Wislahcom | Referensi | : Para ulama ahli hadis menyampaikan cara mengetahui sebuah hadis tergolong sebagai hadis palsu, Nabi tidak pernah bersabda hal tertentu tetapi dikabarkan bahwa hal itu dari Nabi.
Caranya adalah “Tidak logis” atau bombastis. Misalnya, ada amalan kecil tetapi diiming-imingi pahala yang luar biasa besar. Cara ini bisa dipakai untuk mendeteksi kebohongan berita-berita apapun.
Hanya saja ada perbedaan antara berita bohong dengan hadis palsu. Kalau berita bohong paling-paling cuma kena prank di dunia. Kalau hadis palsu yang disebarkan bisa kena prank di akhirat: “Lho saya sudah beramal ini dan itu mana pahalanya?”.
Makanya berdusta atas nama Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memiliki ancaman tersendiri, sebagaimana dalam hadis:
«ﺇﻥ ﻛﺬﺑﺎ ﻋﻠﻲ ﻟﻴﺲ ﻛﻜﺬﺏ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ، ﻓﻤﻦ ﻛﺬﺏ ﻋﻠﻲ ﻣﺘﻌﻤﺪا، ﻓﻠﻴﺘﺒﻮﺃ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺭ»
“Sesungguhnya, berbohong atas namaku tidak sama seperti berbohong atas nama orang lain. Barang siapa berdusta mengatasnamakan aku maka carilah tempat di neraka” (HR Muslim dari Mughirah).