Wislah.com : Pernah mendengar tentang Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw ? Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw merupakan peristiwa yang luar biasa, sebagai tanda kebesaran Allah Swt dan kita sebagai muslim wajib mempercayainya.
Masih bingung, tentang Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw.
Simak penjelasan berikut ini tentang : Latar Belakang Peristiwa Isra Mikraj, Pengertian Isra Mikraj, Peristiwa Isra Mikraj dan Tanggapan Masyarakat Makkah Terhadap Peristiwa Isra Mikraj.
Latar Belakang Peristiwa Isra Mikraj
Peristiwa Isra Mikraj dilatar belakangi oleh semakin meningkatnya hambatan dan gangguan yang dialami Nabi Muhammad Saw dalam mendakwahkan agama Islam di kota Makkah. Kaum kafir Quraisy bertambah ancamannya kepada Rasulullah Saw. Ketika istri dan paman beliau, Khadijah dan Abu Thalib meninggal dunia. Kaum kafir Quraisy berpikir bahwa dengan wafatnya dua orang yang dicintai itu, maka tidak ada lagi perlindungan dan pembelaan terhadap Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan agama Islam.
Demikian juga ketika Nabi Muhammad Saw menyebarkan dakwah Islam di Kota Thaif, Kaum Kafir Quraisy menghasut pemimpin dan masyarakat Thaif untuk mengusir beliau dari kota Thaif. Perlakuan penduduk Thaif terhadap Rasulullah Saw sangatlah kejam. Mereka mengolok-olok dan melempari batu untuk mengusirnya kembali ke Makkah.
Atas jaminan perlindungan Mut’im bin Adi, akhirnya Nabi Muhammad Saw kembali ke Makkah meneruskan dakwahnya. Setelah Rasulullah Saw diusir dari Thaif, maka semakin meningkat lagi ancaman dan rintangan dari kaum kafir Quraisy di kota Makkah. Nabi Muhammad Saw merasakan kesusahan dan kepedihan. Setelah di tinggal dua orang yang dicintainya, dakwahnya menyebarkan agama Islam selalu tiada henti dihalangi oleh kaum kafir Quraisy.
Allah swt Maha Mengetahui apa yang dirasakan oleh hambanya. Nabi Muhammad Saw yang sedang merasakan kesedihan dan kesusahan akan dihibur dengan melakukan perjalan Isra Mikraj. Isra Mikraj Yaitu perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Baca Juga : Kisah dan Keteladanan Nabi Musa As
Pengertian Isra Mikraj
Isra Mikraj berasal dari dua kata, yaitu Isra dan Mikraj. Kata Isra mempunyai arti perjalanan Nabi Muhammad Saw di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sedangkan Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Aqsa lalu naik ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Dalam sejarah Islam, yang dimaksud dengan Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra Mikraj
Perjalanan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Peristiwa Isra Mikraj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M. Pada malam itu Nabi Muhammad Saw sedang berada Hathim dekat Ka’bah. Malaikat Jibril datang menghampiri Rasullah Saw dan membelah dadanya. Malaikat Jibril kemudian membersihkan dada Rasulullah Saw dengan air Zam-Zam. Kemudian Malaikat Jibril memasukkannya hikmah dan iman yang telah disiapkan dalam bejana emas.
Malaikat Jibril mendampingi Rasulullah Saw mengendarai Buraq menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Nabi Muhammad Saw dalam perjalanannya ke Masjidil Aqhsa melewati beberapa tempat, diantaranya Madinah, Madyan, Tursina dan Betlehem. Selama perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqhsa, Nabi Muhammad Saw mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna. Setelah sampai di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad Saw salat dua rakaat
Perjalanan Mikraj dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha
Perjalanan Mikraj Nabi Muhammad Saw di mulai dari Masjidil Aqsa naik kelangit Dunia. Di langit yang pertama Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Adam As yang di sebelah kanannya ada hitam-hitam dan disebelah kirinya ada hitam-hitam. Apabila melihat disebelah kananya, tertawalah Nabi Adam As dan apabila melihat ke sebelah kirinya, menangislah beliau. Hitam-hitam yang disebelah kanan adalah anak cucu Nabi Adam As yang ahli surga, sedangkan yang sebelah kiri adalah ahli neraka.
Di langit ke dua, Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Yahya As dan Nabi Isa As Setelah memberi salam kepada beliau berdua, Nabi Muhammad Saw melanjutkan perjalanan ke langit ke tiga dan bertemu dengan Nabi Yusuf As dan berturut-turut naik ke langit ke empat bertemu dengan Nabi Idris As, di langit ke lima bertemu dengan Nabi Harun As, di langit ke enam bertemu dengan Nabi Musa As. dan di langit ke tujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As. Di langit ke tujuh, Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril naik ke Sidratul Muntaha yang di dalamnya terdapat empat sungai. Dua sungai ada di dalam dan dua sungai ada di luar. Menurut keterangan Malaikat Jibril, dua sungai yang ada di dalam itu dua sungai yang ada di surga dan dua sungai yang mengalir ke luar itu adalah sungai Nil dan Euphrat.
Baca Juga : Kisah dan Keteladanan Nabi Nuh As
Kejadian-Kejadian dalam Isra Mikraj
Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa Isra Mikraj melihat beberapa kejadian diantaranya :
- Nabi Muhammad Saw diperlihatkan wajah-wajah malaikat penjaga neraka, badannya tinggi besar, dengan wajah yang seram dan menakutkan. Mereka tidak pernah tersenyum sedikitpun. Hal ini menggambarkan betapa kasar malaikat penjaga neraka, yang tidak mempunyai belas kasihan kepada orang-orang yang disiksa di neraka. Betapapun orang-orang yang ada di neraka meminta pertolongan kepadanya, mereka tidak akan memberi pertolongan sedikitpun.
- Nabi Muhammad Saw diperlihatkan orang yang membawa daging yang baik dan disebelahnya ada daging yang busuk. Daging yang baik itu dibuang dan daging yang busuk itu diambilnya. Kejadian ini menggambarkan orang yang ketika hidup di dunia sering melakukan zina.
- Nabi Muhammad Saw diperlihatkan orang yang memotong lidahnya sendiri. Orang itu menjerit kesakitan. Setelah terpotong lidah itu tersambung kembali dan dipotong lagi, demikian terus-menerus tiada henti. Orang itu juga merasakan sakit berkali-kali. Inilah gambaran orang- orang ketika di dunia selalu berkata bohong dan selalu memperbincangkan keburukan orang lain.
- Nabi Muhammad Saw diperlihatkan orang yang memiliki perut yang sangat besar. Orang itu merasa kesusahan. Ketika duduk susah, berdiri susah, apalagi untuk berjalan, susah sekali karena perutnya yang besar. Peristiwa ini menggambarkan orang ketika hidup di dunia selalu memakan riba. Harta yang diperolehnya tidak di dapat dengan cara yang halal.
Tanggapan Masyarakat Makkah terhadap peristiwa Isra Mikraj
Pagi hari menjelang subuh sampailah Nabi Muhammad Saw di kota Makkah dari perjalanan Isra Mikraj-nya. Kemudian hari berikutnya beliau pergi ke Masjidil Haram. Beliau duduk seorang diri, berniat ingin menyampaikan peristiwa yang baru dialaminya. Melintaslah Abu Jahal dan rombongan kafir Quraisy, kemudian Rasulullah Saw menjelaskan bahwa dirinya baru saja menjalankan peristiwa Isra Mikraj. Abu Jahal dan sebagian besar kaum kafir Quraisy tidak mempercayainya. Peristiwa Isra Mikraj suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi. Beberapa saat kemudian tersebarlah berita Isra Mikraj di kota Makkah.
Kemudian datanglah Abu Bakar menjelaskan kepada masyarakat Makkah, bahwa apa yang diceritakannya tentang peristiwa Isra Mikraj itu adalah benar. Abu Bakar benar-benar mempercayainya, karena Nabi Muhammad Saw tidak pernah berbohong kalau berbicara. Bahkan kalau Rasulullah Saw bercerita lebih dari peristiwa Isra Mikraj, ia akan percaya juga. Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Mikraj-nya Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, ia mendapatkan gelar ash-shiddiq yang mempunyai arti membenarkan.
Setelah mendengar penjelasan Abu Bakar, kaum kafir Quraisy tetap tidak mempercayai peristiwa Isra Mikraj. Menurut mereka mana mungkin Masjidil Aqsa yang begitu jauh hanya ditempuh dengan hanya waktu semalam apalagi ditambah dengan naik ke langit. Padahal kalau naik unta, perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsa ditempuh selama sebulan. Semakin tidak percaya kaum kafir Quraisy mendengar peristiwa Isra Mikraj. Nabi Muhammad Saw dianggap sebagai orang gila dan penyebar berita bohong.
Berita Isra Mikraj yang sulit di terima akal manusia itu dijadikan berita untuk menghasut masyarakat Makkah, bahwa Nabi Muhammad Saw adalah penyebar kebohongan dan dakwah yang dilakukan selama ini tidak benar. Supaya masyarakat Makkah menjauhi Nabi Muhammad Saw dan tidak mau menerima ajaran dakwahnya. Siasat mereka ternyata tidak berpengaruh kepada kaum muslimin. Mereka mendengar peristiwa Isra Mikraj menjadi bertambah keimanannya dan ingin semakin dekat mengenal pribadi Rasulullah Saw.
Baca Juga : Kisah dan Keteladanan Fatimah az-Zahra