Menghindari Akhlak Tercela : Ananiah, Putus Asa, Gadab dan Tamak

Menghindari Akhlak Tercela : Ananiah, Putus Asa, Gadab dan Tamak

Wislah.com : Manusia adalah mahluk sosial yang akan selalu berintraksi dengan keluarga, masyarakat. Bagaimana sikap yang harus dimiliki? Bagaimana menghindari akhlak tercela seperti ananiah, putus asa, gadab dan tamak? Apa dampak negatif ketika seseorang memiliki sikap ananiah, putus asa, gadab dan tamak?

Simak uraian tentang : Ananiah, Putus Asa, Gadab dan Tamak

Ananiah

Pengertian Ananiah

Ananiah (egois) adalah sifat buruk yang harus ditinggalkan oleh kita karena ananiah merupakan sifat yang menilai sesuatu untuk kepentingan diri sendiri dan meremehkan orang lain. Sifat tersebut dapat membahayakan di dalam pergaulan dengan masyarakat. Sifat-sifat yang membahayakn tersebut adalah:


  1. Menimbulkan kekecewaan orang lain.
  2. Merusak hubungan persaudaraan.
  3. Memutuskan hubungan silaturahim.
  4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain.
  5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama.
  6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan.
  7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling benar
  8. Berdosa kepada Allah Swt.

Putus Asa

Pengertian Putus Asa

Putus asa adalah sikap atau prilaku yang harus dihindari karena putus asa merupakan sikap yang tidak memiliki harapan, gagal, dan tidak ada motivasi untuk mencapai harapan atau cita-cita yang diinginkan. Dengan kata lain putus asa adalah putus harapan dan tidak mau berusaha kembali untuk melanjutkan harapan yang ingin dicapai.

Dampak negatif Putus Asa

ketika sesorang memiliki sikap putus asa, diantaranya:


  1. Merugikan diri sendiri karena membuang waktu, energi, dan potensi yang dimiliki.
  2. Susah untuk mencapai kemajuan karena tidak berani berbuat, khawatir mengalami kegagalan lagi.
  3. Orang yang putus asa berarti kehilangan gairah dan semangat untuk mencapai sesuatu yang semula di harapkan.
  4. Putus asa biasanya diikuti dengan sikap masa bodoh, tidak mau lagi berusaha. Islam mendidik umatnya agar tidak putus asa dari rahmat Allah. Firman Allah Swt: “Dan janganlah kamu beputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS. Yusuf (12):87) .

Ciri-ciri putus asa

Ciri-ciri sesorang yang memiliki sikap putus asa, diantaranya:

  1. Bermalas-malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha.
  2. Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal.
  3. Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuk berusaha lagi.
  4. Mudah terpancing emosinya sehingga cepat marah walaupun dengan sebab yang kecil saja.

Menghindari Putus Asa

Cara untuk menghindarkan diri dari putus asa antara lain:

  1. Merenungi kegagalan yang di alami orang lain sehingga dapat memperoleh perbandingan dari pengalaman pahit orang lain.
  2. Selalu yakin bahwa Allah akan memberi jalan keluar atas persoalan yang di hadapi apabila diririnya dekat dengan Allah Swt.

Gadab

Pengertian Gadab

Gadab berarti marah. Gadab termasuk sifat tercela, karena marah itu bersumber dari setan. Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api, dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah berwudu.” (H.R. Abu Dawud).

Dampak Negatif Gadab

Akibat buruk dari sikap gadab, antara lain:

  1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan.
  2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan pikiran sehat.
  3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan kesehatan jasmani dan rohani.
  4. Sikap gadab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain.
  5. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.

Tamak

Pengertian Tamak

Secara bahasa tamak berarti rakus. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Adapun dampak negatif tamak adalah Sifat tamak ini akan menjerumuskannya ke dalam bahaya riya’ serta akan mencabut kemanisan beribadah kepada Allah. Akhirnya ia akan menjadi hamba abdi kepada makhluq setelah Allah membebaskannya dari pada perhambaan sesama makhluq.

Related posts