WISLAH.COM – Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024 Masehi sudah di ambang pintu, dan umat Muslim di seluruh dunia tengah bersiap menyambutnya dengan suka cita. Di Indonesia, penentuan tanggal Idul Adha selalu menjadi topik yang menarik perhatian, mengingat adanya perbedaan metode perhitungan antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Mari kita selami lebih dalam mengenai bagaimana masing-masing pihak menentukan tanggal Idul Adha tahun ini.
Pemerintah: Menanti Keputusan Sidang Isbat
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), akan menggelar sidang isbat pada Jumat, 7 Juni 2024, untuk menentukan awal bulan Zulhijah 1445 H. Sidang ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli astronomi, perwakilan ormas Islam, dan pejabat terkait.
Rukyatul hilal, atau pengamatan langsung terhadap hilal (bulan sabit muda), akan menjadi faktor utama dalam penentuan ini. Beberapa lokasi di seluruh Indonesia telah disiapkan sebagai titik pemantauan hilal. Jika hilal terlihat pada tanggal 29 Zulkaidah (7 Juni), maka 1 Zulhijah akan jatuh pada keesokan harinya, dan Idul Adha akan dirayakan pada tanggal 10 Zulhijah (18 Juni). Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Zulkaidah akan digenapkan menjadi 30 hari, dan Idul Adha akan jatuh pada tanggal 19 Juni.
Muhammadiyah: Mantap dengan Metode Hisab
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Keputusan ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yaitu perhitungan matematis dan astronomis yang telah mereka terapkan sejak lama.
Menurut Muhammadiyah, pada tanggal 29 Zulkaidah (6 Juni), posisi hilal berada di bawah ufuk, sehingga tidak mungkin terlihat. Oleh karena itu, bulan Zulkaidah digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah jatuh pada tanggal 8 Juni. Dengan demikian, Idul Adha akan dirayakan pada tanggal 17 Juni.
NU: Mengutamakan Rukyatul Hilal dan Istikmal
Nahdlatul Ulama (NU) juga akan melakukan rukyatul hilal pada tanggal 29 Zulkaidah (7 Juni). Jika hilal terlihat, maka 1 Zulhijah akan jatuh pada tanggal 8 Juni, dan Idul Adha pada tanggal 17 Juni. Namun, jika hilal tidak terlihat, NU akan menggenapkan bulan Zulkaidah menjadi 30 hari (istikmal), sehingga 1 Zulhijah jatuh pada tanggal 9 Juni, dan Idul Adha pada tanggal 18 Juni.
Keputusan NU akan didasarkan pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai lokasi di Indonesia, serta mempertimbangkan laporan dari negara-negara lain yang memiliki kriteria rukyat serupa.
Perkiraan Idul Adha di Arab Saudi
Pemerintah Arab Saudi, sebagai pusat pelaksanaan ibadah haji, juga memiliki peran penting dalam penentuan tanggal Idul Adha. Meskipun belum ada pengumuman resmi, namun berdasarkan kalender Ummul Qura dan perkiraan astronom, Idul Adha di Arab Saudi diperkirakan jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.
Terlepas dari perbedaan metode dan perkiraan tanggal, Idul Adha tetap menjadi momen yang penuh berkah bagi umat Muslim. Mari kita sambut hari raya ini dengan penuh keimanan dan ketakwaan, serta mempererat tali silaturahmi dengan sesama.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dalam mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.