Hasil riset: Peran Otak Kecil dalam Evolusi Otak Manusia

Peran Otak Kecil dalam Evolusi Otak Manusia

WISLAHCOM: Hasil riset yang dari tim yang beranggotakan Elaine E. Guevara, William D. Hopkins, Patrick R. Hof, John J. Ely, Brenda J. Bradley, dan Chet C. Sherwood dari Duke University menyebutkan bahwa otak kecil merupakan bagian dari otak yang dulu dikenal terutama karena perannya dalam mengkoordinasikan gerakan dan mengalami perubahan evolusioner yang berkontribusi pada budaya manusia, bahasa dan penggunaan alat.

Riset yang dirilis dari Science Daily ini melakukan analisis komparatif dan mengungkapkan ciri epigenetik khas otak kecil manusia. Riset yang membandingkan modifikasi epigenetik dengan DNA di otak kecil manusia, simpanse dan monyet  ini diterbitkan 6 Mei 2021 dalam jurnal PLOS Genetics.

Para ilmuwan yang mempelajari bagaimana manusia mengembangkan kapasitas luar biasa mereka untuk berpikir dan belajar sering kali berfokus pada korteks prefrontal, bagian otak yang penting untuk fungsi eksekutif, seperti penalaran moral dan pengambilan keputusan. Namun baru-baru ini, otak kecil mulai menerima lebih banyak perhatian karena perannya dalam kognisi manusia.


Guevara beserta timnya menyelidiki evolusi otak kecil dan korteks prefrontal dengan mencari perbedaan molekuler antara manusia, simpanse, dan monyet rhesus macaque. Secara khusus, mereka memeriksa genom dari dua jenis jaringan otak di tiga spesies untuk menemukan perbedaan epigenetik. Ini adalah modifikasi yang tidak mengubah urutan DNA tetapi dapat memengaruhi gen mana yang dihidupkan dan dimatikan dan dapat diwariskan oleh generasi mendatang.


Dibandingkan dengan simpanse dan kera rhesus, manusia menunjukkan perbedaan epigenetik yang lebih besar di otak kecil daripada korteks prefrontal, yang menyoroti pentingnya otak kecil dalam evolusi otak manusia. Perbedaan epigenetik terutama terlihat pada gen yang terlibat dalam perkembangan otak, peradangan otak, metabolisme lemak, dan plastisitas sinaptik – penguatan atau pelemahan koneksi antar neuron tergantung pada seberapa sering mereka digunakan.

Perbedaan epigenetik yang diidentifikasi dalam riset baru ini relevan untuk memahami bagaimana fungsi otak manusia dan kemampuannya untuk beradaptasi dan membuat koneksi baru. Perbedaan epigenetik ini mungkin juga terlibat dalam penuaan dan penyakit.

Riset sebelumnya telah menunjukkan bahwa perbedaan epigenetik antara manusia dan simpanse di korteks prefrontal dikaitkan dengan gen yang terlibat dalam kondisi kejiwaan dan degenerasi saraf. Secara keseluruhan, riset baru ini menegaskan pentingnya menyertakan otak kecil ketika mempelajari bagaimana otak manusia berevolusi.

Guevara menambahkan juga bahwa, hasil riset tersebut mendukung peran penting otak kecil dalam evolusi otak manusia dan menunjukkan bahwa fitur epigenetik yang diidentifikasi sebelumnya yang membedakan neokorteks manusia tidak unik untuk neokorteks.

Related posts