Munafik dan Keras Hati Tak Akan Pernah Maju | Rangkuman Materi PAI Kelas 12 | Bab 3 | SMA | Kurikulum Merdeka | Wislah Indonesia |
Munafik dan Keras Hati Tak Akan Pernah Maju
Munafik
Al-Qur’an mengemukakan tentang tiga tipologi golongan manusia, yang disebutkan secara berurutan pada awal surat al-Baqarah/2: 1-20 yaitu golongan orang yang beriman, kufur, dan munafik. Lima ayat pertama membahas mengenai orang-orang mukmin, kemudian ayat 6-7 mengenai orang-orang kafir, dan ayat 8-20 membicarakan mengenai orang-orang munafik. Dari ketiga kategori ini, kategori orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya, sebab kelompok ini sangat sulit dikenali. Mengapa? Karena sebagaimana yang disampaikan Ibnu Katsir dalam kitabnya ketika menafsirkan Q.S. al- Baqarah/2: 8-9 bahwa orang munafik perilakunya menipu. Mereka menipu Allah Swt. dan orang-orang yang beriman dengan cara menampakkan keimanan mereka kepada Allah Swt. dan orang-orang mukmin melalui ucapan-ucapan bohong agar bisa selamat dari pembunuhan, perampasan dan penyiksaan di dunia.
Padahal perbuatan munafik adalah salah satu perbuatan yang dibenci Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al-Baqarah ayat: 8 sebagai berikut: “Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman”.
Perilaku munafik dalam Islam merupakan salah satu perbuatan tercela yang dapat mencelakai orang lain dan sangat dibenci Allah Swt. Ciri-ciri orang munafik ada 3 menurut Hadis dari Abu Hurairah.
“Rasulullah Saw. Bersabda,” Tanda orang munafik tiga: apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.” (H.R. Bukhori Muslim).
a. Berbohong dalam berucap merupakan ciri pertama orang munafik
Tentunya dalam hal ini berbohong yang dilakukan adalah bohong yang dapat merugikan orang lain meskipun hanya untuk bahan candaan. Perbuatan berbohong seperti ini sifatnya haram. Seperti dalam hadis dari Bahaz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya: “Rasulullah Saw. bersabda: celaka bagi orang yang berbicara lalu bohong agar orang-orang ketawa, sungguh celaka dia, celaka dia.”
b. Ciri kedua orang munafik adalah mengingkari janji
Sangatlah penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan, apalagi dalam pengucapan kata janji. Janganlah mengucap janji apabila kita tahu tidak dapat menepatinya karena janji sama dengan utang yang harus dibayar atau sumpah yang tak boleh dilanggar. Sebagaimana Allah Swt berfirman: “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggung jawabannya.” (Q.S. Al-Isra’: 34).
c. Ciri ketiga dari orang munafik adalah pengkhianat
Orang yang berkhianat berarti perbuatannya dan ucapannya tidak dapat dipercaya. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadis riwayat imamiman yang dijuluki Ashabu As-Sunan (penyusun kitab-kitab Sunnah) yang artinya: “Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang telah mempercayaimu dan janganlah kamu berkhianat kepada orang yang mengkhianatimu.”
Dalam suatu hadis, Rasulullah Saw. bersabda yang artinya,” Dalam timbangan amal perbuatan tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada akhlak baik.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Perilaku munafik adalah perbuatan tercela yang harus dijauhi untuk berusaha menjadi oang yang berperilaku terbuji dengan selalu berdoa dan bertabiat sehari hari dengan berbuat baik yang akan menjadi lading amal kita di kemudian hari.
Golongan munafik adalah segolongan manusia yang menyusup ke tengah barisan orang-orang beriman. Mereka memiliki banyak topeng palsu untuk melindungi wujud asli mereka demi menyukseskan misi penghancuran barisan kaum muslimin melalui jalur internal. Golongan munafik yang berada dalam tubuh umat Islam menyimpan banyak strategi dan siasat yang begitu licik tanpa peduli halal-haram. mereka adalah mata-mata yang menyesatkan. Mereka adalah mata orang-orang kafir dan musuh Islam yang sengaja ditanam. Mereka akan selalu mencari celah untuk merusak tatanan kehidupan, mental spiritual, dan persatuan kaum muslimin. Adapun bahaya sifat munafik antara lain:
a) Bahaya terhadap diri sendiri.
Orang munafik akan merasa tidak tenang karena ia takut akan ketahuan orang lain dari sifat dusta dan khianat. Dia akan menderita sakit batin yang akhirnya akan mendapatkan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Allah Swt, berfirman: ”Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan karena mereka berdusta”. (Al-Baqoroh: 10)
b) Bahaya terhadap orang lain
Orang munafik hatinya selalu kotor, ia selalu berangan-angan untuk mencari kesempatan dan keuntungan tanpa memperhatikan norma-norma kebenaran, sehingga merugikan sangat orang lain. Dalam Al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang memuat kata almunafiq dan kata nifaq. Menurut pandangan para ulama ada beberapa karakteristik orang munafik di dalam Al-Qur’an antara lain:
a) Pembohong.
Orang munafik disebut pembohong karena tidak meyakini kebenaran yang mereka katakan, hatinya tidak sesuai dengan lidahnya dalam persaksian.
b) Menjadikan sumpah kebohongannya sebagi tameng.
Mereka menjadikan sumpah mereka yang palsu dan bohong sebagai tameng untuk menjaga jiwa dan harta mereka, hingga mereka tidak dibunuh oleh orang kafir, dan saat orang mukmin mendapat kemenangan dalam berperang, mereka mendapat bagian harta ghanimah.
c) Menghalangi jalan Allah Swt.
Orang munafiq berupaya sekuat tenaga untuk menghalangi manusia masuk agama Islam. d) Jelek amal. Seseorang yang jelek amalnya akan mengotoriiman daam dirinya karena menampakkan sesuatu yang berbeda dengan hati kecilnya.
e) Jelek hati.
Iman seseorang dapat berubag ubah dikarenakan jeleknya hati dan keinginan jiwanya. Hatinya dipaksa tidak menerima hidayah dan kebaikan tidak sampai padanya. Dia mengabaikan petunjuk yang benar dan kewajiban iman yang harus ditanam dalam hati.
f) Tampilan menarik tapi rusak batinnya.
Fisik dan tampilan tubuhnya jika dipandang orang lain akan menjadi kaget dan tertarik, tapi itu semua hanya tipu daya disebabkan batinnya yang rusak bagaikan kayu yang keropos, bagus di luar busuk di dalam.
g) Manis perkataan tapi buruk hatinya.
Jika seseorang mendengarkan perkataan orang munafik, dia akan tertarik karena ucapannya yang manis, indah dan bagus, dan ingin terus mendengarkan perkataannya. Tapi apa yang dikatakannya itu bertentangan dengan jiwanya yang buruk. Allah Swt membandingkannya seperti khusyub musannadah, yaitu kayu yang disandarkan. Maksudnya ialah untuk menyatakan sifat mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak mereka kosong tidak dapat memahami kebenaran.
h) Buruk sangka/Su’uzhan.
Orang munafik mengira tiap-tiap teriakan ditujukan kepada mereka, ini adalah perasangka yang buruk, dan menunjukan kehinaan. Tiap kali ada ajakan untuk hal yang berkaitan dengan ketentraraman, mereka anggap bahwa musuh telah datang.
i) Berpaling dan sombong.
Jika mereka disuruh mengikuti sunnah Rasulullah saw. Tidak mau menerima bahkan mereka berpaling dan berlaku sombong.
j) Melarang orang lain berinfak
Dia berusaha seaksimal mungkin untuk menghalangi orang lain yang mengikuti sunnah Rasulullah dengan jalan tidak diberikan aksen belanja dan berinfak di jalan Allah Swt.
k) Bermaksud mengusir orang mukmim dan merasa lebih kuat.
Orang munafik pada masa rasulullah berusaha megusir beliau dan para sahabat, karena mereka merasa lebih kuat dan gagah, inilah watak orang munafik. Selain yang sudah disebutkan tersebut, terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap orang munafik yang dijelaskan dalam ayat-ayat lain diantaranya adalah:
a) Jangan diikuti dan jangan hiraukan gangguannya serta bertawakallah pada Allah
b) Harus tabayun/mencari kebenaran jika dapat berita dari orang munafik
c) Jangan berteman dengan orang munafik jika mereka mengejek dan mencela al-Qur’an
d) Selalu bersikap hati-hati dan waspada tehadap orang munafik
e) Tegas dan bersikap keras terhadap orang munafik
Keras Hati
Pada era digital seperti sekarang ini, manusia banyak terpengaruh pada jalan hidup yang serba hedonis, materialis dan liberal. Dengan adanya alat teknologi serba modern membuat suatu perubahan yang tidak pasti, baik dari segi moral, nilai-nilai kehidupan dan spritual. Semakin cepat perubahan itu terjadi, semakin maju pula masyakat serta tuntunan hidup yang harus dipenuhi oleh manusia. Maka muncullah sikap selalu ingin memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan pada akhirnya hilanglah nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dengan hilanganya nilai moral dan spiritual maka muncul rasa tidak percaya diri, lalu terjadilah sikap perilaku yang bisa membuat mereka lupa kepada jati dirinya. Sehingga orang sering tidak mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dan menimbulkan rasa stres yang memicu muculnya rasa gelisah dan krisis rohani serta permasalahan spiritual lainnya hingga menimbulkan kerasnya hati pada manusia.
Menurut kamus bahasa Arab keras hati sama dengan qaswah al-qalb artinya kekerasan hati, atau kebengisan. Dalam kehidupan modern yang perubahan-perubahannya begitu cepat terkadang hati manusia yang tidak kuat bisa berubah-ubah. Berangkat dari itulah dapat difahami bahwa hati manusia mengalami suatu keadaan berbolak-balik dalam menentukan suatu ketetapan. hati bisa menjadi sehat dan bisa menjadi sakit, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 10: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta” (Q.S. al-Baqarah: 10).
Seiring situasi sosial yang selalu berubah setiap waktu dan mempengaruhi pola hidup manusia dan hatinya, itu menunjukan bahwa memang hati terkadang bisa menjadi lunak dan juga terkadang menjadi keras layaknya batu. Hal ditegaskan pula oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai- sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Baqarah ayat 74)
Pada ayat tersebut di atas dijelaskan bahwa pada hati itu terkadang mengkilap bersih dan juga terkadang menjadi hitam kelam sebagaimana diterangkan dalam hadits Rasulullah Saw. “sebisa mungkin seorang muslim memperhatikan hatinya setiap saat jangan sampai menjadi keras dan sulit menerima kebenaran”.
Adapun tanda-tanda kerasnya hati adalah ketika keburukan dan perbuatan dosa tidak lagi membuat hatinya terluka. Begitu pula ketika kebodohannya dan ketidaktahuannya tentang akidah dan keyakinanannya yang rusak tidak lagi melukai hatinya. Maka sungguh hati yang hidup dan sehat akan mampu merasakan sayatan luka keburukan yang menimpa dirinya dan dapat merasakan goresan luka yang disebabkan kebodohannya terhadap agama.
a. Macam-macam Hati
Ibnu Qayyim al-Jauzi mengatakan bahwa hati itu mempunyai dua ciri yaitu hidup atau mati. Atas dasar ini hati terbagi kepada tiga jenis yaitu hati yang sehat (qalbun saliim), hati yang mati (mayyit al-qalb), dan hati yang sakit (maridh al-qalb).
1) Hati yang sehat (qalbun salim).
Qalbun salim adalah kalbu yang berilmu (mengetahui) bahwa Allah itu adalah kebenaran, hari kiamat itu pasti tiba tanpa keraguan, dan Allah akan membangkitkan siapa saja yang ada di dalam kuburan. Qalbun salim adalah kalbu yang bersyahadah bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi keculi Allah Swt. Lalu dikatakan bahwa qalbun salim adalah kalbu yang sehat.
2) Hati yang mati (mayyit al-qalb).
Adapun jenis hati yang ini merupakan kebalikan dari hati yang pertama, yaitu hati yang mati tidak ada kehidupan didalamnya. Hati seperti in tidak mengenal Tuhannya, tidak menyembah-Nya tidak melaksanakan perintah-Nya, tidak mencintaiNya, dan tidak ridha kepada-Nya. Hati tersebut berdiri dari antara syahwat dan kelezatannya, kendati didalmnya terdapat murka dan marah-Nya. Hawa nafsu merupakan pemimpinnya, dan syahwat adalah panglimanya. Kebodohan adalah pengemudinya dan lalai merupakan kendaraanya. Keberadaanya didunia sama seperti gambaran barang yang paling dicintai. Hati yang mati ini tidak mengetahui Tuhannya, tidak menyembahnya, dan bersikap masa bodoh bila mendapatkan kemenangan lantaran syahwat dan nasib keberntungannya. Ia tidak perduli apakah Allah Swt. akan ridha ataukah akan murka terhdap perbuatannya.
3) Hati yang sakit (maridh al-qalb).
Jenis hati yang berikutnya ini, yaitu merupakan hati yang hidup tetapi mempunyai penyakit. Dia mempunyai materi yang saling tarik menarik. Ketika ia memenagkan pertarungan itu, maka di dalamnya terdapat kecintaan kepada Allah Swt, keimanan, keikhlasan dan tawakkal kepadaNya. Didalamnya juga terdapat kecintaan kepada nafsu, keinginan dan usaha untuk mendapatkannya, rasa dengki, takabur, bangga diri, kecintaan berkuasa itulah materi yang dapat membinasakannya.
b. Tanda-Tanda Mulai Mengerasnya Hati Hati yang keras atau mulai mengeras memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1) Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan kemaksiatan.
2) Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan. Berbeda dengan kaum mukmin, hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allâh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal”. [al-Anfâl/8:2]
3) Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allâh Swt. sebagaimana firman-Nya: “Dan tidakkah mereka (orang-orang munâfiq) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?”. [at-Taubah/ 9: 126]
a) Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah Swt.
b) Bertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya di atas akhirat
c) Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah Bertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya. Allah Swt. berfirman: “Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”. [ash-Shaf/ 61: 5] d) Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan munkar.
c. Sebab-Sebab Kerasnya Hati
Hati menjadi keras tentu ada penyebabnya. Adapun sebab-sebab kerasnya hati di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Kemusyrikan, kekufuran dan kemunafikan. Inilah sebab yang paling besar yang dapat menutupi hati seseorang dari menerima kebenaran. Allâh Swt. berfirman: Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, karena mereka telah mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim [Ali ‘Imrân/ 3: 151]
2) Melanggar perjanjian yang dibuat kepada Allâh Swt.
Allah Swt. berfirman: “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka kami laknat mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. [al-Mâ-idah/5: 13].
Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Abu Bakr Al-Jazâiri mengatakan bahwa, “Melanggarnya (perjanjian) dengan cara tidak konsisten dengan apa yang ada di dalamnya yang berupa perintah dan larangan.”
3) Tertawa berlebihan.
Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kalian banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati
4) Banyak berbicara dan banyak makan.
Bisyr bin al-Hârits pernah berkata, “(Ada) dua hal yang dapat mengeraskan hati: banyak berbicara dan banyak makan.
5) Banyak melakukan dosa. Nabi Muhammad Saw. bersabda: Sesungguhnya seorang Mukmin jika melakukan dosa, maka akan ada bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti (dari dosa tersebut) serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah arrân (penutup) yang disebutkan oleh Allâh di kitab-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka [al-Muthaffifîn/83: 14]
6) Lalai dari ketaatan.
”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allâh), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tkalian-tkalian kekuasaan Allâh) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allâh). Mereka itu seperti binatang-binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai [alA’râf/7: 179]
d. Obat Hati yang Keras
Orang yang hatinya keras memiliki obat agar dia bisa kembali jalan Allah Swt. Berikut adalah hal-hal yang dapat melunakkan hati:
a) Beriman kepada Allâh Swt dan selalu meningkatkan keimanan.
b) Banyak mengingat Allâh (zikir) dan membaca Al-Qur’ân
c) Belajar ilmu agama
d) Berlindung kepada Allâh dari hati yang tidak khusyu dengan doa
e) Berbuat baik terhadap anak yatim dan orang miskin
f) Banyak mengingat kematian dan berziarah kubur
g) Menghadiri majlis taklim dan majlis nasihat
h) Menjauhi sebab-sebab terjadinya fitnah dan dosa
i) Makan makanan yang halal
j) Shalat malam
k) Beribadah dan mendekatkan diri kepada Allâh
l) Berteman dengan orang-orang yang soleh
Keras Kepala
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keras kepala berarti individu yang tidak mau menuruti nasehat orang lain. Sedangkan kamus Cambridge mendefisinikan arti keras kepala sebagai seseorang yang bersikukuh melakukan hal yang ada dalam benaknya dan di saat yang sama menolak mengerjakan hal lain hingga keinginannya tersebut terpenuhi. Ditinjau dari ilmu psikologi, keras kepala adalah sikap seseorangyang selalu menolak mengubah pendiriannnya dan tidak mau berubah, dan orang lain tidak bisa memaksa dirinya.
Alasan seseorang menjadi mengedepankan perilaku keras kepala adalah,
a) Karakter keras kepala melekat pada diri seseorang karena sifatnya yang mudah tersinggung dan mudah marah kepada orang yang berbeda pemikiran dengannya.
b) Sesorang yang keras kepala salah satu sebabnya karena ada keinginan tujuan tertentu. Dia menginginkan reward jika dia patuh pada aturan, dengan demikian kompensasi dia keras kepala karena ingin dia dikatakan eksis dan dibutuhkan.
c) Orang yang keras kepala kepada pihak tertentu, kemungkinan besar sebagai bentuk balas dendam sebagai bentuk pasif-agresif.
Tanda-tanda Orang yang Mempunyai Sifat Keras Kepala
Arti keras kepala bisa sangat subjektif, tergantung persepsi masing-masing individu. Ada anggapan bahwa seseorang tidak akan menvonis dirinya sebagai orang yang keras kepala, kecuali orang lain pernah mengatakan demikian dan ia menjadi kesal karena label itu. maka perlu diketahui ciricirinya orang yang keras kepala.
Adapun ciri-ciri orang yang keras kepala adalah sebagi berikut:
a. Memiliki ide atau rencana yang harus diwujudkan, sekalipun ide atau rencana tersebut salah.
b. Bersikeras melakukan suatu hal, meskipun orang lain tidak ingin melakukannya.
c. Jika ada ide orang lain yang berbeda, dia menuduh ide itu buruk dan tidak berhasil.
Bersikap kesal, marah dan frustasi jika ada yang membujuknya melakukan hal yang bertentangan dengan keinginannya. Cara mengurangi sikap keras kepala yaitu:
a. Mendengarkan pendapat orang lain, meski berbeda pandangan.
b. Terbuka dengan segala kemungkinan.
c. Mengakui kesalahan.
d. Menyesuaikan dengan keadaan.