emosi, tetapi emosi justru bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas sentral. Karena itu teori ini juga sering disebut teori sentral dalam emosi (Woodworth dan Marquis, 1957). Oleh Peterson (1991) teori ini disebut sebagai teori dengan pendekatan neurologis.

Baca Juga : Perlindungan Hukum adalah ? Pengertian, Dasar Hukum, Jenis dan Fungsinya

Teori Schachter-Singer

Teori ini didasarkan pendapat bahwa emosi itu merupakan the interpretation of bodily arousal. Teori ini berpendapat bahwa emosi yang dialami seseorang merupakan hasil interpretasi dari aroused atau stirred up dari keadaan jasmani (bodily states). Schachter dan Singer berpendapat bahwa keadaan jasmani (bodily states) dari timbulnya emosi pada umumnya sama untuk sebagian terbesar dari emosi yang dialami, dan apabila ada perbedaan fisiologi dalam pola otonomik pada umumnya orang tidak dapat mempersepsi hal ini. Karena perubahan jasmani merupakan hal yang ambigious, teori ini menyatakan bahwa tiap emosi dapat dirasakan dari stirred up kondisi jasmani dan individu akan memberikan interpretasinya. Sering dikemukakan bahwa emosi itu bersifat subjektif, karena memang dalam mengadakan interpretasi terhadap keadaan jasmani berbeda satu orang dengan orang lain. Karena teori ini meneropong atas dasar interpretasi, sementara ahli menyebut teori ini sebagai teori kognitif dalam emosi, misalnya yang dikemukakan oleh Peterson (1991).

Baca Juga : Kecerdasan Spiritual Adalah ? Pengertian, Manfaat, Ciri dan Cara Meningkatkannya

Namun demikian jangan dicampuradukkan dengan teori kognitif yang lain, karena ada faktorfaktor lain seperti ingatan dalam proses kognitif (Morgan, dkk., 1984). Karena itu oleh Valins (dalam Weiner, 1972) disebut kognitif fisiologis. Apabila dianalisis teori Schachter-Singer inimerupakan suatu teori yang berada di antara teori James-Lange dan teori Cannon-Bard. Hal tersebut akan jelas apabila ketiga teori tersebut secara bersama dibandingkan dengan yang lain.

Baca Juga : Kritik Sosial Adalah ? Pengertian, Jenis, Bentuk dan Tujuan Dari Kritik Sosial

Related posts