Haji Darip dan Revolusi

Humaidi, Dosen Sejarah UNJ

Wislahcom | Referensi | : Muhammad Arif atau biasa dikenal dengan Haji Darip adalah seorang pejuang terkemuka dari Klender yang memimpin perlawanan laskar di front timur jakarta melawan pasukan Jepang dan Belanda.

Haji Darip dikenal sebagai jago atau ahli bela diri. Keahliannya dalam bela diri yang sangat mumpuni, membuatnya dihormati kawan dan disegani lawan. Ilmu silat yang dia miliki kini sudah diwariskan kepada anak-cucunya dan menjadi perguruan silat dengan namanya; Perguruan Silat Kong Haji Darip. Sehabis revolusi, ketika keamanan jakarta belum stabil, foto Haji Darip sering ditemukan ditoko-toko milik pedagang tionghoa. Foto Haji Darip cukup ampuh membuat para jagoan atau preman tidak berani memeras si empunya toko.

Foto Haji Darip

Selain sebagai jago, Haji Darip juga dikenal sebagai ulama dan mubaligh. Tak heran, karena ia pernah menimba ilmu agama di Mekah dan Madinah. Pria asli Betawi kelahiran 1886 itu, memulai perjuangan melalui dakwah dari satu mushala ke mushala lain di kawasan Klender. Bermodal ilmu yang dimiliki, tidak heran murid Haji Darip sangat banyak.


Dalam perjuangan kemerdekaan, Haji Darip memiliki peran yang cukup penting, tetapi banyak dilupakan. Tiga hari sebelum proklamasi dibacakan, Haji Darip didatangi oleh Sukarni yang secara khusus meminta dukungan Haji Darip dan bersiap-siap untuk mengamankan proklamasi kemerdekaan yang segera akan dilakukan. Sebagai tokoh lokal betawi, dukungan Haji Darip sangat dibutuhkan, karena ia memiliki pendukung loyal dan dapat diandalkan. Dan dukungan tersebut kemudian dipenuhi oleh Haji Darip dimasa-masa revolusi kemerdekaan.


Foto Lambang Perguruan Silat H. Darip

Ketika Sukarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, awalnya mereka akan ditempatkan di rumah yang berada di pinggir kali. Rumah yang jelek dan hanya memiliki tempat duduk di atas kursi papan. Haji Dariplah yang kemudian mencarikan rumah yang lebih layak, rumah seorang tionghoa. Bagaimanapun Haji Darip memiliki fikiran bahwa yang disiapkan adalah rumah bagi calon presiden atau pendiri bangsa, maka sepatutnya dicarikan rumah yang layak.

Setelah proklamasi dibacakan, peran Haji Darip dalam mengkoordinir dukungan terhadap republik semakin besar. Haji Darip mengadakan rapat akbar masyarakat Klender untuk mempertahankan proklamasi dan mendukung berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sukarno dan Hatta yang tidak diundang, akhirnya ikut datang dan berpidato. Bahkan saat naik mobil, kedua anak Haji Darip duduk dipangkuan Sukarno dan Hatta. Ini membuktikan kedekatan tokoh betawi tersebut dalam revolusi kemerdekaan.

Selanjutnya, sebagai pejuang, Haji Darip terlibat dalam pertempuran2 di Front Timur Jakarta. Dari perjuangan bersama ulama, Haji Darip mendirikan Barisan Pejuang Rakyat Indonesia (BPRI) ketika mulai bergerilya ke Cikarang-Purwakarta-Karawang. Tidak sulit mengumpulkan para pejuang muda untuk ikut berjuang bersamanya, mengingat figurnya yang kharismatik.

Pasukan ini terus berjuang melawan NICA Belanda yang masuk bersama tentara sekutu. Tiga tahun berjuang, Haji Darip tertangkap dan dipenjara di Rutan Grogol yang kini menjadi kawasan Harco. Haji Darip tertangkap karena adanya pengkhianatan. Dari dalam penjara, Haji Darip menulis surat kepada Sukarno agar ia dapat dibebaskan. Sayang, surat itu tidak pernah diterima Sukarno, karena hanya sampai sebagai titipan kepada Fatmawati. Pada bulan Juni 1950, sesudah Haji Darip bebas ia diundang bertemu Sukarno di Istana. Dan Haji Darip kemudian diajak Sukarno beristirahat di Istana Cipanas.

Selepas penyerahan kedaulatan, Haji Darip tidak melanjutkan karir sebagai militer. Ia hidup sebagai rakyat sipil biasa.

Demikianlah sepenggal narasi Haji Darip dari pojok panggung revolusi. Ia memang terhitung terlupakan dari lembar sejarah, tapi jelas, apa yang dilakukannya adalah sebuah narasi bahwa kaum betawi santri juga memiliki andil atas tegaknya kemerdekaan Indonesia.

Related posts