Wislahcom / Referensi / : Tarekat merupakan suatu cara untuk membersihkan jiwa dan menjaga hawa nafsu untuk melepaskan diri dari berbagai bentuk kesombongan, riya, hasud, dengki, hubbu ad-dunya (cinta dunia). lalu bagaimana sejarah perkembangan tarekat?
Simak penjelasan singkat tentang : Perkembangan Tarekat Abad Ke- 9 & 10 Masehi (Tahap Khanaqah), Perkembangan Tarekat Abad Ke-13 & 14 Masehi (Tahap Ṭariqah) dan Perkembangan Tarekat Abad Ke-15 Masehi (Tahap Ṭaifah).
Perkembangan Tarekat Abad Ke- 9 & 10 Masehi (Tahap Khanaqah)
Pada abad ini banyak muncul kelompok-kelompok kecil antara seorang guru sufi dengan sejumlah pengikutnya dalam sebuah organisasi yang tidak tetap dan masih longgar. Tarekat menjadi sebuah wadah sekaligus metode psikologi moral untuk bimbingan praktis bagi setiap individu. Syaikh menjadi mursid yang dipatuhi jamaah. Kontemplasi dan latihan-latihan spiritual dilakukan secara individual dan secara kolektif. Kemudian kelompok ini menggunakan pusat-pusat pertemuan sufi seperti zawiyyah, ribaṭ, khanqah atau tekke, yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pendidikan sufi.
Menurut Hamka, tarekat Ṭaifuriyyah di Persia merupakan tarekat yang pertama muncul sebagai lembaga pengajaran tasawuf. Tarekat ini dinasabkan kepada Abu Yazid al-Busṭami. Harun Nasution mengatakan masa ini sebagai tahap Khanaqah (pusat pertemuan sufi). Dengan makin bertambahnya kegiatan, aktivitas dan jumlah pusat-pusat pertemuan sufi dari waktu ke waktu, akhirnya teori-teori, konsep-konsep dan amalan-amalan mistis diperkenalkan, begitu juga tata terbit untuk mengatur kehidupan bersama. Beberapa sufi terkemuka di abad ini diantaranya adalah Junaid al-Baghdadi dan Abu Said al-Khair.
Perkembangan Tarekat Abad Ke-13 & 14 Masehi (Tahap Ṭariqah)
Pada abad ini, tarekat-tarekat mengalami perkembangan pesat. Abad dimana terbentuknya ajaran-ajaran, peraturan-peraturan, dan metode tasawuf hingga muncul pusat-pusat yang mengajarkan tasawuf dengan silsilahnya masing-masing. Tarekat-tarekat periode inilah yang kemudian menjelma menjadi tarekat-tarekat besar sekarang ini yang banyak sekali jumlahnya, dengan sebutan bermacam-macam sesuai dengan nama sang pendiri. Akhirnya berkembanglah metode-metode kolektif baru untuk mencapai kedekatan diri kepada Tuhan, dan disini pulalah tasawuf telah mengambil bentuk kelas menengah. Tarekat-tarekat pada periode ini adalah: Tarekat Qadiriyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Rifaiyah.
Pada abad ini sejumlah sufi bergabung dengan seorang guru (syaikh) dan tunduk di bawah aturan-aturan tertentu. Komunitas ini sering berkumpul secara kolektif dan periodik di pusat-pusat pertemuan sufi dan pertemuan-pertemuan ruhani lainnya. Selain pertemuan internal komunitas, terdapat juga beberapa asosiasi atau warga masyarakat umum yang datang kapan saja untuk mendapat wejangan dari sang guru sufi, disela-sela menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari.
Perkembangan Tarekat Abad Ke-15 Masehi (Tahap Ṭaifah)
Abad 15 M merupakan masa terjadi penyebaran misi ajaran dan peraturan kepada muridnya. Kalau abad ke-13 M, tarekat-tarekat sudah berkembang, namun di abad 15 M ini tarekat sudah terkenal di dunia. Terkenalnya tarekat karena sifatnya yang luwes, maksudnya bila murid sudah mencapai derajat syaikh, maka murid tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan dia berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Pada akhirnya akan muncul tarekat-tarekat yang mempunyai cabang di tempat lain. Pada tahap tha’ifah inilah tarekat mengandung arti lain, yaitu organisasi sufi yang melestarikan ajaran syekh tertentu. Tarekat yang muncul diabad ini adalah Tarekat Syattariyah, Tarekat Samaniyyah.