Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)

Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)
Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)

WISLAH.COM – Berikut “Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)“. Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan menelusuri sejarah panjang dan menarik dari psikologi, mulai dari akarnya dalam filsafat kuno hingga perkembangannya menjadi ilmu pengetahuan modern yang kita kenal sekarang. Kita akan menjelajahi berbagai tahap penting, tokoh-tokoh berpengaruh, serta aliran-aliran pemikiran yang telah membentuk psikologi menjadi disiplin ilmu yang kaya dan beragam.

Memahami sejarah psikologi bukan hanya sekadar melihat ke belakang, tetapi juga memahami bagaimana konsep-konsep dan teori-teori psikologi telah berkembang seiring waktu. Pengetahuan ini penting bagi siapa saja yang tertarik pada psikologi, baik itu mahasiswa, akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum. Dengan mempelajari sejarah psikologi, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana pemahaman kita tentang perilaku dan proses mental manusia telah berubah dan berkembang, serta bagaimana psikologi terus relevan dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa kini dan masa depan.


Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)

A. Masa Yunani Kuno

Pada masa Yunani Kuno, psikologi belum berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Pemikiran-pemikiran tentang jiwa dan perilaku manusia masih terjalin erat dengan filsafat. Para filsuf seperti Plato dan Aristoteles banyak membahas tentang hakikat jiwa, hubungan antara jiwa dan raga, serta proses-proses mental seperti persepsi, ingatan, dan emosi.


Plato, misalnya, memandang jiwa sebagai entitas yang terpisah dari raga dan memiliki eksistensi yang abadi. Ia juga membedakan antara jiwa rasional, yang terkait dengan akal dan pengetahuan, dengan jiwa irasional, yang terkait dengan nafsu dan keinginan. Sementara itu, Aristoteles lebih menekankan pada kesatuan antara jiwa dan raga, serta peran jiwa dalam mengatur dan mengendalikan fungsi-fungsi tubuh. Ia juga mengembangkan konsep-konsep tentang persepsi, ingatan, dan pembelajaran yang masih relevan hingga saat ini.

B. Masa Abad Pertengahan dan Renaisans

Pada masa Abad Pertengahan, perkembangan psikologi dipengaruhi oleh dominasi agama Kristen. Pemikiran tentang jiwa dan perilaku manusia banyak didasarkan pada ajaran-ajaran agama, dan studi tentang psikologi seringkali terkait dengan teologi. Namun, pada masa Renaisans, terjadi kebangkitan kembali minat terhadap ilmu pengetahuan dan pemikiran rasional. Para ilmuwan dan filsuf mulai mempertanyakan dogma-dogma agama dan mencari penjelasan-penjelasan yang lebih empiris tentang alam semesta dan manusia.

Tokoh-tokoh seperti Rene Descartes dan John Locke memberikan kontribusi penting dalam perkembangan psikologi pada masa ini. Descartes, dengan dualisme-nya, memisahkan antara jiwa (res cogitans) dan raga (res extensa), serta menekankan pada peran akal dalam memahami dunia. Sementara itu, Locke, dengan empirisme-nya, berpendapat bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman, dan jiwa manusia pada awalnya adalah “tabula rasa” atau lembaran kosong yang diisi oleh pengalaman-pengalaman.

C. Masa Pencerahan dan Romantisisme

Pada masa Pencerahan, terjadi perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk dalam bidang psikologi. Para ilmuwan mulai menggunakan metode-metode ilmiah untuk mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah Immanuel Kant, yang menggabungkan rasionalisme dan empirisme dalam filsafatnya. Kant berpendapat bahwa pengetahuan manusia merupakan hasil interaksi antara pengalaman inderawi dan struktur-struktur bawaan dalam pikiran.

Sementara itu, pada masa Romantisisme, terjadi reaksi terhadap rasionalisme yang dominan pada masa Pencerahan. Para filsuf dan seniman Romantisisme lebih menekankan pada peran emosi, intuisi, dan imajinasi dalam memahami manusia. Tokoh-tokoh seperti Jean-Jacques Rousseau dan Johann Wolfgang von Goethe memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan pemahaman tentang pengalaman subjektif dan peran emosi dalam kehidupan manusia.


D. Masa Modern: Kelahiran Psikologi sebagai Ilmu Mandiri

Pada paruh kedua abad ke-19, psikologi akhirnya berdiri sebagai ilmu yang mandiri, terpisah dari filsafat. Wilhelm Wundt, seorang fisiolog Jerman, dianggap sebagai bapak psikologi modern. Pada tahun 1879, Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman, di mana ia melakukan eksperimen-eksperimen untuk mempelajari proses-proses mental dasar seperti sensasi, persepsi, dan atensi. Wundt menggunakan metode introspeksi, yaitu pengamatan dan pelaporan pengalaman subjektif, untuk mempelajari kesadaran manusia.

Setelah Wundt, berbagai aliran pemikiran psikologi mulai berkembang, masing-masing dengan pendekatan dan fokus yang berbeda. Beberapa aliran pemikiran yang berpengaruh pada masa awal psikologi modern antara lain:

  • Strukturalisme: Aliran ini, yang dipimpin oleh Edward Titchener, berusaha menganalisis struktur kesadaran manusia dengan mengidentifikasi elemen-elemen dasarnya melalui introspeksi.
  • Fungsionalisme: Aliran ini, yang dipimpin oleh William James, lebih menekankan pada fungsi kesadaran dan bagaimana kesadaran membantu manusia beradaptasi dengan lingkungannya.
  • Behaviorisme: Aliran ini, yang dipimpin oleh John B. Watson, menolak studi tentang kesadaran dan fokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif.
  • Psikoanalisis: Aliran ini, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, menekankan pada peran alam bawah sadar dan pengalaman masa kecil dalam membentuk kepribadian dan perilaku manusia.
  • Psikologi Gestalt: Aliran ini, yang dikembangkan oleh Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, dan Kurt Koffka, menekankan pada pentingnya memahami pengalaman manusia sebagai keseluruhan yang terorganisir, bukan hanya sebagai kumpulan elemen-elemen terpisah.

E. Perkembangan Psikologi Kontemporer

Pada abad ke-20 dan ke-21, psikologi terus berkembang pesat, dengan munculnya berbagai aliran pemikiran baru dan pendekatan interdisipliner. Beberapa perkembangan penting dalam psikologi kontemporer antara lain:

  • Psikologi kognitif: Aliran ini, yang muncul pada tahun 1950-an dan 1960-an, kembali fokus pada studi tentang proses-proses mental seperti persepsi, perhatian, memori, bahasa, dan pemecahan masalah. Psikologi kognitif menggunakan berbagai metode, termasuk eksperimen, pemodelan komputer, dan neuroimaging, untuk memahami bagaimana manusia memproses informasi.
  • Psikologi humanistik: Aliran ini, yang dikembangkan oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow, menekankan pada potensi manusia untuk pertumbuhan dan aktualisasi diri. Psikologi humanistik berfokus pada pengalaman subjektif, makna hidup, dan kebebasan individu dalam memilih dan menentukan jalan hidupnya.
  • Psikologi positif: Aliran ini, yang dikembangkan oleh Martin Seligman dan Mihaly Csikszentmihalyi, berfokus pada studi tentang kekuatan dan kebajikan manusia, serta faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan.
  • Neuropsikologi: Cabang psikologi ini mempelajari hubungan antara otak dan perilaku, serta bagaimana kerusakan otak dapat mempengaruhi fungsi-fungsi kognitif dan emosi.
  • Psikologi evolusioner: Pendekatan ini menggunakan prinsip-prinsip evolusi untuk memahami perilaku dan proses mental manusia. Psikologi evolusioner berpendapat bahwa banyak perilaku manusia merupakan hasil adaptasi yang membantu nenek moyang kita bertahan hidup dan bereproduksi.

Penutup

Demikianlah “Perkembangan Psikologi dari Masa ke Masa (Sejarah Ilmu Psikologi)“. Dari akarnya dalam filsafat kuno hingga perkembangannya menjadi ilmu pengetahuan modern yang beragam dan dinamis, psikologi terus berupaya memahami kompleksitas manusia dan perilakunya. Dengan mempelajari sejarah psikologi, kita dapat menghargai kekayaan dan keragaman pendekatan dalam mempelajari manusia, serta memahami bagaimana psikologi terus relevan dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa kini dan masa depan. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi bagi Anda untuk terus menggali lebih dalam tentang dunia psikologi yang menarik dan penuh makna.

Daftar Referensi

  1. Saleh, Adnan Achiruddin. (2018). Pengantar Psikologi. Makassar: Aksara Timur.
  2. Suryabrata, Sumadi. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Related posts