Imam Malik bin Anas : Biografi dan Keteladanan

Imam Malik bin Anas : Biografi dan Keteladanan

Wislahcom | Referensi | : Mayoritas masyarakat muslim di Indonesia merupakan muslim yang bermaẓhab Syafi’i. Akan tetapi tidak jarang muslim yang tidak mengikuti Maẓhab Imam Syafi’i. Hal tersebut merupakan pilihan masing-masing dan kita harus bersikap saling menghargai atas perbedaan tersebut. Contohnya adalah qunut pada waktu shubuh yang berhukum sunnah untuk Maẓhab Imam Syafi’i. Bagi imam lainnya qunut tidaklah perlu dilakukan.

Dalam menanggapi perbedaan di atas, beberapa imam maẓhab telah memberikan contoh kepada kita. Seperti sikap menghargai dari Imam Malik meskipun muridnya Imam Syafi’i memiliki perbedaan pandangan terhadapnya. Adapun bab ini akan menjelaskam empat tokoh imam maẓhab yang terkenal yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.

Simak penjelasan singkat tentang : Biografi Imam Malik bin Anas dan Keteladanan Imam Malik bin Anas.


Biografi Imam Malik bin Anas

Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani lahir di Madinah pada tahun 93 H / 714 M dan wafat pada tahun 179 H / 800 M. Beliau adalah pendiri Maẓhab Maliki yang ahli di bidang fikih dan hadis. Beliau juga merupakan penyusun kitab al-Muwaththa’ yang menghabiskan waktu 40 tahun dan kitabnya telah diperlihatkan kepada 70 ahli fikih di Madinah.


Anas, ayah beliau merupakan periwayat hadis dan Malik bin ‘Amr, kakek beliau adalah ulama dari kalangan tabi’in. Kakeknya banyak meriwayatkan hadis dari tokoh-tokoh besar sahabat, seperti Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Ummul Mukminin ‘Aisyah, Abu Hurairah, Hasan bin Tsabit dan ‘Uqail bin Abi Thalib.

Imam Malik merupakan pribadi yang tekun. Saat masih kecil, Imam Malik sudah hafal al-Qur’an lalu beliau beralih menghafal hadis setelahnya. Selain menghafal, Imam Malik juga rajin belajar ilmu fikih. Beliau belajar ilmu fikih kepada Rabi’ah bin Abdurrahman. Beliau juga belajar di halaqah Abdurrahman bin Hurmuz selama 13 tahun tanpa diselingi belajar kepada guru lain. Beliau juga tidak pernah mengembara ke negeri lain untuk mencari ilmu. Beliau hanya mencukupkan belajar ilmu kepada tokoh dan ulama dari kalangan tabiin di Madinah.

Dengan ketekunan tersebut menjadikan beliau pribadi yang berpengetahuan luas. Ulama besar seperti Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i pernah menimba ilmu dan belajar kepada beliau.

Sebelum beliau wafat, beliau meninggalkan beberapa karya yang dapat dinikmati yaitu kitab Al-Muwattha` dan Maẓhab Maliki.

Keteladanan Imam Malik bin Anas

Kisah yang dapat diteladani dari Imam Malik ialah berani berkata tidak tahu kepada penanya. Hal ini penting karena sebagai seorang yang berpengetahuan terkadang sulit atau bahkan gengsi untuk mengatakan tidak tahu. Sebuah riwayat dari Ibnu Mahdi menyatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Imam Malik tentang sebuah masalah. Imam Malik menjawab, “La uhsinuha (aku tidak mengerti masalah itu dengan baik)”. Lalu lelaki itu berkata lagi, “Aku telah melakukan perjalanan jauh untuk bertanya kepadamu tentang masalah ini”. Imam Malik lalu berkata kepadanya, “Ketika kau kembali ke tempat tinggalmu, kabarkan pada masyarakat di sana bahwa aku berkata kepadamu bahwa aku tidak mengerti dengan baik masalah tersebut”.

Related posts