Perilaku (Sikap) Syaja’ah: Pengertian, Dalil, Macam-Macam, Manfaat, Contoh Sikap

Perilaku (Sikap) Syaja'ah: Pengertian, Dalil, Macam-Macam, Manfaat, Contoh Sikap
Perilaku (Sikap) Syaja'ah: Pengertian, Dalil, Macam-Macam, Manfaat, Contoh Sikap

WISLAH.COM – Tulisan berjudul “Perilaku (Sikap) Syaja’ah: Pengertian, Dalil, Macam-Macam, Manfaat, Contoh Sikap” ini memuat pembahasan mendalam tentang konsep syaja’ah dalam Islam. Syaja’ah, yang berarti keberanian, bukan hanya sekadar sifat berani secara fisik, melainkan juga mencakup keberanian dalam berbagai aspek kehidupan, seperti mental, intelektual, dan spiritual.

Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian syaja’ah secara komprehensif, dilengkapi dengan dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadits yang menguatkan pentingnya sifat ini. Selain itu, akan dijelaskan pula berbagai macam syaja’ah, manfaatnya bagi individu dan masyarakat, serta contoh-contoh konkret penerapan syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan syaja’ah, kita dapat menjadi pribadi yang lebih kuat, berintegritas, dan bermanfaat bagi sesama.

Pengertian Syaja’ah

Syaja’ah Secara Bahasa


Secara bahasa, syaja’ah berasal dari akar kata “saja’a” yang berarti “menjadi kuat” atau “menjadi berani”. Kata ini juga memiliki konotasi “kegagahan”, “keteguhan”, dan “ketabahan”. Dengan demikian, syaja’ah secara bahasa merujuk pada kekuatan dan keberanian yang dimiliki seseorang dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan.

Syaja’ah Secara Istilah

Secara istilah, syaja’ah dapat didefinisikan sebagai:

  • Keberanian yang Didasari Kebenaran: Syaja’ah bukanlah keberanian yang sembrono atau gegabah, melainkan keberanian yang dilandasi oleh keyakinan akan kebenaran dan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Ini adalah keberanian yang berakar pada prinsip-prinsip Islam, seperti membela kebenaran, melawan kezaliman, dan menegakkan keadilan.
  • Keteguhan Hati dan Ketegaran Jiwa: Syaja’ah juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk tetap tegar dan tabah dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Ini adalah keberanian untuk tidak menyerah pada kesulitan, melainkan terus berjuang dan berusaha mencari solusi terbaik.
  • Keseimbangan Antara Keberanian dan Kehati-hatian: Syaja’ah bukanlah sikap nekat atau tanpa perhitungan. Seorang yang memiliki syaja’ah akan mempertimbangkan risiko dan konsekuensi dari tindakannya, namun tetap berani mengambil keputusan yang tepat berdasarkan keyakinan dan prinsip yang dipegangnya.

Dalil tentang Syaja’ah

Al-Quran dan Hadits banyak menyebutkan tentang pentingnya syaja’ah. Beberapa di antaranya adalah:

  • Al-Quran:
    • Surat Al-Ahzab ayat 21: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam keberanian membela kebenaran, bahkan ketika menghadapi ancaman dan bahaya.
    • Surat Ali Imran ayat 139: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” Ayat ini mendorong umat Islam untuk memiliki sikap tegar dan berani dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup.
  • Hadits:
    • “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim) Hadits ini menegaskan bahwa kekuatan, termasuk keberanian, adalah sifat yang sangat dianjurkan bagi seorang mukmin.

Macam-Macam Syaja’ah

Syaja’ah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, sesuai dengan konteks dan situasinya. Beberapa macam syaja’ah yang perlu kita ketahui antara lain:


  1. Syaja’ah Harbiyah (Keberanian dalam Perang): Ini adalah keberanian yang ditunjukkan dalam membela agama, negara, dan kaum yang tertindas di medan perang. Syaja’ah harbiyah adalah bentuk keberanian tertinggi, karena melibatkan pengorbanan jiwa dan raga demi menegakkan kebenaran.
  2. Syaja’ah Nafsiyah (Keberanian Jiwa): Keberanian ini berkaitan dengan kemampuan menghadapi tantangan hidup, seperti kemiskinan, penyakit, kehilangan orang yang dicintai, atau musibah lainnya. Syaja’ah nafsiyah membantu seseorang untuk tetap tegar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup.
  3. Syaja’ah Fikriyah (Keberanian Berpikir): Ini adalah keberanian untuk berpikir kritis, mengemukakan pendapat yang benar meskipun berbeda dengan mayoritas, dan mencari kebenaran secara objektif. Syaja’ah fikriyah sangat penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki kualitas masyarakat.
  4. Syaja’ah Adabiyah (Keberanian dalam Bergaul): Keberanian ini ditunjukkan dalam menegur teman atau orang lain yang berbuat salah dengan cara yang baik dan bijaksana. Syaja’ah adabiyah membantu menjaga hubungan baik dengan sesama dan mencegah terjadinya perselisihan.

Manfaat Syaja’ah

Syaja’ah memberikan banyak manfaat bagi individu maupun masyarakat. Beberapa manfaat syaja’ah antara lain:

  • Menjaga Kehormatan Diri: Orang yang berani akan dihormati dan disegani oleh orang lain. Keberanian menunjukkan kekuatan karakter dan integritas seseorang.
  • Membela Kebenaran dan Melawan Kezaliman: Syaja’ah adalah kunci untuk menegakkan kebenaran dan melawan segala bentuk kezaliman. Orang yang berani akan siap membela hak-haknya dan hak-hak orang lain yang tertindas.
  • Mengatasi Tantangan Hidup: Keberanian membantu seseorang menghadapi kesulitan dan rintangan dalam hidup. Orang yang berani tidak mudah menyerah dan selalu berusaha mencari solusi terbaik.
  • Menjaga Keutuhan Umat: Keberanian dalam berpendapat dan berdiskusi secara sehat dapat memperkuat persatuan dan kesatuan umat. Dengan keberanian, kita dapat menyampaikan aspirasi dan kritik yang membangun demi kebaikan bersama.
  • Mendapatkan Ridha Allah: Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berani karena benar. Keberanian dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya adalah bentuk ketaatan yang akan mendapatkan balasan pahala di akhirat.

Contoh Sikap Syaja’ah

Penerapan syaja’ah dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa contoh sikap syaja’ah:

  • Di Sekolah:
    • Melaporkan tindakan perundungan (bullying) kepada guru atau pihak yang berwenang.
    • Membela teman yang diperlakukan tidak adil.
    • Berani bertanya atau menyampaikan pendapat di kelas.
    • Mengikuti lomba atau kompetisi meskipun merasa gugup.
  • Di Masyarakat:
    • Melaporkan tindakan kriminal kepada pihak berwajib.
    • Menolong orang yang membutuhkan pertolongan, meskipun ada risiko.
    • Menyuarakan pendapat dalam forum diskusi atau musyawarah.
    • Menolak ajakan untuk melakukan hal-hal yang negatif.
    • Berani tampil beda dengan melakukan hal-hal positif yang tidak umum dilakukan.
  • Di Tempat Kerja:
    • Menyampaikan kritik atau saran yang membangun kepada atasan.
    • Menolak perintah atasan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.
    • Berani mengambil risiko dalam berinovasi dan mengembangkan diri.

Kesimpulan

Syaja’ah adalah sifat mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keberanian yang dilandasi oleh kebenaran dan dilakukan dengan pertimbangan yang matang akan membawa banyak manfaat bagi individu dan masyarakat. Dengan meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya, kita dapat mengembangkan sikap syaja’ah dalam diri kita dan menjadi pribadi yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama, dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Related posts