Humor Santri: Disentuh Jin

Humor Santri: Disentuh Jin

WISLAH.COM : Ustadz Ali berencana melakukan perjalanan silaturahim ke pesantren tempat ia mondok dulu, ia mengajak sahabat karibnya Hamdun yang berpropesi sebagai tukang Ojeg, padahal dia sendiri sudah punya motor, namun hitung-hitung memberi penghasilan buat Hamdun kira-kira sperti itu niat ustadz Ali.

Hamdun pun sepakat, disamping mendapat penghasilan,  tentunya dia juga akan ikut ngalap berkah ke seorang kiai. Sebuah kesempatan langka baginya, seorang santri yang kini waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah buat keluarga.

Sesuai waktu yang disepakati dan setelah semua siap, mereka berdua berangkat menuju daerah tempat Pesantren itu berada. Atas permintaan ustadz Ali, Hamdun melajukan sepeda motornya secara pelan, karena ustadz Ali sendiri bertujuan agar perjalanan ini bisa dinikmati sampil ngobrol bareng, bercerita sambil sekali-kali memberi nasihat keagamaan. Sebuah pilihan yang tentu saja menurutnya bijaksana.


Sepanjang perjalanan, ustadz Ali yang mendominasi obrolan, senantiasa menekankan kepada Hamdun untuk tidak takut menghadapi resiko apapun, “takut itu hanya kepada Allah” kita-kira begitu nasihat dan motivasi yang selalu di ulang-ulangnya kepada Hamdun.

Singkat cerita, ketika perjananan sudah hampir sampai, tepatnya di Desa yang bersebelahan dengan Desa tempat pesantren berada, Ustadz Ali meminta Hamdun menghentikan motornya untuk melaksanakan sholat Isya di sebuah Musholla yang dulu sering dijadikan oleh Ustadz Ali dan kawan-kawannya di pesantren sebagai “markas” ganti kostum kalau hendak pergi ke pasar.


Ustazd Ali dan Hamdun duduk santai sejenak sebelum mengambil wudhu, mereka menyalakan rokok terlebih dahulu dan sejenak menghisapnya barang sebatang. Sejenak kemudian ustadz Ali yang rokoknya habis lebih dahulu segera beranjak mengambil wudhu sambil mengajak Hamdun untuk berjamaah. “Dun Jama’ah yuk!” ajak Ustadz Ali, “Duluan saja tadz, rokok saya masih nih… sayang heheh.” Jawab Hamdun.

Ustadz Ali segera mengambil air wudlu, kemudian segera shalat Isya.

Tiba tiba mati lampu, kondisi Musholla yang berada agak jauh dari permukiman, sementara terdapat pekuburan umum di sebelahnya, ditambah suasana hujan rintik-rintik, membuat Hamdun yang tadinya santai merorok tiba-tiba segera mengambil wudlu secara buru-buru, ia agak ketakutan, namun berusaha menyembunyikan rasa takutnya karena baru saja mendapat nasehat dari ustadz Ali untuk tidak takut kepada siapapun hanya takut kepada Allah.

Hamdun segera masuk Musholla dan menyentuh punggung ustadz Ali sebagai isyarat ia bermakmum. Di luar dugaan, ustadz Ali yang punggungnya disentuh Hamdun kaget bukan kepalang dan segera lari terbirit-birit keluar yang secara otomatis membatalkan shalatnya. Ia beranggapan bahwa yang menyentuhnya adalah makhluk sejenis Jin.

Melihat ustadz Ali lari keluar, Hamdun yang sedari tadi memang dihinggapi rasa takut sontak langsung lari keluar mengikuti sang Ustadz sembari dalam hatinya bergumam, “Ternyata Ustadz juga takut hantu.”

 

Oleh: Kiai Abdul Hadi Afy, teman Ustadz Ali.

 

Related posts