Surah Al-An’am Ayat 162-163 : Bacaan, Terjemah, Mufradat dan Isi Kandungan

Surah Al-An’am Ayat 162-163 : Bacaan, Terjemah, Mufradat dan Isi Kandungan

Surah Al-An’am Ayat 162-163 | Bacaan Surah Al-An’am Ayat 162-163 | Terjemah Surah Al-An’am Ayat 162-163 | Mufradat Surah Al-An’am Ayat 162-163 | Isi Kandungan Surah Al-An’am Ayat 162-163 | Wislahcom | Referensi |

Bacaan Surah Al-An’am Ayat 162-163

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ


Terjemah Surah Al-An’am Ayat 162-163

  • Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
  • Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”

Mufradat Surah Al-An’am Ayat 162-163

sesungguhnya salatkuاِنَّ صَلَاتِيْ
ibadahkuوَنُسُكِيْ
hidupkuوَمَحْيَايَ
dan matikuوَمَمَاتِيْ
tiada sekutuلَا شَرِيْكَ
diperintahkan kepadakuاُمِرْتُ

Isi Kandungan Surah Al-An’am Ayat 162-163

Penjelasan dari kandungan ayat di atas berupa kewajiban bagi setiap umat muslim untuk beribadah apapun dengan ikhlas tanpa ada tujuan lain selain wujud penghambaan diri kepada Allah Swt. Perintah beribadah dengan ikhlas tersebut bukan tanpa alasan, karena dengan segala kemurahan dan kasih sayang-Nya jualah manusia dapat hidup dan berkehidupan. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa jika Allah tidak menghendakinya. Dialah tempat asal usulnya manusia dan makhluk lainnya dan akan kembali kepada-Nya pula.


Ikhlas berarti murni atau asli, yakni dorongan jiwa yang menghantarkan perilaku seseorang selalu bergantung dan memerlukan Allah Swt. Ketergantungan itu berujung pada kepasrahan total tanpa dicampuradukkan dengan keinginan dari lainnya selain Allah Swt. Ikhlas dalam salat misalnya, tidak ada sedikitpun terbersit niat untuk minta pujian, sanjungan atau penghargaan lainnya dari selain Allah termasuk manusia. Tetapi dia salat hanya wujud dari kesadaran diri akan statusnya sebagai hamba yang rendah dan lemah serta memerlukan belas kasih Allah Swt. Tumbuh dan berkembangnya jiwa-jiwa ikhlas ini sangat ditentukan oleh kebenaran akidah (keyakinan) seseorang yang didapatkannya dari pengetahuan yang matang tentang itu. Seorang siswa akan sulit belajar dengan ikhlas jika dia tidak pernah diajarkan tentang akidah atau ilmu tauhid.

Bahkan dia bisa menjadi sosok yang sombong dan angkuh dengan kepintarannya, sehingga bukan menjadikannya semakin tunduk kepada Allah justru semakin menjauhkannya dari Allah. Untuk itu, penting bagi siapapun mengetahui ilmu-ilmu akidah ini dengan benar agar tidak salah dalam menentukan arah kehidupannya

Related posts